Demi Miliki Uang Kuno Langka, Kolektor Ini Habiskan Miliaran Rupiah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menggeluti hobi mengoleksi barang kuno membutuhkan biaya tak sedikit. Meskipun barang tersebut jauh dari kesan modern dan tak lagi memiliki fungsi awalnya, barang-barang keluaran zaman dulu alias barang jadul justru bernilai tinggi sebagai koleksi.
Sama halnya dengan uang kuno, dana yang dibutuhkan demi memiliki alat pembayaran keluaran masa silam sungguh tak kecil. Nilainya bisa mencapai jutaan, bahkan hingga miliaran rupiah.
Namun, hal itu tampaknya bukan masalah bagi seorang kolektor uang kuno bernama Syamsuar Halim. Melalui kanal YouTube Kintamoney, sang kolektor menunjukkan beberapa koleksi uang kunonya yang bernilai fantastis.
Misalnya saja, uang pecahan 1.000 gulden bertuliskan De Javasche Bank Duizend Gulden. Dari namanya sudah bisa ditebak bahwa uang ini keluaran zaman kolonial Belanda. Pada mata uang ini, di sisi kanan dan kiri terdapat dua sosok yang mengenakan pakaian adat khas Jawa Tengah.
Menurut Syamsuar ketika dia pertama kali membeli uang tersebut harganya tak sampai Rp50 juta, namun setelah 10 tahun berlalu, uang koleksinya tersebut bisa dijual ratusan hingga miliaran rupiah.
"Walaupun Indonesia dijajah oleh Belanda, tapi kebudayaan Indonesia dipakai, makanya sekarang uang-uang indonesia yang bertema kebudayaan sangat bagus dikoleksi, wayang mana ada di dunia selain Indonesia?" ujar Syamsuar, dikutip dari YouTube Kintamoney, Selasa (5/7/2022).
Selain itu, ada pula uang dengan tulisan yang sama yakni De Javasche Bank Duizend Gulden dengan pecahan 500. Masih sama, di bagian kanan dan kiri terdapat sosok lokal mengenakan pakaian seperti tokoh wayang.
Berdasarkan keterangan dalam video, jika koleksi uang kuno gulden milik Syamsuar dijumlahkan, total harga bisa mencapai Rp2,75 miliar. Harga ini sudah termasuk 8 buah uang pecahan 200 gulden, 7 pecahan uang 100 gulden, dan juga 1 buah uang 500 Gulden.
"Waktu pertama kali saya mengoleksi ini saya banyak beli dari Belanda, jadi seperti ada rasa nasionalisme-nya sedikit, uang kita dibawa ke Belanda lalu dibawa pulang ke Indonesia," tutur Syamsuar.
Lalu, Syamsuar beralih pada uang kuno seri Coen. Dia menjelaskan uang seri Coen dengan nominal 300, punya harga tak kalah mahal.
Saat dilelang tahun 2019 saja, harga uang seri Coen 300 bisa mencapai Rp660 juta per lembar. Tapi tak perlu heran mengapa bisa begitu, Syamsuar menceritakan uang tersebut dicetak saat zaman perang. Ketika hendak dibawa ke Indonesia, tragedi menimpa kapal dan uang dengan seri tersebut banyak yang lenyap. "Kemungkinan kapal disabotase banyak yang tenggelam jadi uangnya nggak ada," ucapnya.
Syamsuar Halim dalam videonya juga menjelaskan awal mula dirinya mengoleksi uang kuno. Hobi itu muncul setelah dirinya berkunjung ke Singapura dan melihat koleksi uang kuno dan menemukan bahwa harganya selangit. "Di Singapura bisa sampai Rp1 miliar," ujarnya.
Namun, Syamsuar mengaku hobinya bukan hanya sekadar tergiur atas tingginya nilai barang koleksi tersebut. Ada alasan lebih kuat yang mendorong Syamsuar mengoleksi uang kuno. Pertama, dirinya merasa ingin sekali menyelamatkan sejarah Indonesia.
Menurut dia, uang kuno bisa dibilang sebagai bagian dari perjalanan hidup bangsa ini. Dari masa ke masa, uang akan berganti menjadi lebih modern, sementara uang sebelumnya hanya bisa dikenang dan dikoleksi.
