Rusia Pangkas Pasokan Gas, Perusahaan Uniper Jerman Buka Opsi Bailout

Selasa, 05 Juli 2022 - 03:02 WIB
loading...
A A A
Jerman harus mengisi penyimpanan gas setidaknya hingga 80% untuk mencegah krisis meningkat selama musim dingin dan sejauh ini telah mencapai 61%.

Di sisi lain, pemerintah di seluruh Eropa mengambil tindakan untuk menopang perusahaan strategis. Spanyol telah menyetujui paket bailout dan Republik Ceko telah melakukan pembicaraan dengan utilitas tentang menawarkan bantuan. Sementara aturan baru di Hongaria memungkinkan pemerintah untuk mengawasi perusahaan energi.

Selanjutnya di Inggris, terdapat lusinan perusahaan energi yang terjebak di antara kenaikan biaya dan batas harga energi Inggris, telah runtuh dalam 12 bulan terakhir.

Uniper di Bawah Tekanan

Invasi Rusia ke Ukraina telah mengungkap ketergantungan Uni Eropa (UE) dan khususnya Jerman pada pasokan gas Rusia. Uniper, perusahaan energi pertama di Jerman yang meminta bantuan negara, mengatakan hanya menerima 40% dari volume gas yang disepakati secara kontraktual dari Gazprom sejak 16 Juni.

Di seluruh Eropa, berkurangnya pasokan gas Rusia telah memicu aksi panik perburuan untuk sumber energi alternatif, seperti gas alam cair (LNG). Namun seringkali harus dibayar dengan harga yang jauh lebih tinggi.

Untuk diketahui bahkan sebelum perang di Ukraina, Uniper telah meminta batas kredit 2 miliar euro dari bank KfW milik negara, yang belum ditarik, kata Maubach.

Perusahaan harus menghapus pinjaman USD1 miliar ke Nord Stream 2, pipa baru yang ditangguhkan untuk gas Rusia, pada bulan Maret.

Mereka mencoba untuk menegosiasikan ulang kontrak dengan pelanggan, kata para pelaku pasar. Meski begitu Uniper mengatakan tidak ada pelanggan yang didekati tentang kontrak dalam konteks penarikan prospek keuangannya.

Bank Kanada RBC, mencatat bahwa Uniper telah diturunkan ke peringkat kelas investasi terendah oleh S&P. "Kecuali ada intervensi untuk mendukung perusahaan, situasinya terlihat genting," jelasnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1915 seconds (0.1#10.140)