Citra Tubindo Ekspor Komponen Hulu Migas ke Arab Saudi dan Uganda
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Citra Tubindo Tbk (CTBN) mengekspor pipa khusus industri minyak dan gas bumi yakni 600 metriks ton pipa casing dan 600 metriks ton pipa tubing ke Uganda dan Arab Saudi dari pabrik pipa kategori OCTG atau Oil Country Tubular Goods di Batam.
Presiden Direktur Citra Tubindo Satya Haragandhi mengatakan selama ini ada anggapan bahwa produk pipa casing dan tubing buatan dalam negeri cenderung lebih mahal dan tidak kompetitif di pasar global. "Kami ingin mengubah persepsi yang ada saat ini bahwa produk lokal sering kali dinilai kurang kompetitif, padahal produk dalam negeri seharusnya bisa maju dan bisa bersaing di pasar global," kata Satya dikutip melalui pernyataan resmi, di Jakarta, Jumat (10/6/2022).
Menurut dia barang atau produk lokal tidak identik dengan kualitas rendah. Pihaknya membuktikan bahwa produk-produk yang dipasok CTBN bisa bersaing tidak hanya di dalam negeri tapi juga di pasar global. "Sekitar 70% pipa produksi kami di ekspor ke mancanegara. Hal ini menunjukkan betapa produk kami bisa bersaing dengan produsen pipa sejenis dari negara lain," kata dia.
Dia mengatakan bahwa tidak mudah memang untuk memenangkan persaingan di pasar global. CTBN memerlukan waktu hingga 13 tahun untuk dapat memproduksi pipa OCTG yang memenuhi standar dunia, dan bisa digunakan oleh end user di luar negeri.
Didirikan 1983, kata dia, CTBN mulai memproduksi pipa untuk kebutuhan industri migas meskipun sebagian masih impor. CTBN terus belajar dan melakukan bermacam rangkaian uji coba sampai akhirnya mampu memproduksi pipa tanpa lasan (seamless pipe) dengan standar internasional.
"Ekspor pertama kami adalah di tahun 1996, kami butuh waktu 13 tahun untuk dapat mencapai sebuah keseimbangan produk, baik dari sisi kualitas maupun harga supaya bisa bersaing di pasar dunia,” jelas Direktur Operasi CTBN Fajar Wahyudi.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian saat ini pipa Premium OCTG buatan dalam negeri baru mengandung 30 persen TKDN. Pasalnya, bahan baku untuk kebutuhan membuat pipa masih belum tersedia di dalam negeri.
Agar kandungan lokal pipa OCTG bisa ditingkatkan, maka dibutuhkan pabrikan yang dapat mengolah biji besi menjadi billet. Untuk itu, diperlukan dukungan Pemerintah agar dapat mendorong industri dasar yang bisa membuat bijih besi menjadi billet, dan nantinya billet menjadi green pipe. Dengan begitu, kandungan lokal pipa OCTG buatan dalam negeri otomatis akan meningkat.
Di bawah pembinaan SKK Migas, CTBN memfokuskan upaya industrialisasinya untuk menghasilkan kualitas produk. Proses produksi dan pembelajaran berkelanjutan, dan menyertakan mitra setempat.
Presiden Direktur Citra Tubindo Satya Haragandhi mengatakan selama ini ada anggapan bahwa produk pipa casing dan tubing buatan dalam negeri cenderung lebih mahal dan tidak kompetitif di pasar global. "Kami ingin mengubah persepsi yang ada saat ini bahwa produk lokal sering kali dinilai kurang kompetitif, padahal produk dalam negeri seharusnya bisa maju dan bisa bersaing di pasar global," kata Satya dikutip melalui pernyataan resmi, di Jakarta, Jumat (10/6/2022).
Menurut dia barang atau produk lokal tidak identik dengan kualitas rendah. Pihaknya membuktikan bahwa produk-produk yang dipasok CTBN bisa bersaing tidak hanya di dalam negeri tapi juga di pasar global. "Sekitar 70% pipa produksi kami di ekspor ke mancanegara. Hal ini menunjukkan betapa produk kami bisa bersaing dengan produsen pipa sejenis dari negara lain," kata dia.
Dia mengatakan bahwa tidak mudah memang untuk memenangkan persaingan di pasar global. CTBN memerlukan waktu hingga 13 tahun untuk dapat memproduksi pipa OCTG yang memenuhi standar dunia, dan bisa digunakan oleh end user di luar negeri.
Didirikan 1983, kata dia, CTBN mulai memproduksi pipa untuk kebutuhan industri migas meskipun sebagian masih impor. CTBN terus belajar dan melakukan bermacam rangkaian uji coba sampai akhirnya mampu memproduksi pipa tanpa lasan (seamless pipe) dengan standar internasional.
"Ekspor pertama kami adalah di tahun 1996, kami butuh waktu 13 tahun untuk dapat mencapai sebuah keseimbangan produk, baik dari sisi kualitas maupun harga supaya bisa bersaing di pasar dunia,” jelas Direktur Operasi CTBN Fajar Wahyudi.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian saat ini pipa Premium OCTG buatan dalam negeri baru mengandung 30 persen TKDN. Pasalnya, bahan baku untuk kebutuhan membuat pipa masih belum tersedia di dalam negeri.
Agar kandungan lokal pipa OCTG bisa ditingkatkan, maka dibutuhkan pabrikan yang dapat mengolah biji besi menjadi billet. Untuk itu, diperlukan dukungan Pemerintah agar dapat mendorong industri dasar yang bisa membuat bijih besi menjadi billet, dan nantinya billet menjadi green pipe. Dengan begitu, kandungan lokal pipa OCTG buatan dalam negeri otomatis akan meningkat.
Di bawah pembinaan SKK Migas, CTBN memfokuskan upaya industrialisasinya untuk menghasilkan kualitas produk. Proses produksi dan pembelajaran berkelanjutan, dan menyertakan mitra setempat.