Subsidi Ongkos Kirim E-Commerce Gairahkan Daya Beli

Selasa, 27 April 2021 - 06:13 WIB
loading...
A A A
Yolanda menambahkan, pihaknya juga menghadirkan penambahan fitur dan layanan yang akan membantu pelanggan untuk lebih menikmati perayaan bulan Ramadan dan juga hari Lebaran.
Adapun Senior Public Relations Shopee Sarah Christina menyatakan, pihaknya belum mau berkomentar banyak ihwal rencana pemerintah memberikan stimulus berupa subsidi ongkir Rp 500 miliar kepada para e-commerce hingga dampaknya baik bagi e-commerce atau UMKM atau konsumen.

"Untuk pertanyaan terkait isu ini, mohon maaf kami belum bisa berkomentar terkait kebijakan tersebut ya," ujar Sarah saat dihubungi KORAN SINDO di Jakarta, Senin (26/4/2021).

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah akan menggelar Hari Belanja Nasional (Harbolnas) Ramadan selama lima hari. Pelaksanaanya, mulai dari H-10 sampai H-5 lebaran.

“Pemerintah menyiapkan anggaran Rp500 miliar dalam bentuk subsidi ongkos kirim (ongkir). Produk yang diutamakan adalah produk-produk dalam negeri,” ujarnya melalui akun twitter @airlangga_hrt pada 15 April lalu. Apa yang disampaikan Airlangga pada akun media sosial tersebut memperkuat pernyataan sebelumnya setelah dia mengikuti rapat terbatas di Instana Negara 7 April silam.

Ketua Umum Partai Golkar itu menerangkan, pemerintah akan bekerja sama dengan asosiasi, platform digital, UMKM, produsen lokal, serta logistik untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.

“Semoga di bulan Ramadan ini terjadi peningkatan konsumsi guna mendukung pemulihan ekonomi masyarakat, khususnya pelaku UMKM dan produsen lokal,” ucapnya.

Belanja Online Meningkat
Tren belanja melalui platform online di Tanah Air memang cenderung mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Terlebih di masa pandemi, di mana masyarakat menghindari kontak fisik, belanja melalui internet kerap menjadi pilihan.

Mengutip data Bank Indonesia (BI), transaksi e-commerce pada 2020 mencapai Rp253 triliun. Angka itu naik lebih dari Rp40 triliun dari tahun sebelumnya. Bahkan, dua kali lipat lebih dari tahun 2019 yang mencatatkan transaksi sekitar Rp110 triliun. Tahun ini, BI memprediksi total transaksi e-commerce bisa mencapai Rp337 triliun.

Ekonom dari Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, sejak tahun lalu memang ada peningkatan transaksi secara online. Namun, dia juga mengakui platform e-commerce yang sedang menggeliat ini memiliki dua sisi seperti mata pisau, karena dimiliki oleh investor asing.

Bahkan, barang-barang yang dijual di toko-toko online banyak yang didatangkan dari luar negeri sehingga dikhawatirkan membuat UMKM lokal tidak kebagian kue yang banyak dari stimulus yang digelontorkan pemerintah.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1321 seconds (0.1#10.140)