Penyuluh di Jember Ajak Petani Lakukan Percepatan Tanam
loading...
A
A
A
JEMBER - Imbauan Kementerian Pertanian kepada petani dan penyuluh untuk melakukan percepatan tanam, direspons petani di Jember, Jawa Timur. Para penyuluh di BPP Ajung, Jember, mengajak petani untuk mempercepat tanam guna menjaga ketersediaan pangan.
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, ketersediaan pangan sangat penting. Apalagi, disaat pandemi Covid-19 dan adanya ancaman kemarau panjang yang bisa menyebabkan kekeringan.
“Pertanian harus tetap produktif untuk menghasilkan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia. Untuk itu, para penyuluh harus menemani petani melakukan percepatan tanam. Agar kebutuhan pangan tetap terpenuhi,” kata Mentan SYL, Selasa (30/06/2020).
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi. Dia menegaskan bahwa tidak boleh ada lahan yang menganggur. "Sesudah panen, petani dan penyuluh harus turun lagi ke lapangan, segera olah lahan dan tanam lagi. Pangan tidak boleh bersoal, pangan tidak boleh bermasalah,” katanya.
Di Tahun 2020, Kabupaten Jember sendiri telah ditetapkan menjadi lokasi proyek SIMURP yang akan mengajarkan petani melakukan budidaya hemat air, menggunakan benih unggul yang adaptif pada dampak perubahan iklim.
Juga menerapkan sistim jarwo, melakukan budidaya tanaman padi yang rendah emisi gas rumah kaca (CH4, N2O dan CO2), menerapkan kalender tanam (Katam) yang dikenal dengan Sistem Pertanian Cerdas Iklim (Climate Smart Agriculture).
Penyuluh di BPP Ajung, Sri Wahyuni, bersama kelompok tani binaannya, berupaya melakukan budidaya tanaman yang baik serta melakukan percepatan tanam dengan menggunakan alsintan secara maksimal.
Dijelaskan Sri Wahyuni, peran alsintan dalam pengembangan pertanian saat ini menjadi penting. Karena ciri sumber daya manusia pertanian yang Maju, Mandiri dan Modern, adalah dengan teknologi mekanisasi yang mencakup dari hulu sampai hilir. Tidak hanya akan meningkatkan produksi tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani.
“Petani kini merasakan manfaatnya, karena dengan mekanisasi pertanian melalui penggunaan alsintan membuat proses olah tanah (traktor), tanam (rice transplanter) dan panen (combine harvester) menjadi lebih cepat. Sebelum mendapat penyuluhan petani umumnya masih menggunakan cara-cara manual dan sederhana dalam mengolah produk pertaniannya,” kata Sri Wahyuni.
Menurut Wahyuni ,dengan makin banyaknya petani yang mau dan mampu menggunakan alsintan, ke depan perlu pengembangan alsin yang tepat guna ditingkat petani dalam mendukung keberhasilan program pangan.
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, ketersediaan pangan sangat penting. Apalagi, disaat pandemi Covid-19 dan adanya ancaman kemarau panjang yang bisa menyebabkan kekeringan.
“Pertanian harus tetap produktif untuk menghasilkan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia. Untuk itu, para penyuluh harus menemani petani melakukan percepatan tanam. Agar kebutuhan pangan tetap terpenuhi,” kata Mentan SYL, Selasa (30/06/2020).
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi. Dia menegaskan bahwa tidak boleh ada lahan yang menganggur. "Sesudah panen, petani dan penyuluh harus turun lagi ke lapangan, segera olah lahan dan tanam lagi. Pangan tidak boleh bersoal, pangan tidak boleh bermasalah,” katanya.
Di Tahun 2020, Kabupaten Jember sendiri telah ditetapkan menjadi lokasi proyek SIMURP yang akan mengajarkan petani melakukan budidaya hemat air, menggunakan benih unggul yang adaptif pada dampak perubahan iklim.
Juga menerapkan sistim jarwo, melakukan budidaya tanaman padi yang rendah emisi gas rumah kaca (CH4, N2O dan CO2), menerapkan kalender tanam (Katam) yang dikenal dengan Sistem Pertanian Cerdas Iklim (Climate Smart Agriculture).
Penyuluh di BPP Ajung, Sri Wahyuni, bersama kelompok tani binaannya, berupaya melakukan budidaya tanaman yang baik serta melakukan percepatan tanam dengan menggunakan alsintan secara maksimal.
Dijelaskan Sri Wahyuni, peran alsintan dalam pengembangan pertanian saat ini menjadi penting. Karena ciri sumber daya manusia pertanian yang Maju, Mandiri dan Modern, adalah dengan teknologi mekanisasi yang mencakup dari hulu sampai hilir. Tidak hanya akan meningkatkan produksi tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani.
“Petani kini merasakan manfaatnya, karena dengan mekanisasi pertanian melalui penggunaan alsintan membuat proses olah tanah (traktor), tanam (rice transplanter) dan panen (combine harvester) menjadi lebih cepat. Sebelum mendapat penyuluhan petani umumnya masih menggunakan cara-cara manual dan sederhana dalam mengolah produk pertaniannya,” kata Sri Wahyuni.
Menurut Wahyuni ,dengan makin banyaknya petani yang mau dan mampu menggunakan alsintan, ke depan perlu pengembangan alsin yang tepat guna ditingkat petani dalam mendukung keberhasilan program pangan.