Suku Bunga Australia Naik Pertama Kalinya dalam Satu Dekade
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank sentral Australia atau Reserve Bank of Australia (RBA) telah menaikkan suku bunga negara itu untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade. Kenaikan itu akan memberi tekanan ekstra pada anggaran rumah tangga ketika Australia bersiap menghadapi pemilihan umum (Pemilu) yang dijadwalkan bakal berlangsung 21 Mei 2022, mendatang.
Aussie sendiri tengah berjibaku seiring meningkatnya biaya hidup. RBA menaikkan suku bunga menjadi 0,35% pada hari Selasa, waktu setempat. Langkah ini dirancang untuk memerangi kenaikan inflasi, yang berada pada level tertinggi dalam 21 tahun.
Gubernur RBA Philip Lowe mengatakan, meskipun inflasi telah meningkat lebih cepat dari yang diharapkan, angka pengangguran berada pada level rendah dan ada bukti pertumbuhan upah akan membaik.
"Sudah waktunya untuk menarik beberapa dukungan moneter luar biasa yang diberlakukan untuk membantu ekonomi Australia selama pandemi," katanya dalam sebuah pernyataan.
Meskipun proyeksi ekonomi untuk Australia tetap positif, Lowe mengatakan, kenaikan suku bunga lebih lanjut berpeluang kembali terjadi. Terakhir kali suku bunga acuan naik selama pemilihan adalah pada tahun 2007, ketika secara luas terlihat berdampak negatif pada John Howard sebelum ia kehilangan pemerintahan.
Perdana Menteri Scott Morrison menolak bahwa keputusan itu akan berdampak pada peluangnya untuk terpilih kembali pada 21 Mei. "Ini bukan tentang politik. Ini bukan tentang aku," katanya.
Partai Buruh mengatakan kenaikan itu menunjukkan "krisis biaya hidup" telah berkembang di bawah pengawasan Morrison. Ini adalah hal terakhir yang dibutuhkan Scott Morrison kurang dari tiga minggu sebelum pemilihan.
Sementara itu pada pekan lalu, Australia mencapai tingkat inflasi tertinggi dalam 21 tahun yakni sebesar 5,1%. Hal ini diyakini bakal berpengaruh terhadap pemilu, mengingat kampanye pemerintah bertumpu pada seberapa baik ekonomi telah berjalan dan seberapa kuat pulih setelah Covid.
Aussie sendiri tengah berjibaku seiring meningkatnya biaya hidup. RBA menaikkan suku bunga menjadi 0,35% pada hari Selasa, waktu setempat. Langkah ini dirancang untuk memerangi kenaikan inflasi, yang berada pada level tertinggi dalam 21 tahun.
Gubernur RBA Philip Lowe mengatakan, meskipun inflasi telah meningkat lebih cepat dari yang diharapkan, angka pengangguran berada pada level rendah dan ada bukti pertumbuhan upah akan membaik.
"Sudah waktunya untuk menarik beberapa dukungan moneter luar biasa yang diberlakukan untuk membantu ekonomi Australia selama pandemi," katanya dalam sebuah pernyataan.
Meskipun proyeksi ekonomi untuk Australia tetap positif, Lowe mengatakan, kenaikan suku bunga lebih lanjut berpeluang kembali terjadi. Terakhir kali suku bunga acuan naik selama pemilihan adalah pada tahun 2007, ketika secara luas terlihat berdampak negatif pada John Howard sebelum ia kehilangan pemerintahan.
Perdana Menteri Scott Morrison menolak bahwa keputusan itu akan berdampak pada peluangnya untuk terpilih kembali pada 21 Mei. "Ini bukan tentang politik. Ini bukan tentang aku," katanya.
Partai Buruh mengatakan kenaikan itu menunjukkan "krisis biaya hidup" telah berkembang di bawah pengawasan Morrison. Ini adalah hal terakhir yang dibutuhkan Scott Morrison kurang dari tiga minggu sebelum pemilihan.
Sementara itu pada pekan lalu, Australia mencapai tingkat inflasi tertinggi dalam 21 tahun yakni sebesar 5,1%. Hal ini diyakini bakal berpengaruh terhadap pemilu, mengingat kampanye pemerintah bertumpu pada seberapa baik ekonomi telah berjalan dan seberapa kuat pulih setelah Covid.