Faisal Basri Kritik Keras Proyek Kereta Cepat, Stafsus Erick Thohir Angkat Bicara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga angkat bicara terkait kritik tajam ekonom senior asal Universitas Indonesia (UI), Faisal Basri perihal Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Faisal sebelumnya menyebut KCJB sebagai proyek mubazir.
"Kita menyayangkan omongan Faisal Basri yang menyatakan sampai kapanpun proyek itu rugi. Faisal Basri salah total. Mana ada investor mau masuk nanti kondisinya rugi. Beliau sepertinya tidak pakai angka, tidak pakai analisa hanya subjektif. Itu nggak bener," ujar Arya kepada Wartawan, Kamis (14/10/2021).
Dia juga menegaskan belum ada angka pasti perihal pembengkakan biaya pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Saat ini, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tengah melakukan audit.
Berdasarkan laporan KAI pembengkakan KCJB mencapai USD3,8 miliar- USD4,9 miliar atau setara Rp54 triliun-Rp 69 triliun. "Tapi tunggu dulu itu belum muncul angka sebenarnya. Setelah diaudit oleh BPKP baru kita bisa tahu angka yang sebenarnya," ungkap dia.
Sebelumnya Faisal Basri mengatakan pendanaan sejulah sektor transportasi dinilai tak akan balik modal bahkan hingga kiamat. Bahkan, pengerjaan proyek strategi nasional (PSN) itu hanya membuang banyak anggaran negara saja.
"Dibangun proyek nggak karu-karuan, proyek kereta cepat lah yang tadinya bussiness to bussiness sebentar lagi mau disuntik pakai APBN. Kertajati lebih baik barangkali jadi gudang ternak saja, pelabuhan Kuala Tanjung dibangun dekat Belawan, LRT Palembang. Menurut saya kesimpulannya sudah salah di pucuk pimpinan," ungkal Faisal.
"Kita menyayangkan omongan Faisal Basri yang menyatakan sampai kapanpun proyek itu rugi. Faisal Basri salah total. Mana ada investor mau masuk nanti kondisinya rugi. Beliau sepertinya tidak pakai angka, tidak pakai analisa hanya subjektif. Itu nggak bener," ujar Arya kepada Wartawan, Kamis (14/10/2021).
Dia juga menegaskan belum ada angka pasti perihal pembengkakan biaya pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Saat ini, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tengah melakukan audit.
Berdasarkan laporan KAI pembengkakan KCJB mencapai USD3,8 miliar- USD4,9 miliar atau setara Rp54 triliun-Rp 69 triliun. "Tapi tunggu dulu itu belum muncul angka sebenarnya. Setelah diaudit oleh BPKP baru kita bisa tahu angka yang sebenarnya," ungkap dia.
Sebelumnya Faisal Basri mengatakan pendanaan sejulah sektor transportasi dinilai tak akan balik modal bahkan hingga kiamat. Bahkan, pengerjaan proyek strategi nasional (PSN) itu hanya membuang banyak anggaran negara saja.
"Dibangun proyek nggak karu-karuan, proyek kereta cepat lah yang tadinya bussiness to bussiness sebentar lagi mau disuntik pakai APBN. Kertajati lebih baik barangkali jadi gudang ternak saja, pelabuhan Kuala Tanjung dibangun dekat Belawan, LRT Palembang. Menurut saya kesimpulannya sudah salah di pucuk pimpinan," ungkal Faisal.
(nng)