Soal Obat Demam Cair, YLKI: Aneh! Harusnya Ditarik dari Peredaran
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) menyetop peredaran obat berbentuk sirop seiring merebaknya temuan 206 kasus ginjal akut misterius pada sejumlah anak di Indonesia. Sebagai alternatifnya, Kemenkes menganjurkan penggunaan obat tablet hingga kapsul.
Menanggapi kejadian itu, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, langkah yang dilakukan Kemenkes tampak ambigu. Sebab, Kemenkes hanya meminta masyarakat untuk tidak mengonsumsi obat panas cair berupa sirop yang diduga menjadi penyebab.
"Kemenkes dan Badan POM tampak ambigu. Mestinya Kemenkes dan Badan POM juga melakukan recalling (menarik) dari pasaran, terhadap produk obat panas (demam) untuk anak dalam bentuk cair atau sirop tersebut," ujar Tulus, Kamis (20/10/2022).
Tulus juga mempertanyakan mengapa kasus gagal ginjal akut pada Anak di Indonesia sangat tinggi, jika obat yang beredar di Gambia tidak beredar di Indonesia. "Ini menjadi hal yang sangat aneh dan pertanyaan yang serius," ucapnya.
YLKI pun meminta pemerintah untuk bergerak cepat dan sinergis dalam menangani kasus ini demi memberikan perlindungan yang menyeluruh pada masyarakat, khususnya anak-anak.
"Jangan sampai korban terus berjatuhan dan eskalatif," pungkas Tulus.
Menanggapi kejadian itu, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, langkah yang dilakukan Kemenkes tampak ambigu. Sebab, Kemenkes hanya meminta masyarakat untuk tidak mengonsumsi obat panas cair berupa sirop yang diduga menjadi penyebab.
"Kemenkes dan Badan POM tampak ambigu. Mestinya Kemenkes dan Badan POM juga melakukan recalling (menarik) dari pasaran, terhadap produk obat panas (demam) untuk anak dalam bentuk cair atau sirop tersebut," ujar Tulus, Kamis (20/10/2022).
Tulus juga mempertanyakan mengapa kasus gagal ginjal akut pada Anak di Indonesia sangat tinggi, jika obat yang beredar di Gambia tidak beredar di Indonesia. "Ini menjadi hal yang sangat aneh dan pertanyaan yang serius," ucapnya.
YLKI pun meminta pemerintah untuk bergerak cepat dan sinergis dalam menangani kasus ini demi memberikan perlindungan yang menyeluruh pada masyarakat, khususnya anak-anak.
"Jangan sampai korban terus berjatuhan dan eskalatif," pungkas Tulus.
(uka)