Garap Sektor Otomotif, Menperin Jual Bonus Demografi ke Pengusaha Jepang

Senin, 27 Juni 2022 - 18:23 WIB
loading...
Garap Sektor Otomotif, Menperin Jual Bonus Demografi ke Pengusaha Jepang
Menperin Agus Gumiwang di hadapan pengusaha Jepang mengatakan, bonus demografi yang ada membuat Indonesia berpeluang menjadi salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada tahun 2030. Foto/Dok
A A A
TOKYO - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita (AGK) mengatakan, populasi Indonesia yang mencapai 270 juta penduduk di samping rasio kepemilikan kendaraan khususnya roda 4 masih rendah membuka peluang menggarap sektor otomotif .



Menurut dengan bonus demografi yang ada membuat Indonesia berpeluang menjadi salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada tahun 2030.

"Ini memiliki relevansi yang tinggi, ketika kita bicara Indonesia terbesar di dunia, maka GDP Indonesia akan melompat lebih jauh dan lebih tinggi," ujar Menperin dalam acara Autoparts Business Forum Indonesia-Jepang, Senin (27/6/2022).

"Selain itu akan tercipta calon pembeli kendaraan yang jauh lebih banyak dari negara-negara tetangga kita," sambungnya.

Menperin juga menjelaskan, Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk menggarap sektor manufaktur di Indonesia. Menurut rasio kepemilikan yang rendah di Indonesia menunjukkan potensi luar biasa bagi Industri otomotif.

"Kualitas dari produk-produk yang dihasilkan oleh IKM (Industri kecil menengah) sektor otomotif Indonesia tidak perlu lagi kita ragukan," kata Menperin AGK kepada para pengusaha otomotu Jepang.



Sama seperti sebelumnya pemerintah kerap menawarkan bonus demografi Indonesia yang ada saat ini kepada para pengusaha luar negeri. Jumlah penduduk yang banyak dengan rentan usia produktif menjadi modal utama Indonesia untuk berangkat menjadi negara maju.

Disamping itu kekayaan sumberdaya alam yang dimiliki Indonesia saat ini juga menjadi barang jualan yang kerap ditawarkan kepada investor untuk menggarap potensi yang ada.

"Kami percaya Indonesia punya nilai strategis yang tidak dimiliki negara lain, yaitu nikel yang sangat banyak sebagai bahan baku baterai mobil listrik," pungkasnya.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1946 seconds (0.1#10.140)