Panas Bumi Vital bagi Program Dekarbonisasi dan Energi Bersih Indonesia

Jum'at, 10 Juni 2022 - 14:50 WIB
loading...
Panas Bumi Vital bagi...
PLTP Kamojang yang beroperasi pada 1983 membuktikan pengalaman Indonesia untuk mengembangkan energi panas bumi yang bersih dan berkelanjutan. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Masa depan energi panas bumi di Indonesia diyakini cukup cerah di tengah masifnya transisi energi menuju energi baru terbarukan (EBT) saat ini. Energi panas bumi yang bersih, berlimpah dari sisi pasokan, dan harganya terjangkau menjadikan energi ini salah satu alternatif terbaik bagi Indonesia.

Indonesia merupakan negara dengan potensi panas bumi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS). Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan, potensi panas bumi Indonesia mencapai 23,7 gigawatt (GW). Dengan kapasitas pembangkit listrik panas bumi (PLTP) 2.276 megawatt (MW), pemanfaatan panas bumi di Indonesia juga menempati posisi kedua terbesar dunia setelah AS.



"Di sisi lain Indonesia juga dituntut untuk melakukan peralihan menuju energi bersih," ungkap Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Rachmat Hidayat kepada pers, Jumat (10/6/2022).

Panas bumi, kata dia, merupakan energi bersih yang berkelanjutan apabila dilakukan manajemen reservoir dengan baik. Rachmat meyakini, panas bumi akan memegang peranan yang semakin penting bagi program dekarbonisasi untuk mendukung energi bersih ke depan. Terlebih, Indonesia juga telah berpengalaman mengembangkan dan mengoperasikan lapangan panas bumi, yakni selama 39 tahun, dimulai dengan PLTP Kamojang pada 1983.

Rachmat menambahkan, PGE saat ini mengoperasikan sendiri lapangan panas bumi dengan kapasitas terpasang 672 MW dan dengan skema Kontrak Operasi Bersama (Joint Operation Contract/JOC) sebesar 1.205 MW. "Dengan demikian, 83% kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia berasal dari WKP PGE yang dikelola sendiri maupun yang dikerjasamakan dalam skema JOC," jelasnya.

Selanjutnya, PGE merencanakan pengembangan sebesar 600 MW yang akan menjadikan kapasitas terpasang own operation menjadi 1.272 MW di 2027. Rencana pengembangan tersebut setara dengan 32% target penambahan kapasitas terpasang PLTP dalam RUPTL 2021-2030.

"PGE juga sedang melakukan studi pengembangan terhadap pemanfaatan langsung panas bumi dan dan derivatif dari pemanfaatan energi panas bumi dalam program Beyond Energy," kata Rachmat.

Senada, Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Perwakilan Industri Herman Darnel Ibrahim menilai Indonesia harus memaksimalkan pemanfaatan panas bumi untuk mencapai target bauran energi baru terbarukan 23% pada 2025, dan target karbon netral (Net Zero Emission) pada 2060.

"Dibandingkan dengan EBT yang lain, panas bumi memang memiliki banyak kelebihan. Salah satu yang utama adalah pasokannya stabil dan capacity factor-nya tinggi," paparnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1294 seconds (0.1#10.140)