Hore! Simulasi OJK Tunjukkan Kabar Positif Kondisi Perbankan

Minggu, 02 Mei 2021 - 16:00 WIB
loading...
Hore! Simulasi OJK Tunjukkan...
Hasil stress test OJK menunjukkan stabilitas industri perbankan nasional masih terjaga. Foto/Ilustrasi
A A A
BOGOR - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan stabilitas industri perbankan di tengah tekanan akibat pandemi covid19 yang masih mengancam. Hal itu tampak dari stress test ketahanan perbankan yang secara intensif dilakukan OJK.

Berdasarkan hasil stress test per Maret 2021, disimpulkan hanya 7-12% nasabah restrukturisasi yang akan bermasalah. Hal itu diperkirakan akan berdampak menurunkan modal perbankan sekitar 1-2%.



"Jadi hingga kemarin hasil tes menunjukkan turun modal bank relatif kecil. Jadi masih relatif kuat," jelasnya," ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK Anung Herlianto di Bogor, Minggu (1/5/2021).

Sementara itu nilai restrukturisasi kredit bank akibat pandemi yang tercatat sudah hampir Rp1.000 triliun. Namun OJK terus mengeluarkan berbagai kebijakan restrukturisasi lanjutan dan juga kebijakan stimulus yang dikeluarkan Pemerintah dan BI. Hasilnya sejauh ini menunjukkan tren sektor usaha sudah mulai membaik. Dengan demikian diyakini dampaknya terhadap perbankan akan berkurang.

"Hasil stress test yang dilakukan OJK bukti dampaknya tidak akan signifikan terhadap permodalan atau CAR perbankan. Jadi kebijakan restrukturisasi tidak berdampak signifikan terhadap perbankan dan malah berhasil menjaga sektor usaha bertahan serta mulai bangkit lagi," jelasnya.

Data OJK menunjukkan Per 8 Maret 2021, total outstanding restrukturisasi kredit dari 101 bank hampir mencapai Rp1.000 triliun tepatnya Rp999,7 triliun. Sementara 80-90% atau 6,17 juta yang mengajukan restrukturisasi adalah debitur UMKM.

Meskipun pertumbuhan aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) maupun kredit bank memang melandai ketika pandemi. Bahkan hingga Maret 2021 masih -2,14%. Hal itu kata Anung, perbankan makin selektif dalam penyaluran kredit di tengah persepsi tinggi risiko kredit seiring dampak Covid-19.

Pemicunya jelas datang sektor kesehatan. Kebijakan apapun dilakukan tidak akan berdampak jika masalah kesehatan Covid-19 ini belum tertangani lebih dulu. Namun itu bukan berarti kredit tak berjalan. Anung merinci, di Januari 2021 saja fresh loan atau pinjaman baru yang disalurkan sebanyak Rp95 triliun, Februari 2021 sebanyak Rp114 triliun, dan Maret 2021 sebesar Rp140 triliun.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2159 seconds (0.1#10.140)