Pelindo Berbenah, Ekosistem Logistik Akan Berkelas Dunia

Senin, 20 September 2021 - 23:50 WIB
loading...
A A A
Hal senada diungkapkan Kaswari (57), pengemudi truk kontainer milik PT Yudha Antar Nusa Garuda yang berkantor di Jembatan Dua Raya, Penjaringan, Jakarta Utara. Pria yang sudah 20 tahun hilir mudik di pelabuhan Tanjung Priok ini merasakan banyak perubahan di pelabuhan tersibuk di Indonesia ini. ’’Sekarang tidak ada macet, semua serba praktis dan efisien. Jadi kami punya banyak waktu istirahat tidak bermacet-macet menunggu antrean,’’cetus pria yang bermukim di kawasan jalan Inspkesi Kali Sunter, Jakarta Utara itu. Kaswari yang mengemudikan truk bernopol B 9059 UWV dengan kontainer berukuran 40 feet berwarna hijau itu akan mengirimkan barang yang diangkutnya ke Pontianak. ’’Di bongkar di dermaga 005, diangkut menggunakan PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL),’’ujarnya.

Dia mengatakan, proses bongkar muat di Tanjung Priok dengan banyaknya perbaikan layanan berlangsung cepet. ‘’Begitu kontainer masuk di timbang sebentar sudah bisa masuk atau keluar. Cepat karena sudah menggunakan barcode, jadi hanya perlu di scan, dulu di ketik manual. Menggunakan barcode jadi lebih cepat,’’ungkapnya. Menurut dia, kondisi saat ini jauh lebih maju dibandingkan dengan beberapa tahun lalu. ‘’Dulu antre bisa dari jam 6 pagi hingga jam 6 sore karena macet. Sekarang sudah lancar, pelayanan Pelindo juga sangat bagus,’’paparnya. Sama halnya dengan Ahmad, Kaswari pun menginginkan adanya penambahan lokasi pengisian dompet elektronik untuk memudahkan dirinya melakukan transaksi di pelabuhan dan di sekitar kawasan pelabuhan. ’’Kami perlu itu saja, diperbanyak tempat pengisian tunainya,’’paparnya.

Pelabuhan Tanjung Priok, memang memiliki peran sangat vital. Karenanya, beragam inovasi yang dilakukan pelabuhan ini akan mendukung kelancaran distribusi barang di dalam negeri hingga ke mancanegara. Selain sebagai pintu gerbang kegiatan distribusi logistik domestik, juga pintu utama ekspor dan impor barang serta komoditas, termasuk produk automotif ke mancanegara. Perusahaan-perusahaan automotif yang memiliki pabrik di Indonesia melakukan ekspor melalui pelabuhan khusus yang dikelola oleh anak usaha IPC yakni PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC Terminal) atau yang populer disebut IKT.

Pelabuhan khusus ekspor automotif yang sedang melakukan transformasi menjadi digital car terminal ini sudah memiliki fasilitas lengkap untuk jasa vehicle processing center (vpc), equipment processing center (epc), dan port stock. ‘’Ekspor kami lancar, karena komunikasi kami dengan IKT sangat baik. Dan mereka (IKT) sangat inovatif dalam memberikan pelayanan,’’ujar PPC & Export-Import General Manager PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) Yohanes Apriyanto saat dihubungi Senin (20/9/2021).

Dengan menggunakan platform digital, produktivitas pengiriman barang dari pelabuhan yang dikelola Pelindo II maupun IPC dan IPCC Terminal akan meningkat. Sehingga proses pengiriman kendaraan antarwilayah di Indonesia dan ke luar negeri menjadi cepat dan bisa di update posisinya sudah sampai dimana. Kendaraan yang dikapalkan sudah dilengkapi dengan barcode Vehicle Identification Number (VIN) yang sudah tersambung dengan pelabuhan, sehingga semakin memudahkan pabrikan untuk memantau posisi barang. ’’IKT sangat membantu kelancaran proses ekspor kami ke mancanegara,’’tegas Apriyanto.

Catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, konektivitas antara sistem di pelabuhan dengan di pabrik kendaraan sudah berlangsung lama. Hal itu berhasil mendatangkan efisiensi bagi industri otomotif di dalam negeri. Saat pabrik selesai melakukan produksi dan mengirimkan kendaraannya ke pelabuhan, pabrikan hanya perlu mengirimkan datanya. Di pelabuhan, ada gate auto system yang membaca barcode VIN sehingga proses masuk kendaraan ke dalam pelabuhan dan kapal berlangsung cepat. Jadwal pengapalan dan posisi kapal pun pun bisa di pantau secara realtime.

Menciptakan Ekosistem yang Terintegrasi

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perkumpulan Perusahaan Multimoda Transport Indonesia Kyatmaja Lookman menilai, langkah yang dilakukan Pelindo dalam beberapa tahun terakhir berhasil memperbaiki ekosistem logistik nasional. ’’Tidak hanya di Tanjung Priok saja, tetapi juga di pelabuhan yang dikelola Pelindo I, Pelindo III, dan Pelindo IV,’’ungkapnya kepada SINDOnews. Dia mengungkapkan, dengan digabungnya Pelindo ke dalam Satu Pelindo, diharapkan efisiensi yang dihasilkan akan lebih besar lagi. Sehingga produk-produk asal Indonesia memiliki daya saing yang tinggi, khususnya di pasar global.

Namun demikian, Kyatmaja mengusulkan, agar ada intergrasi beragam platform dalam satu platform sehingga mempercepat cita-cita mengadirkan ekosistem logistik yang efisien dan terintegrasi. ’’Misalnya, untuk pengurusan dokumen, masih harus di urus di platform yang berbeda. Begitu juga untuk urusan di depo, jaminan kontainer dan sebagainnya. Akan lebih baik jika disatukan dalam satu platform,’’ungkapnya. Kyatmaja pun menaruh harapan besar atas penggabungan Pelindo menjadi satu Pelindo akan menghadirkan ekosistem yang terintegrasi dan layanan dengan standar yang sama di seluruh pelabuhan di Indonesia.

Direktur National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi sependapat dengan Kyatmaja, dimana perlu adanya integrasi sistem diantara para stakeholder. ’’Itu akan mempecepat efisiensi dan memangkas rantai birokrasi. Perlu ada aplikasi super atau Super App, dan lebih pas jika dikelola oleh Pelindo sebagai badan usaha,’’ucapnya. Alasannya, lanjut dia, di negara-negara lain, pengelolaan ekosistem pelabuhan dijalankan oleh pengelola pelabuhan, karena sudah memiliki pengalaman panjang dan infrastruktur yang lebih matang.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1194 seconds (0.1#10.140)