China dan Korsel Jadi Bahan Contekan RI Soal Wisata Halal, Kok Bisa?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin ingin mencontoh China dan Korea Selatan (Korsel) dalam pengembangan wisata halal . Dimana Ia menceritakan, bahwa Kota Beijing di China telah menerapkan konsep wisata halal ini.
Akibat pengembangan dan menerapkan konsep wisata halal, beberapa wisatawan muslim pun nyaman ketika berkunjung ke sana. Salah satu contohnya adalah wisatawan dari Mayalsia, Brunei hingga Singapura nyaman ketika berkunjung ke Beijing
"Saya pernah ke Beijing. Di Beijing itu ada restoran halal, ada tempat salat. Layanannya itu dari (pemerintah kota) Beijing, sehingga banyak saya lihat (wisatawan) dari Malaysia, Brunei, Singapura, dan dari beberapa negara lain itu banjir ke sana dan mereka nyaman," ujar Wapres Ma'ruf Amin dalam keterangannya, Kamis (6/5/2021).
Salah satu contoh lainnya adalah objek wisata Nami Island di Korea Selatan. Di objek wisata Nami Island itu memiliki restoran yang menjual produk-produk halal hingga tersedia juga mushola untuk tempat wisatawan muslim beribadah.
"Bahkan saya pernah ke Korea Selatan, di sana itu ada Nami Island, di situ ada restoran halal, ada mushola, padahal itu tempat orang datang dari seluruh dunia. Nah itu artinya mereka memang menyiapkan layanan halal seperti itu," ungkap Wapres.
Oleh sebab itu, Wapres menegaskan bahwa penyediaan layanan syariah adalah konsep yang dipakai untuk mewujudkan wisata halal. Bukan berarti objek wisatanya yang harus disyariatkan. "Nah, ini yang memang kita kembangkan di daerah-daerah itu," tegasnya.
Sebagai contoh, kata Wapres, di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini sudah mulai ada pendidikan pariwisata bagi santri melalui balai latihan kerja (BLK) di pesantren-pesantren yang salah satu tujuannya untuk mencetak para pemandu wisata halal.
"Santri dididik untuk bagaimana dia menjadi pemandu wisata. Nah, ini dalam rangka mengembangkan wisata halal," jelasnya.
Akibat pengembangan dan menerapkan konsep wisata halal, beberapa wisatawan muslim pun nyaman ketika berkunjung ke sana. Salah satu contohnya adalah wisatawan dari Mayalsia, Brunei hingga Singapura nyaman ketika berkunjung ke Beijing
"Saya pernah ke Beijing. Di Beijing itu ada restoran halal, ada tempat salat. Layanannya itu dari (pemerintah kota) Beijing, sehingga banyak saya lihat (wisatawan) dari Malaysia, Brunei, Singapura, dan dari beberapa negara lain itu banjir ke sana dan mereka nyaman," ujar Wapres Ma'ruf Amin dalam keterangannya, Kamis (6/5/2021).
Salah satu contoh lainnya adalah objek wisata Nami Island di Korea Selatan. Di objek wisata Nami Island itu memiliki restoran yang menjual produk-produk halal hingga tersedia juga mushola untuk tempat wisatawan muslim beribadah.
"Bahkan saya pernah ke Korea Selatan, di sana itu ada Nami Island, di situ ada restoran halal, ada mushola, padahal itu tempat orang datang dari seluruh dunia. Nah itu artinya mereka memang menyiapkan layanan halal seperti itu," ungkap Wapres.
Oleh sebab itu, Wapres menegaskan bahwa penyediaan layanan syariah adalah konsep yang dipakai untuk mewujudkan wisata halal. Bukan berarti objek wisatanya yang harus disyariatkan. "Nah, ini yang memang kita kembangkan di daerah-daerah itu," tegasnya.
Sebagai contoh, kata Wapres, di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini sudah mulai ada pendidikan pariwisata bagi santri melalui balai latihan kerja (BLK) di pesantren-pesantren yang salah satu tujuannya untuk mencetak para pemandu wisata halal.
"Santri dididik untuk bagaimana dia menjadi pemandu wisata. Nah, ini dalam rangka mengembangkan wisata halal," jelasnya.
(akr)