Gandeng Indodax, Theta Perluas Pasar di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Thetalabs (Theta), platform streaming yang berdomisili di San Jose, California, memperluas pasar di Indonesia dengan bekerja sama dengan Indodax, Indonesia startup bitcoin, blockchain dan perdagangan aset kripto. Theta merupakan platform streaming terdesentralisasi yang menggunakan sistem blockchain.
Perusahaan ini menggunakan TFUEL sebagai token atau aset kripto sebagai pembayaran. Token ini juga bisa menjadi komoditas yang dapat dibeli di Indodax.
CEO Thetalabs Mitch mengatakan, Theta adalah jaringan pengiriman video terdesentralisasi, didukung oleh pengguna, berjalan pada blockchain khusus pada jaringan Theta. Pengguna dapat memperoleh hadiah token karena menggunakan kelebihan bandwidth mereka untuk berbagai video dengan pengguna lain di dekatnya.
"Kami telah mengembangkan jaringan pengiriman video kami dan mengimplementasikan kemitraan teknologi kami dengan platform video. Karena itu, Indonesia adalah pasar yang sangat menarik bagi kami dan kami sangat senang memperkenalkan Theta Network kepada penyedia layanan lokal," katanya melalui keterangan pers, Selasa (7/7/2020).
(Baca Juga: Indodax Luncurkan Platform Permudah Transaksi Bitcoin)
Dia menjelaskan, bermitra dengan Indodax adalah langkah penting untuk menggaet pasar di Indonesia, yang memiliki populasi aset kripto yang sangat aktif. "Saat ini Theta sendiri sudah memiliki beberapa Theta Guardian Nodes (server blockchain Theta) yang tersebar di Indonesia," ujarnya.
THETA adalah token tata kelola dari protokol blockchain Theta yang digunakan untuk dipertaruhkan sebagai simpul validator untuk menghasilkan blok, untuk mengamankan jaringan, dan untuk berpartisipasi dalam tata kelola protokol. Staking THETA juga menghasilkan TFUEL.
TFUEL adalah token operasional protokol blockchain Theta. Pengguna akan menggunakan Theta Fuel untuk menyelesaikan transaksi seperti membayar relay node untuk dapat mengakses video, atau untuk menyebarkan dan berinteraksi dengan kontrak pintar. Relay node menghasilkan Theta Fuel untuk setiap streaming video yang mereka bagikan ke pengguna lain di jaringan.
Setelah meluncurkan jaringan utamanya, pada bulan Maret 2019, beberapa pemimpin industri blockchain telah bergabung dengan jaringan Theta sebagai Enterprise Validator Nodes. Setelah Theta berhasil mengimplementasikan jaringan Theta pada Dapp pertama, Theta TV, perusahaan itu juga kemudian bermitra dengan platform video seperti Contentos, MBG Newsgroup Korea, CJ Hello, dan Samsung VR.
Mitch mengungkapkan, peluncuran Theta Mainnet 2.0 baru-baru ini telah sukses besar, dengan basis kode forking ke kode 2.0 tanpa hambatan, dan cakupan yang luas dari kemitraan peluncuran dengan Google Cloud. Tetapi yang paling penting untuk jangka panjang adalah peluncuran main net Guardian Node staking.
Theta meyakini pertumbuhan video streaming seperti game akan terus meningkat. Dari riset yang mereka himpun, seperti kelompok riset dalam S&P Global Market Intelligence, langganan video OTT Indonesia yang berbayar menembus sekitar 36,4% rumah tangga broadband pada 2018. Ini diharapkan tumbuh 16,4% selama lima tahun ke depan.
Dan menurut peneliti lain, pendapatan di segmen Video-on-Demand diproyeksikan mencapai USD304 pada tahun 2020 dan ini diharapkan untuk menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR 2020-2024) sebesar 9,6%, menghasilkan volume pasar yang diproyeksikan dari USD439 juta pada tahun 2024.
Dengan ukuran pasar konten video besar Indonesia, Theta ingin memasuki pasar Indonesia dan bekerja sama dengan penyedia konten video lokal untuk membangun jaringan Theta yang terdesentralisasi.
"Dengan terdaftarnya kami di Indodax, kami ingin meningkatkan kesadaran protokol Theta dan terus meningkatkan komunitas kami dan menambahkan lebih banyak Guardian Nodes untuk sepenuhnya mendesentralisasikan protokol kami," jelas Mitch.
CEO Indodax Oscar Darmawan saat diminta keterangan mengenai hal tersebut mengatakan, Indodax selalu berusaha menghadirkan dan mendukung pengembangan infrastruktur Blockchain di Indonesia.
"Theta sendiri adalah salah satu blockchain yang menurut kami cukup berpotensi di masa depan khususnya melihat dari daftar partner korporasi dari Theta sendiri mulai dari Samsung, CJ Hello dan Google. Saya kira hingga sekarang tidak banyak protokol blockchain hingga saat ini yang mempunyai kekuatan partnership di dunia korporasi sebesar Theta. Saya sangat terkesan dengan daftar partnership yang dibawa oleh Theta," tandasnya.
