Bioskop Segera Dibuka, Saham Emiten Layar Lebar Ini Malah Anjlok

Selasa, 14 September 2021 - 14:36 WIB
loading...
Bioskop Segera Dibuka, Saham Emiten Layar Lebar Ini Malah Anjlok
Saham emiten pengelola bioskop CGV dan penyedia aneka makanan PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ) justru lesu sejak dimulainya perdagangan, Selasa (14/9/2021). Foto/Dok SINDOnews/Isra Triansyah
A A A
JAKARTA - Kebijakan pemerintah yang membolehkan pembukaan kembali bioskop di wilayah PPKM level 2 dan 3 dengan penerapan protokol kesehatan ketat membuat pergerakan saham-saham di sektor tersebut ikut terdongkrak dan terpantau cukup variatif sepanjang sesi pertama perdagangan bursa pada siang hari ini.

Beberapa emiten pusat hiburan menguat merespons pemberitaan tersebut, tetapi ada yang justru berbalik arah. Menurut pantauan MNC Portal Indonesia (MPI), Selasa (14/9/2021), emiten pengelola bioskop CGV dan penyedia aneka makanan PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ) justru lesu sejak dimulainya perdagangan.

Sesi pertama, BLTZ ditutup mendekati auto rejection bawah (ARB), anjlok 210 poin (-6,21%) di 3.170. Kondisi yang tidak likuid ini terbukti dengan masuknya investor yang relatif sedikit senilai Rp8,39 juta dari 2,6 ribu lembar saham.



Mengacu laporan keuangan BLTZ, perusahaan ini masih menanggung imbas kebijakan pembatasan sosial yang mengalami kerugian Rp168 miliar pada semester I/2021, relatif sedikit membaik dari periode tahun lalu sebanyak Rp185 miliar.

Kondisi demikian membuat pergerakan BLTZ dari valuasi setahun mengalami penurunan (-11,94%). Melalui kacamata hitungan sepekan juga sama (-8,38%), sebulan (-17,66%), dan tiga bulan (-4,80%). Namun, secara year-to-date masih ada harapan positif (6,02%).

Sementara itu, emiten produsen film PT MD Pictures Tbk (FILM) terpantau ikut terkoreksi. FILM sempat merangsek naik pada pukul 09:00 - 11:00 WIB, tetapi hilang kendali lalu jatuh jelang penutupan sesi pertama, turun (-1,63%) di level 362.

Menilik laporan keuangan FILM, Dirut Manoj Punjabi melaporkan bahwa sepanjang semester I-2021, penjualan perseroan justru naik Rp126,4 miliar, tumbuh 123% dibandingkan periode tahun sebelumnya.



Hal tersebut didorong pendapatan dari diversifikasi bisnis film melalui kerja sama layanan streaming, seperti WeTV, Iflix, Netflix, Vidio, Disney+Hotstar, Migo dan Maxstream.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1846 seconds (0.1#10.140)