Wall Street Naik 1% Lebih Seiring Kekhawatiran The Fed dan Evergrande Mereda

Jum'at, 24 September 2021 - 06:16 WIB
loading...
A A A
Namun, investor global masih menunggu apakah perseroan akan membayar bunga obligasi, senilai USD 83 juta yang akan jatuh tempo pada Kamis. Pemerintah China menegaskan Evergrande untuk menghindari gagal bayar (default) obligasi berbasis dolar AS.

Secara bersamaan, Wall Street Journal melaporkan bahwa pemerintah China sudah bersiap menyikapi "kemungkinan badai" jika Evergrande gagal. Bursa saham menguat setelah The Fed mempertahankan suku bunga acuannya di level sekarang.

Dow Jones lompat 340 poin (+1%) kemarin, menjadi reli harian pertama dalam 5 hari terakhir, dan juga yang tertinggi sejak 20 Juli. Indeks S&P 500 melompat 0,95%, yang juga menghentikan koreksi 4 hari, menjadi yang terbaik sejak 23 Juli. Nasdaq lompat 1,02%, sedangkan Russell 2000 lompat 1,48%.

"Jika kemajuan terus terjadi seperti yang diharapkan, Komite menilai laju pembelian aset yang moderat mungkin bisa dijalankan," tutur The Fed usai rapat kemarin.

Bank sentral terkuat di dunia ini telah membeli aset obligasi dari pasar senilai USD 120 miliar per bulan. Departemen Tenaga Kerja AS merilis klaim tunjangan pengangguran awal, yang berujung pada angka 351.000 per pekan lalu, atau lebih buruk dari estimasi pasar sebanyak 320.000. Pekan sebelumnya, angka klaim tunjangan awal berada di level 332.000.

Beberapa perusahaan akan merilis kinerja keuangannya per kuartal III-2021, termasuk Nike. Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) manufaktur dan jasa juga akan dirilis.

Meredanya kekhawatiran atas potensi default oleh pengembang properti China Evergrande juga menambah optimisme pasar. Namun Reuters melaporkan bahwa beberapa pemegang obligasi dolar perusahaan telah putus asa untuk mendapatkan pembayaran kupon pada batas waktu penting Kamis.



Investor mengabaikan data yang menunjukkan pertumbuhan aktivitas bisnis yang lesu dan kenaikan klaim pengangguran, sejalan dengan ekspektasi perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III.

"Sikap The Fed masih akomodatif dan masuk akal bagi The Fed untuk ingin kembali ke keadaan normal jika ekonomi sekuat yang ditunjukkan data (terbaru)," kata Direktur pelaksana strategi investasi di E*TRADE Financial Mike Loewengart, dilansir dari Reuters, Jumat (24/9/2021).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1816 seconds (0.1#10.140)