Gara-Gara Corona, Investasi PLN di DKI Jakarta Turun Rp1 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (PLN Disjaya) mengevaluasi rencana investasi tahun ini karena terdampak pandemi Covid-19. Berdasarkan laporan PLN Disjaya investasi tahun ini di wilayah DKI Jakarta turun dari rencana semula sebesar Rp3,5 menjadi Rp2,5 triliun.
"Investasi kita turun sekitar Rp1 triliun, dari Rp3,5 triliun menjadi Rp2,5 triliun," ujar General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Doddy B. Pangaribuan saat konferensi pers virtual, di Jakarta, Jumat (22/5/2020).
Menurut dia, investasi tersebut turun karena sejumlah sektor bisnis, industri dan pelanggan rumah tangga yang menunda pemasangan sambungan listrik akibat kebijakan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Disamping itu, penyesuaian investasi tersebut lantaran perusahaan juga melakukan efisiensi di tengah pandemi Covid-19. Namun demikian, pihaknya tetap menjaga mutu keandalan listrik bagi pelanggan. (Baca Juga : PLN Pastikan Tidak Ada Pemadaman Listrik di Jakarta saat Lebaran )
"Tadinya memang ada pelanggan yang meminta sambungan listrik, tapi karena Covid-19 mereka melakukan jadwal ulang, sehingga kita sesuaikan investasinya khususnya untuk pelayanan sambungan baru maupun tambah daya," kata dia.
Dia menyampaikan bahwa konsumsi listrik bagi pelanggan bisnis dan industri di DKI Jakarta mengalami penurunan. Adapun pelanggan bisnis sebagai penyumbang penjualan listrik terbesar PLN di DKI Jakarta anjlok hingga 40% dihitung sejak medio Maret-Mei 2020. Selain itu, konsumsi listrik di sektor industri juga mengalami penurunan mencapai 28,2%.
"Tapi kondisi justru berbeda bagi pelanggan rumah tangga. Selama PSBB, konsumsi listrik rumah tangga naik sekitar 6% karena masyarakat berkegiatan dirumah baik itu bekerja maupun belajar," kata dia.
"Investasi kita turun sekitar Rp1 triliun, dari Rp3,5 triliun menjadi Rp2,5 triliun," ujar General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Doddy B. Pangaribuan saat konferensi pers virtual, di Jakarta, Jumat (22/5/2020).
Menurut dia, investasi tersebut turun karena sejumlah sektor bisnis, industri dan pelanggan rumah tangga yang menunda pemasangan sambungan listrik akibat kebijakan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Disamping itu, penyesuaian investasi tersebut lantaran perusahaan juga melakukan efisiensi di tengah pandemi Covid-19. Namun demikian, pihaknya tetap menjaga mutu keandalan listrik bagi pelanggan. (Baca Juga : PLN Pastikan Tidak Ada Pemadaman Listrik di Jakarta saat Lebaran )
"Tadinya memang ada pelanggan yang meminta sambungan listrik, tapi karena Covid-19 mereka melakukan jadwal ulang, sehingga kita sesuaikan investasinya khususnya untuk pelayanan sambungan baru maupun tambah daya," kata dia.
Dia menyampaikan bahwa konsumsi listrik bagi pelanggan bisnis dan industri di DKI Jakarta mengalami penurunan. Adapun pelanggan bisnis sebagai penyumbang penjualan listrik terbesar PLN di DKI Jakarta anjlok hingga 40% dihitung sejak medio Maret-Mei 2020. Selain itu, konsumsi listrik di sektor industri juga mengalami penurunan mencapai 28,2%.
"Tapi kondisi justru berbeda bagi pelanggan rumah tangga. Selama PSBB, konsumsi listrik rumah tangga naik sekitar 6% karena masyarakat berkegiatan dirumah baik itu bekerja maupun belajar," kata dia.
(ind)