Ekonomi Indonesia Diperkirakan Kembali Pulih Tahun 2022

Senin, 27 April 2020 - 19:48 WIB
loading...
Ekonomi Indonesia Diperkirakan Kembali Pulih Tahun 2022
Ketika pandemi virus corona di Indonesia diperkirakan akan reda pada awal Juni 2020, maka proses pemulihan ekonomi akan membutuhkan waktu yang lebih panjang. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Selain menyebabkan mandeknya berbagai bidang usaha, wabah covid-19 juga berpotensi mengubah tatanan ekonomi dunia yang ditandai dengan berubahnya peta perdagangan dunia. Kinerja perdagangan global dipastikan akan terganggu akibat lambatnya perbaikan kinerja manufaktur, khususnya di China hingga menjelang semester pertama tahun ini.

Di tambah dengan jalur distribusi logistik yang juga terganggu, dampak negatif mau tak mau akan menerpa ekonomi Indonesia dalam beberapa waktu ke depan. Kesimpulan ini didapatkan Pusat Kajian Visi Teliti Saksama (VTS) melalui riset kajian berjudul ‘Limbung Roda Terpasak Corona’ yang telah diterbitkan sebelumnya.

Menurut uji simulasi pandemi dengan model sistem dinamik oleh peneliti Visi Teliti Saksama, M. Widyar Rahman, pandemi virus corona di Indonesia diperkirakan akan reda pada awal Juni 2020. Lantas, jika wabah covid-19 di Indonesia diperkirakan baru bisa mereda pada Juni 2020, bagaimana dengan pemulihan ekonomi Indonesia?

“Tentunya proses pemulihan ekonomi akan membutuhkan waktu yang lebih panjang, setidaknya sampai akhir 2021,” kata Widyar, Senin (27/4/2020).

Menurut analisis Widyar, pandemi tidak akan bertahan bertahun-tahun di Indonesia. Melalui peran aktif seluruh warga negara, penurunan jumlah kasus covid-19, seharusnya dapat lebih cepat dari perkiraan model tersebut. Namun hal ini tetap dipengaruhi oleh kebijakan yang diambil pemerintah dalam upaya menekan penyebarannya.

“Kami memperkirakan, peningkatan permintaan barang dan jasa akan terjadi di bulan Ramadhan dan Idul fitri, meski tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun, sedikit kenaikan permintaan ini belum cukup untuk mengkompensasi cedera pada industri,” tuturnya.

Pasalnya, pemenuhan stok yang seharusnya dilakukan dua sampai tiga bulan jelang Ramadhan tidak bisa terpenuhi akibat impor yang mandek. Melihat dampaknya yang masif, kerugian yang ditimbulkan pandemi covid-19 tentu tidak main-main.

“Jika dibandingkan wabah SARS 2002–2003 yang juga berasal dari China, dampak negatif dari merebaknya covid-19 terhadap perekonomian akan jauh lebih luas,” lanjutnya.

Dalam kaitan analisa dampak ini, Visi mengumpulkan berbagai informasi untuk memperkirakan dampak yang terjadi pada perekonomian Indonesia. Adapun studi dilakukan di bulan Februari hingga awal Maret. Analisa yang dilakukan berawal dengan melihat hubungan ekonomi antara Indonesia dengan China, sebagai episentrum awal penyebaran virus.

Dalam lima tahun terakhir, China selalu menempati tiga besar mitra dagang utama Indonesia. Malahan sejak tahun 2014, China merupakan negara asal impor dengan nilai terbesar bagi Indonesia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1329 seconds (0.1#10.140)