Pakar Internasional Ini Sebut Harga Minyak Bisa Capai USD75 Tahun Ini
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Permintaan dan pasokan di pasar dinilai membuat harga minyak dalam waktu satu tahun ini kemungkinan akan tetap berada dalam kisaran saat ini. Namun, harga minyak diyakini bisa mencapai USD75 per barel jika negara-negara di dunia pulih dari krisis Covid-19 .
"Jika kita benar-benar membuat seluruh dunia pulih, saya pikir masuk akal untuk berpikir bahwa minyak akan berada dalam kisaran USD60 hingga USD75 (per barel)," kata pakar perminyakan Dan Yergin seperti dilansir CNBC, Rabu (21/4/2021). "Itulah yang dikatakan pasar kepada kami saat AS mulai pulih, dan China telah pulih," tambah Wakil Ketua IHS Markit itu.
Minyak mentah berjangka Brent naik 1,33% pada Selasa (20/4) sore di Asia diperdagangkan pada USD67,94 per barel. Sementara minyak mentah berjangka AS naik 1,28% menjadi USD64,19.
Seorang pedagang bahkan menilai harga minyak berpotensi melonjak hingga USD100 per barel. Sementara perspektif Yergin adalah bahwa banyak pasokan masih offline, dan dapat memenuhi lonjakan permintaan seiring pemulihan ekonomi global.
"Masih ada surplus besar minyak yang harus dibawa kembali ke pasar," katanya. Dia mencatat bahwa OPEC dan sekutunya membantu menaikkan harga dengan memangkas produksi hampir 10 juta barel per hari.
"Akan ada tekanan yang mengimbangi, dan lebih banyak pasokan akan masuk dan kami akan mulai melihat AS kembali berproduksi," katanya.
Tetapi Yergin mengakui bahwa sulit untuk memprediksi di mana harga akan berada, dan mengatakan tergantung pada pemulihan Eropa. "AS sedang menuju pemulihan ekonomi saat ini, China memiliki pemulihan yang sangat kuat dan itu akan mendorong permintaan," ujarnya. Ketidakpastian terbesar, lanjut dia, sekarang bergantung di Eropa dan kapan Benua Biru itu akan bisa keluar pandemi dan mulai tumbuh kembali.
Peluncuran vaksin Covid-19 di Eropa terbilang berjalan lambat, dan masih tetap banyak pembatasan yang diberlakukan. Selain itu, munculnya varian yang lebih menular telah mendorong jumlah kematian terkait Covid-19 di benua itu melebihi 1 juta.
Lihat Juga: Bos Bank Sentral Warning, Perang Iran-Israel Bisa Mengulang Guncangan Energi Era 1970-an
"Jika kita benar-benar membuat seluruh dunia pulih, saya pikir masuk akal untuk berpikir bahwa minyak akan berada dalam kisaran USD60 hingga USD75 (per barel)," kata pakar perminyakan Dan Yergin seperti dilansir CNBC, Rabu (21/4/2021). "Itulah yang dikatakan pasar kepada kami saat AS mulai pulih, dan China telah pulih," tambah Wakil Ketua IHS Markit itu.
Minyak mentah berjangka Brent naik 1,33% pada Selasa (20/4) sore di Asia diperdagangkan pada USD67,94 per barel. Sementara minyak mentah berjangka AS naik 1,28% menjadi USD64,19.
Seorang pedagang bahkan menilai harga minyak berpotensi melonjak hingga USD100 per barel. Sementara perspektif Yergin adalah bahwa banyak pasokan masih offline, dan dapat memenuhi lonjakan permintaan seiring pemulihan ekonomi global.
"Masih ada surplus besar minyak yang harus dibawa kembali ke pasar," katanya. Dia mencatat bahwa OPEC dan sekutunya membantu menaikkan harga dengan memangkas produksi hampir 10 juta barel per hari.
"Akan ada tekanan yang mengimbangi, dan lebih banyak pasokan akan masuk dan kami akan mulai melihat AS kembali berproduksi," katanya.
Baca Juga
Tetapi Yergin mengakui bahwa sulit untuk memprediksi di mana harga akan berada, dan mengatakan tergantung pada pemulihan Eropa. "AS sedang menuju pemulihan ekonomi saat ini, China memiliki pemulihan yang sangat kuat dan itu akan mendorong permintaan," ujarnya. Ketidakpastian terbesar, lanjut dia, sekarang bergantung di Eropa dan kapan Benua Biru itu akan bisa keluar pandemi dan mulai tumbuh kembali.
Peluncuran vaksin Covid-19 di Eropa terbilang berjalan lambat, dan masih tetap banyak pembatasan yang diberlakukan. Selain itu, munculnya varian yang lebih menular telah mendorong jumlah kematian terkait Covid-19 di benua itu melebihi 1 juta.
Lihat Juga: Bos Bank Sentral Warning, Perang Iran-Israel Bisa Mengulang Guncangan Energi Era 1970-an
(fai)