Jejak Bambang Brodjo, Mantan Menteri yang Jabat Komisaris 6 Perusahaan Sekaligus
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah mantan menteri dan wakil menteri di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) , baik di periode pertama ataupun kedua menjabat sebagai komisaris di beberapa perusahaan. Salah satunya yakni Bambang Brodjonegoro .
Mantan Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro menyandang posisi komisaris di beberapa perusahaan. Diketahui, Bambang menjabat sebagai Komisaris Utama (Komut) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).
Kemudian, dia juga menjadi Komisaris Utama PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan Komisaris Independen Astra Internasional Tbk (ASII). Selain itu, Bambang juga diangkat sebagai Komisaris Independen PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) pada bulan Juli lalu.
Terbaru, Bambang Brodjo resmi diangkat menjadi Komisaris Independen PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Adapun hal itu ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar pada, Jumat (27/8/2021).
Sementara pada awal Juli 2021, Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) ini dipercaya memegang posisi Komisaris Utama PT Oligo Infrastruktur Indonesia, perusahaan swasta yang bergerak di bidang investasi sektor infrastruktur.
Sebagai informasi pada pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin pada Kabinet Indonesia Maju. Bambang Brodjonegoro resmi dilantik pada 23 Oktober 2019 dan diberhentikan pada 28 April 2021 setelah penggabungan antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Riset dan Teknologi.
Pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo, Bambang Brodjonegoro dipercaya sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia dari 27 Juli 2016 hingga 20 Oktober 2019, sebelumnya di kabinet yang sama dia adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia pada Kabinet Kerja yang menjabat dari 27 Oktober 2014 hingga 27 Juli 2016.
Sedangkan pada Kabinet Indonesia Bersatu II, ia merupakan Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia menyelesaikan pendidikan formal tingkat Strata 1 di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia pada 1990.
Konsentrasi bidang studi yang ditekuni adalah Ekonomi Pembangunan dan Ekonomi Regional. Setahun berikutnya, Brodjonegoro melanjutkan pendidikan formal tingkat magister (1991-1993) pada University of Illinois di Urbana-Champaign, Amerika Serikat, sekaligus melanjutkan program doktoral di universitas yang sama hingga 1997.
Bambang Brodjonegoro dikenal baik di dalam maupun di luar kalangan akademik. Sebagai akademisi, kariernya dimulai sebagai staf pengajar di FE - UI hingga merangkak naik menjadi Ketua Jurusan Ekonomi hingga Dekan Fakultas Ekonomi, UI.
Kepakaran dan keluasan pengalaman di bidang ekonomi, khususnya terkait desentralisasi wilayah, membuat Brodjonegoro sering diundang sebagai dosen atau guru besar tamu bagi banyak universitas di dalam dan luar negeri.
Pada tahun 2006, ia dikukuhkan menjadi guru besar UI setelah 9 tahun mengajar di kampus tersebut (atau 7 tahun sejak ia menjadi Pegawai Negeri Sipil). Hal tersebut menjadikannya salah satu guru besar berusia muda. Pada tahun 2007, ia sempat mendaftar menjadi bakal calon rektor UI.
Di luar dunia akademik, nama Bambang Brodjonegoro juga dikenal mulai dari tingkat pasar modal hingga pemerintahan. Pria yang juga aktif dalam berbagai organisasi sosial ini sangat tidak asing dengan banyak Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN) seperti PT. PLN, PT. ANTAM, PT. TELKOM, dan lain-lain.
Kepakarannya dalam bidang Ekonomi Pembangunan, khususnya wilayah perkotaan, membuat banyak perusahaan dan lembaga pemerintah memberi kepercayaan untuk duduk sebagai dewan komisionaris dan atau konsultan independen.
Selain Bambang Brodjo, ada juga mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara yang menyandang posisi komisaris di beberapa perusahaan. Rudiantara menyandang sebagai Komisaris Utama (Komut) PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan Wakil Presiden Komisaris PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) pada Rabu (29/7) lalu menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta. Pada RUPST tersebut, pemegang saham menyetujui pengangkatan Rudiantara sebagai Wakil Presiden Komisaris dan Komisaris Independen yang baru untuk periode sampai dengan penutupan RUPST 2023.
Selain itu, Rudiantara juga ditetapkan sebagai Komisaris Utama (Komut) Amartha Group, yakni sejak 1 Juli 2021. Sebagai informasi, Amartha merupakan perusahaan teknologi finansial yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dan ekonomi informal di desa.
Menkominfo periode 2014-2019 itu menetapkan misinya mendorong dan memperkuat Amartha dalam mempercepat digitalisasi pelaku usaha mikro sektor informal di Indonesia.