Di samping rasa nasionalisme yang muncul, Syamsuar tak memungkiri bahwa dia juga memikirkan nilai investasi dari hobinya tersebut. "Kalau yang baru-baru main, ini bisa menjadi bahan investasi. Semua barang-barang yang tidak bisa diproduksi lagi, harganya pasti naik," tandasnya.
Sama halnya dengan uang kuno, dana yang dibutuhkan demi memiliki alat pembayaran keluaran masa silam sungguh tak kecil. Nilainya bisa mencapai jutaan, bahkan hingga miliaran rupiah.
Namun, hal itu tampaknya bukan masalah bagi seorang kolektor uang kuno bernama Syamsuar Halim. Melalui kanal YouTube Kintamoney, sang kolektor menunjukkan beberapa koleksi uang kunonya yang bernilai fantastis.
Misalnya saja, uang pecahan 1.000 gulden bertuliskan De Javasche Bank Duizend Gulden. Dari namanya sudah bisa ditebak bahwa uang ini keluaran zaman kolonial Belanda. Pada mata uang ini, di sisi kanan dan kiri terdapat dua sosok yang mengenakan pakaian adat khas Jawa Tengah.
Menurut Syamsuar ketika dia pertama kali membeli uang tersebut harganya tak sampai Rp50 juta, namun setelah 10 tahun berlalu, uang koleksinya tersebut bisa dijual ratusan hingga miliaran rupiah.
"Walaupun Indonesia dijajah oleh Belanda, tapi kebudayaan Indonesia dipakai, makanya sekarang uang-uang indonesia yang bertema kebudayaan sangat bagus dikoleksi, wayang mana ada di dunia selain Indonesia?" ujar Syamsuar, dikutip dari YouTube Kintamoney, Selasa (5/7/2022).
Selain itu, ada pula uang dengan tulisan yang sama yakni De Javasche Bank Duizend Gulden dengan pecahan 500. Masih sama, di bagian kanan dan kiri terdapat sosok lokal mengenakan pakaian seperti tokoh wayang.
Berdasarkan keterangan dalam video, jika koleksi uang kuno gulden milik Syamsuar dijumlahkan, total harga bisa mencapai Rp2,75 miliar. Harga ini sudah termasuk 8 buah uang pecahan 200 gulden, 7 pecahan uang 100 gulden, dan juga 1 buah uang 500 Gulden.
"Waktu pertama kali saya mengoleksi ini saya banyak beli dari Belanda, jadi seperti ada rasa nasionalisme-nya sedikit, uang kita dibawa ke Belanda lalu dibawa pulang ke Indonesia," tutur Syamsuar.
Lalu, Syamsuar beralih pada uang kuno seri Coen. Dia menjelaskan uang seri Coen dengan nominal 300, punya harga tak kalah mahal.
Saat dilelang tahun 2019 saja, harga uang seri Coen 300 bisa mencapai Rp660 juta per lembar. Tapi tak perlu heran mengapa bisa begitu, Syamsuar menceritakan uang tersebut dicetak saat zaman perang. Ketika hendak dibawa ke Indonesia, tragedi menimpa kapal dan uang dengan seri tersebut banyak yang lenyap. "Kemungkinan kapal disabotase banyak yang tenggelam jadi uangnya nggak ada," ucapnya.
Baca Juga
Syamsuar Halim dalam videonya juga menjelaskan awal mula dirinya mengoleksi uang kuno. Hobi itu muncul setelah dirinya berkunjung ke Singapura dan melihat koleksi uang kuno dan menemukan bahwa harganya selangit. "Di Singapura bisa sampai Rp1 miliar," ujarnya.
Namun, Syamsuar mengaku hobinya bukan hanya sekadar tergiur atas tingginya nilai barang koleksi tersebut. Ada alasan lebih kuat yang mendorong Syamsuar mengoleksi uang kuno. Pertama, dirinya merasa ingin sekali menyelamatkan sejarah Indonesia.
Menurut dia, uang kuno bisa dibilang sebagai bagian dari perjalanan hidup bangsa ini. Dari masa ke masa, uang akan berganti menjadi lebih modern, sementara uang sebelumnya hanya bisa dikenang dan dikoleksi.
Di samping rasa nasionalisme yang muncul, Syamsuar tak memungkiri bahwa dia juga memikirkan nilai investasi dari hobinya tersebut. "Kalau yang baru-baru main, ini bisa menjadi bahan investasi. Semua barang-barang yang tidak bisa diproduksi lagi, harganya pasti naik," tandasnya.
(fai)