Garuda Indonesia Dipaksa Telan Pil Pahit, Rugi Rp12 Triliun di Kuartal II-2021

Selasa, 31 Agustus 2021 - 11:56 WIB
loading...
Garuda Indonesia Dipaksa Telan Pil Pahit, Rugi Rp12 Triliun di Kuartal II-2021
Kerugian yang dialami PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) terus membengkak, dimana hingga kuartal II-2021 mencapai USD898,65 juta atau kira-kira setara dengan Rp12,88 triliun. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Kerugian yang dialami PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) terus membengkak, dimana hingga kuartal II-2021 mencapai USD898,65 juta atau kira-kira setara dengan Rp12,88 triliun. Hal ini tercantum dalam laporan keuangan per 30 Juni 2021, dimana kerugian maskapai pelat merah itu naik 26,08% dari 30 Juni 2020 sebesar USD712,72 juta.



Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar USD696,80 juta atau turun 24,03% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD917,28 juta dengan rugi per saham dasar 0,03472 dolar AS.

Adapun pendapatan usaha Perseroan terdiri atas penerbangan berjadwal, penerbangan tidak berjadwal, dan lainnya. Penerbangan berjadwal menyumbang terbesar ke pendapatan sebesar USD556,53 juta atau lebih rendah dari sebelumnya USD750,25 juta.

Kemudian, penerbangan tidak terjadwal tercatat USD41,63 juta atau lebih tinggi dari sebelumnya USD21,54 juta. Sementara lainnya tercatat USD98,63 juta atau lebih rendah dari USD145,47 juta.

GIAA mencatatkan adanya penurunan beban usaha di kuartal II-2021 menjadi USD1,38 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu USD1,64 miliar. Beban operasional penerbangan turun menjadi USD769,35 juta dari sebelumnya 945,58 juta dolar AS.

Sementara itu, beban pemeliharaan dan perbaikan menjadi USD313,53 juta dari sebelumnya USD224,42 juta. Pada 30 Juni 2021, Grup mengalami kerugian sebesar USD901,6 juta dan liabilitas jangka pendek Grup melebihi aset lancarnya sejumlah USD4,66 miliar dan Grup mengalami defisiensi ekuitas sebesar USD2,84 miliar.

Pandemi COVID-19, diikuti dengan pembatasan perjalanan, telah menyebabkan penurunan perjalanan udara yang signifikan, dan memiliki dampak buruk pada operasi dan likuiditas Grup.



Sebagai bagian dari usaha berkesinambungan untuk menghadapi dan mengelola kondisi diatas, Grup mengambil langkah-langkah yang telah dan akan dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai berikut:
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1293 seconds (0.1#10.140)