Lihat Juga: Jaminan Kesehatan Mantan Menteri dari APBN, Ini Pasal-pasal yang Manjakan Eks Pembantu Jokowi
Mantan Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro menyandang posisi komisaris di beberapa perusahaan. Diketahui, Bambang menjabat sebagai Komisaris Utama (Komut) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).
Kemudian, dia juga menjadi Komisaris Utama PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan Komisaris Independen Astra Internasional Tbk (ASII). Selain itu, Bambang juga diangkat sebagai Komisaris Independen PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) pada bulan Juli lalu.
Terbaru, Bambang Brodjo resmi diangkat menjadi Komisaris Independen PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Adapun hal itu ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar pada, Jumat (27/8/2021).
Sementara pada awal Juli 2021, Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) ini dipercaya memegang posisi Komisaris Utama PT Oligo Infrastruktur Indonesia, perusahaan swasta yang bergerak di bidang investasi sektor infrastruktur.
Sebagai informasi pada pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin pada Kabinet Indonesia Maju. Bambang Brodjonegoro resmi dilantik pada 23 Oktober 2019 dan diberhentikan pada 28 April 2021 setelah penggabungan antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Riset dan Teknologi.
Pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo, Bambang Brodjonegoro dipercaya sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia dari 27 Juli 2016 hingga 20 Oktober 2019, sebelumnya di kabinet yang sama dia adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia pada Kabinet Kerja yang menjabat dari 27 Oktober 2014 hingga 27 Juli 2016.
Sedangkan pada Kabinet Indonesia Bersatu II, ia merupakan Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia menyelesaikan pendidikan formal tingkat Strata 1 di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia pada 1990.
Konsentrasi bidang studi yang ditekuni adalah Ekonomi Pembangunan dan Ekonomi Regional. Setahun berikutnya, Brodjonegoro melanjutkan pendidikan formal tingkat magister (1991-1993) pada University of Illinois di Urbana-Champaign, Amerika Serikat, sekaligus melanjutkan program doktoral di universitas yang sama hingga 1997.
Bambang Brodjonegoro dikenal baik di dalam maupun di luar kalangan akademik. Sebagai akademisi, kariernya dimulai sebagai staf pengajar di FE - UI hingga merangkak naik menjadi Ketua Jurusan Ekonomi hingga Dekan Fakultas Ekonomi, UI.
Kepakaran dan keluasan pengalaman di bidang ekonomi, khususnya terkait desentralisasi wilayah, membuat Brodjonegoro sering diundang sebagai dosen atau guru besar tamu bagi banyak universitas di dalam dan luar negeri.
Pada tahun 2006, ia dikukuhkan menjadi guru besar UI setelah 9 tahun mengajar di kampus tersebut (atau 7 tahun sejak ia menjadi Pegawai Negeri Sipil). Hal tersebut menjadikannya salah satu guru besar berusia muda. Pada tahun 2007, ia sempat mendaftar menjadi bakal calon rektor UI.
Di luar dunia akademik, nama Bambang Brodjonegoro juga dikenal mulai dari tingkat pasar modal hingga pemerintahan. Pria yang juga aktif dalam berbagai organisasi sosial ini sangat tidak asing dengan banyak Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN) seperti PT. PLN, PT. ANTAM, PT. TELKOM, dan lain-lain.
Kepakarannya dalam bidang Ekonomi Pembangunan, khususnya wilayah perkotaan, membuat banyak perusahaan dan lembaga pemerintah memberi kepercayaan untuk duduk sebagai dewan komisionaris dan atau konsultan independen.
Selain Bambang Brodjo, ada juga mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara yang menyandang posisi komisaris di beberapa perusahaan. Rudiantara menyandang sebagai Komisaris Utama (Komut) PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan Wakil Presiden Komisaris PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) pada Rabu (29/7) lalu menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta. Pada RUPST tersebut, pemegang saham menyetujui pengangkatan Rudiantara sebagai Wakil Presiden Komisaris dan Komisaris Independen yang baru untuk periode sampai dengan penutupan RUPST 2023.
Selain itu, Rudiantara juga ditetapkan sebagai Komisaris Utama (Komut) Amartha Group, yakni sejak 1 Juli 2021. Sebagai informasi, Amartha merupakan perusahaan teknologi finansial yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dan ekonomi informal di desa.
Menkominfo periode 2014-2019 itu menetapkan misinya mendorong dan memperkuat Amartha dalam mempercepat digitalisasi pelaku usaha mikro sektor informal di Indonesia.
Lihat Juga: Jaminan Kesehatan Mantan Menteri dari APBN, Ini Pasal-pasal yang Manjakan Eks Pembantu Jokowi
(akr)