Mengembalikan Kejayaan Daerah Penghasil Kakao Terbesar di Indonesia
loading...
A
A
A
PINRANG - Pinrang bahkan masuk dalam lima besar produsen kakao terbesar di Indonesia dan mencapai masa kejayaan di tahun 1990 hingga 2000-an.
Sayang beribu sayang, masa-masa emas itu perlahan sirna usai serangan penyakit dan hama menyerang ribuan hektar perkebunan kakao sepanjang tahun 2000-an bahkan hingga saat ini. Hal tersebut tentunya memengaruhi jumlah produksi dan kualitas kakao yang dihasilkan.
Para petani pun mulai beralih menanam komoditi lain seperti padi, kopi, hingga banting setir membuka tambak ikan. Permasalahan ini sebetulnya telah mendapat perhatian dari pemerintah kabupaten Pinrang dan berbagai lembaga terkait.
Bantuan demi bantuan telah dilakukan demi mengembalikan kembali kejayaan Pinrang sebagai salah satu jagoan kakao Indonesia.
Hingga pada tahun 2012 silam, Mondelez Internasional menginisiasi dibentuknya program binaan berkelanjutan bertajuk Cocoa Life.
Andi Sitti Asmayanti selaku Director Sustainability South East Asia dari Mondelez International saat jumpa pers Anniversary 10 Tahun Cocoa Life di Pinrang, Sulawesi Selatan, Selasa (20/9) mengatakan, terdapat sejumlah permasalahan utama yang tengah dihadapi para petani kakao di kabupaten Pinrang.
Beberapa di antaranya seperti permasalahan kesuburan tanah, pohon menua, hingga proses budidaya yang belum mengadopsi nilai-nilai berkelanjutan (sustainable).
"Ditambah lagi adanya perubahan iklim yang juga menurunkan produktivitas. Selain itu masih ada praktik deforestasi yang justru menambah kerusakan iklim itu sendiri," ujar Yanti, sapaan akrab Andi Sitti Asmayanti, dikutip Sabtu (24/9/2022).
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, Cocoa Life mendorong penerapan teknik budidaya yang baik atau disebut dengan istilah Good Agricultural Practices (GAP).
Sayang beribu sayang, masa-masa emas itu perlahan sirna usai serangan penyakit dan hama menyerang ribuan hektar perkebunan kakao sepanjang tahun 2000-an bahkan hingga saat ini. Hal tersebut tentunya memengaruhi jumlah produksi dan kualitas kakao yang dihasilkan.
Para petani pun mulai beralih menanam komoditi lain seperti padi, kopi, hingga banting setir membuka tambak ikan. Permasalahan ini sebetulnya telah mendapat perhatian dari pemerintah kabupaten Pinrang dan berbagai lembaga terkait.
Bantuan demi bantuan telah dilakukan demi mengembalikan kembali kejayaan Pinrang sebagai salah satu jagoan kakao Indonesia.
Hingga pada tahun 2012 silam, Mondelez Internasional menginisiasi dibentuknya program binaan berkelanjutan bertajuk Cocoa Life.
Andi Sitti Asmayanti selaku Director Sustainability South East Asia dari Mondelez International saat jumpa pers Anniversary 10 Tahun Cocoa Life di Pinrang, Sulawesi Selatan, Selasa (20/9) mengatakan, terdapat sejumlah permasalahan utama yang tengah dihadapi para petani kakao di kabupaten Pinrang.
Beberapa di antaranya seperti permasalahan kesuburan tanah, pohon menua, hingga proses budidaya yang belum mengadopsi nilai-nilai berkelanjutan (sustainable).
"Ditambah lagi adanya perubahan iklim yang juga menurunkan produktivitas. Selain itu masih ada praktik deforestasi yang justru menambah kerusakan iklim itu sendiri," ujar Yanti, sapaan akrab Andi Sitti Asmayanti, dikutip Sabtu (24/9/2022).
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, Cocoa Life mendorong penerapan teknik budidaya yang baik atau disebut dengan istilah Good Agricultural Practices (GAP).