Mentan Beberkan Alasan Petani Pilih Tanam Jagung Dibanding Kedelai
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengungkap, rendahnya minat petani untuk menanam kedelai disebabkan oleh harga jual yang kurang menguntungkan jika dibandingkan dengan menanam komoditas lain seperti jagung.
Mentan menjelaskan sebetulnya kedelai dan jagung memiliki harga jual yang sama, akan tetapi tingkat produktivitas kedua komoditas tersebut sangat jauh berbeda. Per hektare jagung bisa menghasilkan 6-7 ton, sedangkan kedelai hanya mampu dihasilkan 1,5 hingga 2 ton.
Menanggulangi masalah tersebut, Mentan mengatakan ada sejumlah cara yang akan dilakukan pemerintah. Pertama dengan cara pengadaan bibit kedelai yang mempunyai produktivitas lebih tinggi, menetapkan harga beli terhadap kedelai terhadap petani, dan membuka lahan tanam kedelai.
"Menggunakan bibit impor kalau perlu, dan tentu mempersiapkan bibit-bibit nasional atau lokal dengan varietas tinggi," ujar Mentan usai Rapat Terbatas (Ratas) di Istana Presiden, Senin (19/9/2022).
Mentan mengtakan dengan menggunakan varietas yang unggul maka Indonesia mampu mengejar produktivitas kedelai hingga 4 ton per hektarnya, sehingga impor bisa ditekan.
"Diharapkan kita bisa mendapatkan varietas yang mampu di atas 3 sampai 4 ton per hektare," sambungnya.
Mentan menambahkan, saat ini pemerintah juga tengah mempersiapkan lahan seluas 352 ribu hektare, dan baru ditanami seluas 67 ribu hektare.
Terkait penetapan harga beli kedelai dari petani, Mentan mejelaskan saat ini rencana tersebut juga sedang dibahas lebih lanjut bersama kementerian terkait dan Presiden.
"Kita berharap dalam satu minggu ini, biasanya Bapak Presiden setiap minggu mengecek masalah pertanian, kesediaan pangan. Satu minggu ini saya yakin Pak Menko sudah mengeluarkan kesepakatan untuk menetapkan harga pembelian minimal bagi kedelai," kata Mentan.
Minimnya produksi kedelai petani tersebut membuat pemerintah harus melakukan impor kedelai untuk memenuhi kebutuhan kedelai nasional setiap tahunnya, bahkan besar 90%. Dengan adanya penetapan harga beli minimal untuk kedelai diharapkan bisa meningkatkan produksi dalam negeri.
"Pak Menko (Perekonomian) akan menetapkan harga beli sehingga ada kepastian harga dari kedelai. Tentu saja ini akan dirapatkan, dengan demikian petani betul-betul siap untuk menanam," lanjut Mentan.
Mentan menjelaskan sebetulnya kedelai dan jagung memiliki harga jual yang sama, akan tetapi tingkat produktivitas kedua komoditas tersebut sangat jauh berbeda. Per hektare jagung bisa menghasilkan 6-7 ton, sedangkan kedelai hanya mampu dihasilkan 1,5 hingga 2 ton.
Menanggulangi masalah tersebut, Mentan mengatakan ada sejumlah cara yang akan dilakukan pemerintah. Pertama dengan cara pengadaan bibit kedelai yang mempunyai produktivitas lebih tinggi, menetapkan harga beli terhadap kedelai terhadap petani, dan membuka lahan tanam kedelai.
"Menggunakan bibit impor kalau perlu, dan tentu mempersiapkan bibit-bibit nasional atau lokal dengan varietas tinggi," ujar Mentan usai Rapat Terbatas (Ratas) di Istana Presiden, Senin (19/9/2022).
Mentan mengtakan dengan menggunakan varietas yang unggul maka Indonesia mampu mengejar produktivitas kedelai hingga 4 ton per hektarnya, sehingga impor bisa ditekan.
"Diharapkan kita bisa mendapatkan varietas yang mampu di atas 3 sampai 4 ton per hektare," sambungnya.
Mentan menambahkan, saat ini pemerintah juga tengah mempersiapkan lahan seluas 352 ribu hektare, dan baru ditanami seluas 67 ribu hektare.
Terkait penetapan harga beli kedelai dari petani, Mentan mejelaskan saat ini rencana tersebut juga sedang dibahas lebih lanjut bersama kementerian terkait dan Presiden.
"Kita berharap dalam satu minggu ini, biasanya Bapak Presiden setiap minggu mengecek masalah pertanian, kesediaan pangan. Satu minggu ini saya yakin Pak Menko sudah mengeluarkan kesepakatan untuk menetapkan harga pembelian minimal bagi kedelai," kata Mentan.
Minimnya produksi kedelai petani tersebut membuat pemerintah harus melakukan impor kedelai untuk memenuhi kebutuhan kedelai nasional setiap tahunnya, bahkan besar 90%. Dengan adanya penetapan harga beli minimal untuk kedelai diharapkan bisa meningkatkan produksi dalam negeri.
"Pak Menko (Perekonomian) akan menetapkan harga beli sehingga ada kepastian harga dari kedelai. Tentu saja ini akan dirapatkan, dengan demikian petani betul-betul siap untuk menanam," lanjut Mentan.
(uka)