Kementan Siap Gelar Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekitar satu juta petani dan penyuluh dari seluruh Indonesia akan dilibatkan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam pelatihan daring (online) yang berlangsung masif pada 12-14 Juli 2021. Tujuannya, menyiapkan SDM pertanian yang berkompeten menghadapi tantangan dan perubahan cepat pada era industri 4.0.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo terus berupaya meningkatkan kompetensi dan kapasitas SDM pertanian melalui pelatihan yang terstruktur, sistematis dan masif, karena perkembangan pertanian sangat dinamis. SDM pertanian adalah penentu peningkatan produktivitas, kontribusinya 50%. Sementara inovasi teknologi dan regulasi masing-masing 25%.
(Baca juga:KSP Moeldoko Akui Kemampuan AWR Kementan Jangkau Kecamatan)
“SDM pertanian berkualitas, prioritas Kementan karena target produktivitas harus tinggi. Tujuannya, mendukung ketahanan pangan nasional maka pelatihan petani dan penyuluh menjadi fokus karena pertanian sangat dinamis,” kata Mentan Syahrul.
Dia mengimbau para petani dan penyuluh bergabung dalam pelatihan pada 12-14 Juli mendatang, sehingga seluruh program pertanian akan terakselerasi dengan baik dan hasilnya maksimal bagi kesejahteraan petani.
(Baca juga:Tangkal Pandemi, Kementan Perkuat Pelatihan Pertanian via Daring)
“Selain SDM pertanian berkualitas, jumlah mereka harus diperbanyak. Tujuannya, akselerasi pencapaian target berbasis standarisasi tinggi. Dengan begitu, kuota ekspor pertanian akan terus naik,” kata Mentan Syahrul.
Sebagaimana dijadwalkan, pelatihan sejuta petani dan penyuluh pada 12-14 Juli 2021. Registrasi dimulai H-5 hingga H-1 dari jadwal di atas melalui aplikasi registrasi pelatihan online (daring) dengan alamat dibedakan menurut kategori petani dan penyuluh.
(Baca juga:Banyak Dampak Negatif, Kementan Usul Wacana Revisi PP 109 Dipertimbangkan Lagi)
Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh mematok target 1,5 juta peserta dengan komposisi 1.460.197 petani dan 39.803 penyuluh. Mengacu komposisi tersebut, setiap penyuluh akan mengikutsertakan dua kelompok tani (Poktan) beranggotakan 40 hingga 50 orang per Poktan.
Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) memastikan Kementan tetap berkomitmen meningkatkan kompetensi SDM pertanian. “Pertanian posisinya penting bagi ketahanan pangan. Secara bisnis, pertanian juga sangat kompetitif dan tidak terpengaruh pandemi Covid-19,” kata Dedi Nursyamsi.
(Baca juga:Mau Potong Kurban di Saat Pandemi? Nih Aturan dari Kementan)
Menurutnya, pelatihan akan berlangsung terstruktur, sistematis dan masif secara tatap muka (offline) dengan penerapan ketat Protokol Kesehatan (Prokes) dan virtual (online). Khusus offline, zonasi implementasi akan dibagi pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPPSDMP.
Pelatihan online dilaksanakan melalui Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di tingkat kecamatan di bawah kendali Kostrada di tingkat kabupaten/kota dan Kostrawil di tingkat provinsi.
“Konsep pelatihan akan padat karena secara online dan offline. Untuk offline, tentu menyesuaikan situasi pandemi Covid-19, dengan implementasi Prokes ketat,” kata Dedi.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo terus berupaya meningkatkan kompetensi dan kapasitas SDM pertanian melalui pelatihan yang terstruktur, sistematis dan masif, karena perkembangan pertanian sangat dinamis. SDM pertanian adalah penentu peningkatan produktivitas, kontribusinya 50%. Sementara inovasi teknologi dan regulasi masing-masing 25%.
(Baca juga:KSP Moeldoko Akui Kemampuan AWR Kementan Jangkau Kecamatan)
“SDM pertanian berkualitas, prioritas Kementan karena target produktivitas harus tinggi. Tujuannya, mendukung ketahanan pangan nasional maka pelatihan petani dan penyuluh menjadi fokus karena pertanian sangat dinamis,” kata Mentan Syahrul.
Dia mengimbau para petani dan penyuluh bergabung dalam pelatihan pada 12-14 Juli mendatang, sehingga seluruh program pertanian akan terakselerasi dengan baik dan hasilnya maksimal bagi kesejahteraan petani.
(Baca juga:Tangkal Pandemi, Kementan Perkuat Pelatihan Pertanian via Daring)
“Selain SDM pertanian berkualitas, jumlah mereka harus diperbanyak. Tujuannya, akselerasi pencapaian target berbasis standarisasi tinggi. Dengan begitu, kuota ekspor pertanian akan terus naik,” kata Mentan Syahrul.
Sebagaimana dijadwalkan, pelatihan sejuta petani dan penyuluh pada 12-14 Juli 2021. Registrasi dimulai H-5 hingga H-1 dari jadwal di atas melalui aplikasi registrasi pelatihan online (daring) dengan alamat dibedakan menurut kategori petani dan penyuluh.
(Baca juga:Banyak Dampak Negatif, Kementan Usul Wacana Revisi PP 109 Dipertimbangkan Lagi)
Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh mematok target 1,5 juta peserta dengan komposisi 1.460.197 petani dan 39.803 penyuluh. Mengacu komposisi tersebut, setiap penyuluh akan mengikutsertakan dua kelompok tani (Poktan) beranggotakan 40 hingga 50 orang per Poktan.
Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) memastikan Kementan tetap berkomitmen meningkatkan kompetensi SDM pertanian. “Pertanian posisinya penting bagi ketahanan pangan. Secara bisnis, pertanian juga sangat kompetitif dan tidak terpengaruh pandemi Covid-19,” kata Dedi Nursyamsi.
(Baca juga:Mau Potong Kurban di Saat Pandemi? Nih Aturan dari Kementan)
Menurutnya, pelatihan akan berlangsung terstruktur, sistematis dan masif secara tatap muka (offline) dengan penerapan ketat Protokol Kesehatan (Prokes) dan virtual (online). Khusus offline, zonasi implementasi akan dibagi pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPPSDMP.
Pelatihan online dilaksanakan melalui Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di tingkat kecamatan di bawah kendali Kostrada di tingkat kabupaten/kota dan Kostrawil di tingkat provinsi.
“Konsep pelatihan akan padat karena secara online dan offline. Untuk offline, tentu menyesuaikan situasi pandemi Covid-19, dengan implementasi Prokes ketat,” kata Dedi.
(dar)