Erick Thohir Resmikan Program Muslim Leader Prenuer di Riau
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Erick Thohir meresmikan program Muslim Leader Preneur di Masjid An-Nur, Riau.
Dalam sambutannya Menteri Erick mengatakan Indonesia perlu melakukan pengembangan ekonomi yang berbasis syariah mengingat penduduk indonesia berpenduduk mayoritas Islam.
"Kita perlu melakukan jihad ekonomi untuk Indonesia Maju dengan tujuan membangkitkan ekonomi, bahkan setelah pandemi Covid-19 nanti berlalu," ujar Erick Thohir melalui keterangan resmi, Sabtu (27/11/2021).
Menurut dia, salah satu cara melakukan jihad ekonomi adalah melalui program Muslim Leader Preneur yang cakupannya komprehensif mulai dari pelatihan, pendampingan, pemberian penghargaan, hingga akses pembiayaan. "Dengan demikian, kami berharap aktivis muda Muslim dapat menjadi leaderpreneur dengan kemampuan yang memiliki daya saing global," tambah Erick.
Melalui acara tersebut, Erick berharap aktivis muda muslim dapat menjadi leaderpreneur dengan kemampuan yang memiliki daya saing global. Menurutnya saat ini BUMN telah banyak melakukan komitmen dalam membangun para leaderpreneur yang ingin memulai usaha rintisan (start up), maupun meningkatkan usaha (scale-up) melalui berbagai program.
Seperti kemitraan Pertashop, Makmur, Kredit Usaha Rakyat, Mekaar dan Pasar Digital UMKM. "Selanjutnya, kami juga akan melakukan penguatan program wakaf produktif dengan skema pemberian permodalan bagi usaha ultra mikro untuk meningkatkan produktivitas umat sehingga kedepan dapat menghasilkan usaha yang berkelanjutan," kata Erick.
Muslim Leader Preneur adalah sebuah wadah kolaborasi generasi muda Muslim dalam memulai usaha rintisan guna meningkatkan kapasitas usaha menuju pengembangan ekonomi umat di berbagai daerah. Sejak diresmikan pada Kamis 28 Oktober 2021 di Masjid Istiqlal, Jakarta, yang juga bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, Muslim Leader Preneur akan melaksanakan berbagai program pembibitan wirausaha muda. Program yang akan bergulir di 26 kota besar Indonesia selama setahun ke depan iini menyasar kalangan aktivis organisasi Islam, serta remaja masjid dan pesantren.
Dalam sambutannya Menteri Erick mengatakan Indonesia perlu melakukan pengembangan ekonomi yang berbasis syariah mengingat penduduk indonesia berpenduduk mayoritas Islam.
"Kita perlu melakukan jihad ekonomi untuk Indonesia Maju dengan tujuan membangkitkan ekonomi, bahkan setelah pandemi Covid-19 nanti berlalu," ujar Erick Thohir melalui keterangan resmi, Sabtu (27/11/2021).
Menurut dia, salah satu cara melakukan jihad ekonomi adalah melalui program Muslim Leader Preneur yang cakupannya komprehensif mulai dari pelatihan, pendampingan, pemberian penghargaan, hingga akses pembiayaan. "Dengan demikian, kami berharap aktivis muda Muslim dapat menjadi leaderpreneur dengan kemampuan yang memiliki daya saing global," tambah Erick.
Melalui acara tersebut, Erick berharap aktivis muda muslim dapat menjadi leaderpreneur dengan kemampuan yang memiliki daya saing global. Menurutnya saat ini BUMN telah banyak melakukan komitmen dalam membangun para leaderpreneur yang ingin memulai usaha rintisan (start up), maupun meningkatkan usaha (scale-up) melalui berbagai program.
Seperti kemitraan Pertashop, Makmur, Kredit Usaha Rakyat, Mekaar dan Pasar Digital UMKM. "Selanjutnya, kami juga akan melakukan penguatan program wakaf produktif dengan skema pemberian permodalan bagi usaha ultra mikro untuk meningkatkan produktivitas umat sehingga kedepan dapat menghasilkan usaha yang berkelanjutan," kata Erick.
Muslim Leader Preneur adalah sebuah wadah kolaborasi generasi muda Muslim dalam memulai usaha rintisan guna meningkatkan kapasitas usaha menuju pengembangan ekonomi umat di berbagai daerah. Sejak diresmikan pada Kamis 28 Oktober 2021 di Masjid Istiqlal, Jakarta, yang juga bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, Muslim Leader Preneur akan melaksanakan berbagai program pembibitan wirausaha muda. Program yang akan bergulir di 26 kota besar Indonesia selama setahun ke depan iini menyasar kalangan aktivis organisasi Islam, serta remaja masjid dan pesantren.
(nng)