Ungkap Pesan Megawati, Erick Thohir: BUMN Jangan Jadi Gurita Kepala Kecil Kaki Banyak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa dirinya mendapatkan pesan dari Presiden Indonesia ke-5 Megawati Soekarnoputri saat dirinya pertama kali menjabat sebagai menteri. Kata dia, pesan Mega berkaitan dengan bisnis BUMN .
Dalam pertemuan keduanya, Mega berpesan agar BUMN jangan seperti gurita yang kepala kecil dan banyak kaki. Namun, BUMN harus menjadi gurita dengan kepala besar dan sedikit kaki.
"Sejalan dengan pertemuan saya, saat pertama kali menjadi Menteri BUMN, waktu itu dipanggil Bu Mega. Beliau menggambarkan kalau BUMN itu jangan jadi gurita yang kepalanya kecil, kakinya banyak. Itu gurita yang enggak sehat," katanya, dalam Dialog Kopi Tanah Air yang digelar DPP PDI Perjuangan, Senin, 17 Januari.
Menurut Erick, pesan Mega tersebut sejalan dengan langkah transformasi perusahaan pelat metah. Jadi setiap BUMN yang memiliki bisnis inti yang sama bisa membentuk ekosistemnya masing-masing.
"Beliau menyampaikan gurita yang sehat itu, kepalanya besar kakinya sedikit, karena itulah kami bertransformasi mendorong BUMN menjadi ekosistem sendiri-sendiri, satu dengan yang lainnya," ucapnya.
Transformasi BUMN memang menjadi program utama Erick Thohir di Kementerian BUMN. Transformasi dilakukan guna meningkatkan kontribusi dividen, pajak, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Selama 10 tahun terakhir, kontribusi BUMN kepada negara mencapai Rp3.290 triliun. Jumlah itu terdiri dari setoran pajak, PNBP, dan dividen. Meski begitu, pemegang saham meminta perusahaan tetap memaksimalkan kontribusinya untuk mendukung pertumbuhan makro ekonomi nasional.
Implementasi program transformasi BUMN, kata dia, tidak semata-mata dilihat dari peleburan, restrukturisasi, hingga pembentukan klaster berdasarkan bisnis inti perusahaan. Namun, dilihat dari kontribusi BUMN terhadap perekonomian bangsa.
Sebab itu, Erick meminta manajemen terus meningkatkan bisnis perusahaan agar secara maksimal guna mendukung pendapatan negara, meski di tengah pandemi Covid-19. Menurutnya, paling tidak perseroan mampu meningkatkan kontribusinya dibandingkan tahun-tahun lalu.
Dalam pertemuan keduanya, Mega berpesan agar BUMN jangan seperti gurita yang kepala kecil dan banyak kaki. Namun, BUMN harus menjadi gurita dengan kepala besar dan sedikit kaki.
"Sejalan dengan pertemuan saya, saat pertama kali menjadi Menteri BUMN, waktu itu dipanggil Bu Mega. Beliau menggambarkan kalau BUMN itu jangan jadi gurita yang kepalanya kecil, kakinya banyak. Itu gurita yang enggak sehat," katanya, dalam Dialog Kopi Tanah Air yang digelar DPP PDI Perjuangan, Senin, 17 Januari.
Menurut Erick, pesan Mega tersebut sejalan dengan langkah transformasi perusahaan pelat metah. Jadi setiap BUMN yang memiliki bisnis inti yang sama bisa membentuk ekosistemnya masing-masing.
"Beliau menyampaikan gurita yang sehat itu, kepalanya besar kakinya sedikit, karena itulah kami bertransformasi mendorong BUMN menjadi ekosistem sendiri-sendiri, satu dengan yang lainnya," ucapnya.
Transformasi BUMN memang menjadi program utama Erick Thohir di Kementerian BUMN. Transformasi dilakukan guna meningkatkan kontribusi dividen, pajak, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Selama 10 tahun terakhir, kontribusi BUMN kepada negara mencapai Rp3.290 triliun. Jumlah itu terdiri dari setoran pajak, PNBP, dan dividen. Meski begitu, pemegang saham meminta perusahaan tetap memaksimalkan kontribusinya untuk mendukung pertumbuhan makro ekonomi nasional.
Implementasi program transformasi BUMN, kata dia, tidak semata-mata dilihat dari peleburan, restrukturisasi, hingga pembentukan klaster berdasarkan bisnis inti perusahaan. Namun, dilihat dari kontribusi BUMN terhadap perekonomian bangsa.
Sebab itu, Erick meminta manajemen terus meningkatkan bisnis perusahaan agar secara maksimal guna mendukung pendapatan negara, meski di tengah pandemi Covid-19. Menurutnya, paling tidak perseroan mampu meningkatkan kontribusinya dibandingkan tahun-tahun lalu.
(uka)