Perusahaan ini menggunakan TFUEL sebagai token atau aset kripto sebagai pembayaran. Token ini juga bisa menjadi komoditas yang dapat dibeli di Indodax.
CEO Thetalabs Mitch mengatakan, Theta adalah jaringan pengiriman video terdesentralisasi, didukung oleh pengguna, berjalan pada blockchain khusus pada jaringan Theta. Pengguna dapat memperoleh hadiah token karena menggunakan kelebihan bandwidth mereka untuk berbagai video dengan pengguna lain di dekatnya.
"Kami telah mengembangkan jaringan pengiriman video kami dan mengimplementasikan kemitraan teknologi kami dengan platform video. Karena itu, Indonesia adalah pasar yang sangat menarik bagi kami dan kami sangat senang memperkenalkan Theta Network kepada penyedia layanan lokal," katanya melalui keterangan pers, Selasa (7/7/2020).
(Baca Juga: Indodax Luncurkan Platform Permudah Transaksi Bitcoin)
Dia menjelaskan, bermitra dengan Indodax adalah langkah penting untuk menggaet pasar di Indonesia, yang memiliki populasi aset kripto yang sangat aktif. "Saat ini Theta sendiri sudah memiliki beberapa Theta Guardian Nodes (server blockchain Theta) yang tersebar di Indonesia," ujarnya.
THETA adalah token tata kelola dari protokol blockchain Theta yang digunakan untuk dipertaruhkan sebagai simpul validator untuk menghasilkan blok, untuk mengamankan jaringan, dan untuk berpartisipasi dalam tata kelola protokol. Staking THETA juga menghasilkan TFUEL.
TFUEL adalah token operasional protokol blockchain Theta. Pengguna akan menggunakan Theta Fuel untuk menyelesaikan transaksi seperti membayar relay node untuk dapat mengakses video, atau untuk menyebarkan dan berinteraksi dengan kontrak pintar. Relay node menghasilkan Theta Fuel untuk setiap streaming video yang mereka bagikan ke pengguna lain di jaringan.
Setelah meluncurkan jaringan utamanya, pada bulan Maret 2019, beberapa pemimpin industri blockchain telah bergabung dengan jaringan Theta sebagai Enterprise Validator Nodes. Setelah Theta berhasil mengimplementasikan jaringan Theta pada Dapp pertama, Theta TV, perusahaan itu juga kemudian bermitra dengan platform video seperti Contentos, MBG Newsgroup Korea, CJ Hello, dan Samsung VR.
Mitch mengungkapkan, peluncuran Theta Mainnet 2.0 baru-baru ini telah sukses besar, dengan basis kode forking ke kode 2.0 tanpa hambatan, dan cakupan yang luas dari kemitraan peluncuran dengan Google Cloud. Tetapi yang paling penting untuk jangka panjang adalah peluncuran main net Guardian Node staking.
Theta meyakini pertumbuhan video streaming seperti game akan terus meningkat. Dari riset yang mereka himpun, seperti kelompok riset dalam S&P Global Market Intelligence, langganan video OTT Indonesia yang berbayar menembus sekitar 36,4% rumah tangga broadband pada 2018. Ini diharapkan tumbuh 16,4% selama lima tahun ke depan.
Dan menurut peneliti lain, pendapatan di segmen Video-on-Demand diproyeksikan mencapai USD304 pada tahun 2020 dan ini diharapkan untuk menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR 2020-2024) sebesar 9,6%, menghasilkan volume pasar yang diproyeksikan dari USD439 juta pada tahun 2024.
Dengan ukuran pasar konten video besar Indonesia, Theta ingin memasuki pasar Indonesia dan bekerja sama dengan penyedia konten video lokal untuk membangun jaringan Theta yang terdesentralisasi.
"Dengan terdaftarnya kami di Indodax, kami ingin meningkatkan kesadaran protokol Theta dan terus meningkatkan komunitas kami dan menambahkan lebih banyak Guardian Nodes untuk sepenuhnya mendesentralisasikan protokol kami," jelas Mitch.
CEO Indodax Oscar Darmawan saat diminta keterangan mengenai hal tersebut mengatakan, Indodax selalu berusaha menghadirkan dan mendukung pengembangan infrastruktur Blockchain di Indonesia.
"Theta sendiri adalah salah satu blockchain yang menurut kami cukup berpotensi di masa depan khususnya melihat dari daftar partner korporasi dari Theta sendiri mulai dari Samsung, CJ Hello dan Google. Saya kira hingga sekarang tidak banyak protokol blockchain hingga saat ini yang mempunyai kekuatan partnership di dunia korporasi sebesar Theta. Saya sangat terkesan dengan daftar partnership yang dibawa oleh Theta," tandasnya.
(fai)