Trawlbens Tawarkan Solusi Pengiriman Semurah China
loading...
A
A
A
JAKARTA - RedSeer, perusahaan konsultan bisnis, merilis data bahwa pertumbuhan bisnis jasa logistik selama pandemi Covid-19 pada 2020 lalu mencapai 100 %. Bahkan, pertumbuhannya mencapai puncak tertinggi pada September 2020, sebesar hampir 400%.
Pola pembelian masyarakat selama menjalani pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang mengalami perubahan dari belanja offline ke metode belanja online, juga menjadi pendorong pertumbuhan itu. Angka itu sejalan dengan pertumbuhan penggunaan layanan e-commerce dan marketplace yang meningkat 69% selama masa pandemi.
Baca juga:308 Saham yang Melempem Bikin IHSG Ambrol Sebesar 41 Poin
Sayangnya, menurut Founder dan CEO Trawlbens Beni Syarifudin, lonjakan pertumbuhan yang tinggi itu disertai dengan tarif yang mahal. Saat ini biaya logistik di Indonesia, terutama kabupaten atau daerah tingkat dua masih terlalu mahal. Hal ini, tambah Beni, mengakibatkan para pelaku UMKM di berbagai daerah sulit bersaing.
Simak saja perbandingan ini. Ongkos pengiriman barang dari Cina ke Indonesia cuma Rp9.000/kg. Tapi, ongkos kirim dari Jakarta ke Makassar bisa mencapai Rp30 ribu/kg. Bahkan, dari Jakarta ke Manado bisa mencapai Rp60 ribu/kg.
"Ini kan aneh. Bagaimana mungkin UMKM bisa bersaing dan berkembang dengan ongkos kirim yang begitu mahal?” kata Beni.
Tanpa perbaikan biaya logistik yang signifikan, UMKM yang menjadi penopang ekonomi nasional tidak mungkin tumbuh dan pulih dari krisis ekonomi sebagai dampak pandemi covid-19. Karena itulah TrawlBens hadir, memberikan layanan dan harga yang benar-benar murah.
Tujuannya, agar masyarakat dan pelaku UMKM bisa bersaing, berkembang maju dan kemudian mampu menciptakan ribuan lapangan kerja.
Trawlbens merupakan start up kargo pertama di Indonesia yang menghadirkan layanan pengiriman berbasis teknologi digital paling lengkap ke seluruh Indonesia. Aplikasi baru dari perusahaan ini merupakan layanan logistik di Indonesia yang terlengkap dan mengutamakan tarif paling murah.
“Sudah saatnya sektor logistik di Indonesia memulai revolusi layanan berbasis teknologi. Tren digitalisasi menjadi keniscayaan yang tidak bisa dihindari,” ujar Beni.
Pola pembelian masyarakat selama menjalani pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang mengalami perubahan dari belanja offline ke metode belanja online, juga menjadi pendorong pertumbuhan itu. Angka itu sejalan dengan pertumbuhan penggunaan layanan e-commerce dan marketplace yang meningkat 69% selama masa pandemi.
Baca juga:308 Saham yang Melempem Bikin IHSG Ambrol Sebesar 41 Poin
Sayangnya, menurut Founder dan CEO Trawlbens Beni Syarifudin, lonjakan pertumbuhan yang tinggi itu disertai dengan tarif yang mahal. Saat ini biaya logistik di Indonesia, terutama kabupaten atau daerah tingkat dua masih terlalu mahal. Hal ini, tambah Beni, mengakibatkan para pelaku UMKM di berbagai daerah sulit bersaing.
Simak saja perbandingan ini. Ongkos pengiriman barang dari Cina ke Indonesia cuma Rp9.000/kg. Tapi, ongkos kirim dari Jakarta ke Makassar bisa mencapai Rp30 ribu/kg. Bahkan, dari Jakarta ke Manado bisa mencapai Rp60 ribu/kg.
"Ini kan aneh. Bagaimana mungkin UMKM bisa bersaing dan berkembang dengan ongkos kirim yang begitu mahal?” kata Beni.
Tanpa perbaikan biaya logistik yang signifikan, UMKM yang menjadi penopang ekonomi nasional tidak mungkin tumbuh dan pulih dari krisis ekonomi sebagai dampak pandemi covid-19. Karena itulah TrawlBens hadir, memberikan layanan dan harga yang benar-benar murah.
Tujuannya, agar masyarakat dan pelaku UMKM bisa bersaing, berkembang maju dan kemudian mampu menciptakan ribuan lapangan kerja.
Trawlbens merupakan start up kargo pertama di Indonesia yang menghadirkan layanan pengiriman berbasis teknologi digital paling lengkap ke seluruh Indonesia. Aplikasi baru dari perusahaan ini merupakan layanan logistik di Indonesia yang terlengkap dan mengutamakan tarif paling murah.
“Sudah saatnya sektor logistik di Indonesia memulai revolusi layanan berbasis teknologi. Tren digitalisasi menjadi keniscayaan yang tidak bisa dihindari,” ujar Beni.