Pandemi Hantam Semua Bisnis, Tapi Tidak Bagi Sreeya Indonesia

Senin, 16 Agustus 2021 - 20:05 WIB
loading...
Pandemi Hantam Semua...
PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk. mencatatkan kinerja positif saat pandemi, berikut jajaran direksinya: Tommy Wattimena Widjaja (direktur utama), Sri Sumiyarsi (direktur), Dicky Saelan (Managing Director Foods), Antonius Noviadi (direktur). Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 berkepanjangan membuat banyak perusahaan rugi, bahkan tidak sedikit yang gulung tikar akibat dari pandemi ini. Akan tetapi, tidak demikian dengan PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk.

Perusahaan yang bergerak dalam produksi pakan , ayam pedaging dan makanan olahan ini, tetap mencatat pertumbuhan positif meski terjadi pandemi.



Direktur Utama PT Sreeya Sewu Indonesia, Tommy Wattimena Widjaja menyampaikan. bahwa perseroan menutup tahun 2020 dengan tingkat profitabilitas yang positif. Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 28,27 miliar selama 2020.

“Penjualan bersih sebesar Rp 4,34 triliun atau meningkat 7,21 persen dibandingkan penjualan bersih tahun 2019 sebesar Rp 4,05 triliun,” ujar Tommy usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jakarta, Senin (16/8/2021).

Sementara untuk tahun 2021, dia menjelaskan pada kuartal pertama 2021, terjadi peningkatan penjualan bersih mencapai Rp1,28 triliun. Angka tersebut meningkat 13,32 persen dibandingkan kuartal pertama tahun 2020 sebesar Rp1,13 triliun.

Namun laba perusahaan sedikit terjadi penurunan pada kuartal pertama 2021 yang hanya mencapai Rp34,68 Miliar. Angka ini turun sebesar Rp24,77 Miliar bila dibandingkan kuartal pertama tahun 2020 sebesar Rp59,45 Miliar.

Kendati terjadi penurunan, dari sisi operasional, perusahaan berhasil meningkatkan kapasitas produksi pakan ternak dan makanan olahan. Ditanya target kinerja 2021, Tommy menyebut tahun 2021 ini masih pandemi sehingga situasinya masih tidak pasti. Namun dia optimistis kinerja PT Sreeya masih akan positif seperti tahun 2020.

"Saya confidence akan growing double digit sampai akhir tahun. Ada faktor eksternal yang jadi tantangan, misalnya harga jagung belum membaik, harga kedelai masih tinggi, demand masih rendah sehingga profitability akan terdampak. Tapi, di dalam perusahaan kami sangat solid dan kuat. Jadi bisa double growing dan bisa continue pertumbuhannya," kata Tommy.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa sejak Covid-19 masuk Indonesia pada Maret 2020, terjadi penurunan aktivitas ekonomi secara nasional, termasuk yang dialami Sreeya. Hal itu akibat penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dikeluarkan pemerintah.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1366 seconds (0.1#10.140)