Industri Kendaraan Listrik Mulai 'Digas' pada Juli 2021

Kamis, 24 Juni 2021 - 13:48 WIB
loading...
Industri Kendaraan Listrik Mulai Digas pada Juli 2021
Foto/ilustrasi
A A A
JAKARTA - Peletakan batu pertama (groundbreaking) industri baterai kendaraan listrik atau EV battery akan dilakukan pemerintah pada akhir Juli 2021 mendatang. Awal pembangunan tersebut usai dilakukannya penandatangan pabrik baterai sel (cell battery).

Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut, pada Juni 2021 penandatanganan cell battery dengan mitra kerja akan dilakukan. Usai kesepakatan itu, proses groundbreaking pun dijalankan.

Kemitraan yang dimaksud bersama dengan perusahaan electric vehicle asal Korea Selatan, LG Energy Solution Ltd (LG), dan Contemporary Amperex Technology (CATL) asal China.

Baca juga:Raja Yordania Abdullah Jadi Pemimpin Arab Pertama yang Kunjungi AS Bulan Depan

"Saya di bulan ini akan menandatangani perjanjian untuk memulai baterai cell-nya yang insya Allah groundbreaking pertama di akhir Juli atau awal Agustus," ujar Bahlil, Kamis (24/6/2021).

Dalam menjalankan bisnisnya, Battery Corporation (IBC)/Indonesia Battery Holding (IBH) ditunjuk pemerintah sebagai pihak pengelolaan industri kendaraan listrik. IBC adalah konsorsium empat BUMN sektor pertambangan dan energi.

Keempat perusahaan pelat merah itu adalah Holding Industri Pertambangan (MIND ID) atau Inalum, PT Antam Tbk, PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero), dengan komposisi saham sebesar masing-masing 25%.

Bahlil menyebut, untuk proses awal, IBH akan fokus di hilir terlebih dahulu, baru kemudian di sisi hulu. Ini agar mencegah bahan baku tidak diekspor menjadi bahan setengah jadi. Dengan begitu, electric vehicle milik Indonesia ini akan beroperasi pada 2023 mendatang.

Baca juga:Ricuh di Flyover Pondok Kopi, Kendaraan Petugas Dimasukkan ke Sungai

"Insya Allah berproses dan berproduksi di tahun 2023 akhir untuk tahan pertama 10 giga," kata dia.

Bahlil meyakini, keberadaan proyek strategis nasional (PSN) itu akan mendorong transformasi ekonomi dalam negeri. Bahkan, akan memberikan jawaban bahwa Indonesia mampu memberikan kontribusi kepada dunia untuk baterai mobil listrik.

"Sekalipun sekarang kita sedang digugat terkait pelarangan ekspor nikel kita. Mendag sekarang sedang melakukan pembahasan. Nah kalau kita mau membangun industri baterai mobil, maka kita harus berikan insentif yang cukup. Baik itu tax holiday, maupun impor mesin yang masuk ke Indonesia," tuturnya.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1447 seconds (0.1#10.140)