Setop Ekspor Bahan Mentah! Jokowi: Kita Paksa BUMN, Swasta hingga Investor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) tidak ingin lagi kehilangan kesempatan untuk menambah nilai tambah pada komoditas yang dimiliki Tanah Air. Tidak ingin bernasib sama seperti minyak, karena itu Jokowi menggenjot hilirisasi .
“Misalnya tadi sudah disampaikan mengenai nikel yang harus bisa kita olah menjadi katoda baterai, stainless steel, menjadi lithium baterai yang nanti diintegrasikan dengan industri otomotif yang kita miliki. Karena kesempatan besar, opportunity yang ada ke depan adalah mobil listrik,” kata Jokowi di Istana Negara, Rabu (13/10/2021).
Dirinya mengaku tidak mau kehilangan kesempatan lagi untuk memberikan nilai tambah pada komoditas tanah air. Saat memberikan pengarahan kepada peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIII dan Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXII Tahun 2021 Lemhannas RI, Jokowi menekankan agar tidak lagi mengekspor nikel dalam bentuk bahan mentah.
“Jangan kehilangan kesempatan lagi kita. Jangan ekspor lagi yang namanya nikel dalam bentuk raw material bahan mentah. Saya sudah sampaikan dan sudah kita setop. Setop ekspor bahan mentah. Kita paksa, entah BUMN kita, swasta kita atau investor untuk mendirikan industrinya di dalam negeri," ujarnya.
Jokowi mengungkapkan dengan adanya hilirisasi tersebut, maka dalam waktu dua sampai tiga tahun mendatang akan bermunculan mobil listrik di tanah air. Baik dari hasil kerjasama BUMN dengan swasta luar atau swasta dalam negeri.
“Tapi yang jelas nilai tambah itu ada di dalam negeri. Karena kita ingin mengintegrasikan Krakatau Steel, lithium baterai dari industri turunan nikel dengan industri otomotif. Karena sekarang Krakatau Steel dengan pembaharuan yang ada, pabrik hot strip mill sudah bisa memproduksi lembaran-lembaran tipis yang bisa dipakai untuk body mobil. Dulu hanya dipakai untuk sasisnya, sekarang bisa dipakai untuk body mobilnya yang baru saya resmikan sebulan yang lalu,” paparnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mewanti-wanti agar Indonesia jangan sampai kehilangan kesempatan lagi memberikan nilai tambah pada komoditas yang dimiliki. Sebagaimana yang terjadi saat booming komoditas minyak tanpa hilirisasi. Sehingga yang dijual hanyalah minyak mentah saja.
“Inilah sebuah kesempatan jangan sampai nanti kita kehilangan opportunity, kehilangan kesempatan lagi. Dulu ada booming minyak kita kehilangan. Ada booming kayu kita kehilangan. Ini tidak. Minerba ini harus menjadi sebuah pondasi kita dalam rangka memajukan negara kita Indonesia,” pungkasnya.
“Misalnya tadi sudah disampaikan mengenai nikel yang harus bisa kita olah menjadi katoda baterai, stainless steel, menjadi lithium baterai yang nanti diintegrasikan dengan industri otomotif yang kita miliki. Karena kesempatan besar, opportunity yang ada ke depan adalah mobil listrik,” kata Jokowi di Istana Negara, Rabu (13/10/2021).
Dirinya mengaku tidak mau kehilangan kesempatan lagi untuk memberikan nilai tambah pada komoditas tanah air. Saat memberikan pengarahan kepada peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIII dan Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXII Tahun 2021 Lemhannas RI, Jokowi menekankan agar tidak lagi mengekspor nikel dalam bentuk bahan mentah.
“Jangan kehilangan kesempatan lagi kita. Jangan ekspor lagi yang namanya nikel dalam bentuk raw material bahan mentah. Saya sudah sampaikan dan sudah kita setop. Setop ekspor bahan mentah. Kita paksa, entah BUMN kita, swasta kita atau investor untuk mendirikan industrinya di dalam negeri," ujarnya.
Jokowi mengungkapkan dengan adanya hilirisasi tersebut, maka dalam waktu dua sampai tiga tahun mendatang akan bermunculan mobil listrik di tanah air. Baik dari hasil kerjasama BUMN dengan swasta luar atau swasta dalam negeri.
“Tapi yang jelas nilai tambah itu ada di dalam negeri. Karena kita ingin mengintegrasikan Krakatau Steel, lithium baterai dari industri turunan nikel dengan industri otomotif. Karena sekarang Krakatau Steel dengan pembaharuan yang ada, pabrik hot strip mill sudah bisa memproduksi lembaran-lembaran tipis yang bisa dipakai untuk body mobil. Dulu hanya dipakai untuk sasisnya, sekarang bisa dipakai untuk body mobilnya yang baru saya resmikan sebulan yang lalu,” paparnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mewanti-wanti agar Indonesia jangan sampai kehilangan kesempatan lagi memberikan nilai tambah pada komoditas yang dimiliki. Sebagaimana yang terjadi saat booming komoditas minyak tanpa hilirisasi. Sehingga yang dijual hanyalah minyak mentah saja.
“Inilah sebuah kesempatan jangan sampai nanti kita kehilangan opportunity, kehilangan kesempatan lagi. Dulu ada booming minyak kita kehilangan. Ada booming kayu kita kehilangan. Ini tidak. Minerba ini harus menjadi sebuah pondasi kita dalam rangka memajukan negara kita Indonesia,” pungkasnya.
(akr)