Erick Thohir: Industri Petrokimia RI Tidak Berkembang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan industri petrokimia di Tanah Air tidak berkembang masih kalah bersaing dengan negara lain. Padahal pemanfaatan bahan baku yang dihasilkan dari kilang tersebut menghasilkan turunan petrokimia yang bisa digunakan di sektor farmasi seperti obat-obatan.
"Petrochemical kita sendiri masih kalah saing dengan banyak negara. Padahal petrochemical ini turunannya sangat luar biasa, baik yang namanya obat-obatan yang selama ini kita dibilang 90 persen impor bahan bakunya, itu turunan petrokimia salah satunya," ujar Menteri BUMN Erick Thohir, Kamis (29/7/2021).
Dia pun berharap sejumlah pihak tetap mendukung pemerintah untuk mendorong kinerja industri petrokimia. Sebab itu, pihaknya terus mendorong membangun industri Petrokimia. Dalam rencana strategis (renstra) Kementerian Perindustrian 2020-2024, salah satu prioritasnya adalah pengembangan daya saing industri petrokimia.
Langkah sinergi antar perusahaan lokal pun didorong. Pemerintah mendukung kerja sama antara PT Pertamina (Persero), melalui anak perusahaan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Keduanya telah menandatangani head of agreement (HoA), bersepakat kerja sama mengembangkan industri petrokimia di Indonesia, sehingga dapat menekan impor.
Nota kesepakatan itu diteken oleh Direktur Utama dari PT KPI Ignatius Tallulembang dan Presiden Direktur Chandra Asri Petrochemicial Erwin Ciputra, pada Selasa 25 Agustus 2020 lalu. Dirut Pertamina Nicke Widyawati berharap, ke dua perusahaan dapat bekerja bersama menambal defisit kebutuhan petrokimia di dalam negeri. Selain itu, tambahnya, keduanya juga dapat mengambil peluang dalam bisnis hilir petrokimia dalam negeri."Hal ini sesuai arahan Presiden guna mendorong pembangunan pabrik yang menghasilkan import substitution," tutur Nicke.
"Petrochemical kita sendiri masih kalah saing dengan banyak negara. Padahal petrochemical ini turunannya sangat luar biasa, baik yang namanya obat-obatan yang selama ini kita dibilang 90 persen impor bahan bakunya, itu turunan petrokimia salah satunya," ujar Menteri BUMN Erick Thohir, Kamis (29/7/2021).
Dia pun berharap sejumlah pihak tetap mendukung pemerintah untuk mendorong kinerja industri petrokimia. Sebab itu, pihaknya terus mendorong membangun industri Petrokimia. Dalam rencana strategis (renstra) Kementerian Perindustrian 2020-2024, salah satu prioritasnya adalah pengembangan daya saing industri petrokimia.
Langkah sinergi antar perusahaan lokal pun didorong. Pemerintah mendukung kerja sama antara PT Pertamina (Persero), melalui anak perusahaan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Keduanya telah menandatangani head of agreement (HoA), bersepakat kerja sama mengembangkan industri petrokimia di Indonesia, sehingga dapat menekan impor.
Nota kesepakatan itu diteken oleh Direktur Utama dari PT KPI Ignatius Tallulembang dan Presiden Direktur Chandra Asri Petrochemicial Erwin Ciputra, pada Selasa 25 Agustus 2020 lalu. Dirut Pertamina Nicke Widyawati berharap, ke dua perusahaan dapat bekerja bersama menambal defisit kebutuhan petrokimia di dalam negeri. Selain itu, tambahnya, keduanya juga dapat mengambil peluang dalam bisnis hilir petrokimia dalam negeri."Hal ini sesuai arahan Presiden guna mendorong pembangunan pabrik yang menghasilkan import substitution," tutur Nicke.
(nng)