PHI Tekankan Inovasi dalam Investasi Sosial Perusahaan

Jum'at, 24 September 2021 - 19:38 WIB
loading...
PHI Tekankan Inovasi dalam Investasi Sosial Perusahaan
Masyarakat mendapatkan pelatihan dari PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur dalam Program Budidaya Lalat Hitam (Bulatih). Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Penetapan Ibu Kota Baru di Penajam Paser Utara diproyeksikan bakal menimbulkan permasalahan sampah dalam waktu 10 tahun ke depan. Di sisi lain, seperti di banyak daerah lainnya, harga pakan ternak di wilayah itu juga semakin tinggi.

Menyikapi dua permasalahan berbeda tersebut, PT Pertamina Hulu Indonesia ( PHI ) melalui PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur berinovasi meluncurkan Program Budidaya Lalat Hitam atau Bulatih. Manager Communication, Relation and CID PHI Dony Indrawan menjelaskan, melalui transfer pengetahuan serta bantuan sarana dan prasarana, program Bulatih tersebut menunjukkan hasil positif.

"Alhamdulillah terjadi penghematan biaya pakan ternak serta bisa mengurangi emisi GRK sekitar 1,9 ton metana," kata Dony dalam Sharing Session "Strategi Investasi Sosial dan Pencapaian Proper di Sektor Hulu Migas", Jumat (24/9/2021).



Dia menjelaskan, program Bulatih merupakan sistem pengelolaan sampah organik terintegrasi berbasis masyarakat dengan metode biokonversi Black Soldier Fly (BSF). Sistem ini memposisikan masyarakat sebagai aktor penggerak sekaligus konsumen dalam pengelolaan sampah organik.

Melalui Bulatih dihasilkan penghematan biaya pakan ternak melalui hasil budidaya larva lalat hitam (maggot). Selain itu, lingkungan juga menjadi lebih lestari melalui pengelolaan sampah organik.

Dony menegaskan, inovasi adalah kunci masa depan Pertamina. Tak hanya di aspek produksi, inovasi juga diimplementasikan di bidang lainnya, termasuk investasi sosial perusahaan melalui program pemberdayaan masyarakat. Dony mengatakan, fokus utama PHI dalam hal ini adalah kemanfaatan dari program yang terus bergulir.

Selain Bulatih, PHI juga mengunggulkan Program Petani 4.0 Lapangan PHM-BSP dan Program Tani Terpadu Sistem Inovasi Sosial Kelompok Setaria yang disingkat Tante Siska dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) 2021.

Dalam acara sharing session tersebut, Plt Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian LHK Sigit Reliantoro mengatakan, PROPER membagi kegiatan pemberdayaan masyarakat ke dalam empat tipologi yaitu program yang bersifat charity yang merupakan tingkatan terendah; menunjang pembangunan infrastruktur; peningkatan kapasitas masyarakat; dan yang tertinggi adalah pemberdayaan masyarakat menuju kemandirian dan bermartabat.

"PROPER berhasil mendorong perusahaan peserta utk mengurangi proporsi program yang bersifat karitatif atau charity menjadi jenis program yang lain seperti peningkatan kapasitas, infrastruktur dan pemberdayaan," katanya.



Sigit mengatakan pada 2020 inovasi masih akan menjadi ciri khas PROPER. Konsep inovasi dalam PROPER, jelas dia, adalah harus ada penurunan biaya, beban dan ada nilai yang disampaikan.

"Syaratnya PROPER emas adalah yang bisa berhasil membuat inovasi sosial, tidak hanya berhasil CSR tapi juga bisa membuktikan secara terukur, bisa memenuhi kebutuhan masyarakat secara efisien dengan cara menyelesaikannya baru," jelasnya.

Terkait dengan itu, Ketua Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan FISIPOL UGM Krisdyatmiko menilai program PROPER sukses menjadi sistem yang mendorong orientasi pemberdayaan masyarakat oleh perusahaan.

Sementara, pakar CSR dan Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial FISIP Unpad Risna Resnawaty mengatakan, inovasi sosial bisa lahir jika perusahaan memiliki komitmen untuk masyarakat di sekitar wilayah operasinya. "Inovasi sosial dalam CSR pada intinya adalah respons yang efektif sebuah perusahaan dalam mengatasi community unmeet needs," tandasnya.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1485 seconds (0.1#10.140)