5 Negara yang Paling Bergantung pada Laut China Selatan
loading...
A
A
A
Sebagai konsumen energi terbesar ke-8 di dunia, Korea Selatan mengimpor hampir 92,8% dari konsumsi energi dan sumber daya alamnya, seperti diperlihatkan data pemerintah. Pada tahun 2021, Korea Selatan menghabiskan USD137,2 miliar untuk impor energi, setara dengan hampir 22,3% dari total impornya.
Menurut angka dari Administrasi Informasi Energi AS, Timur Tengah menyumbang 69% dari impor minyak mentah Korea Selatan 2019, turun dibandingkan lebih dari 80% sebelum 2018.
Ketika sebagian besar impor minyak mentah Korea Selatan transit melalui Laut China Selatan, kepentingan strategisnya saat ini bagi keamanan nasional tidak dapat diremehkan.
"Dengan peluncuran kapal induk China yang dirancang dan dibangun di dalam negeri pada Juni 2022, Fujian – dinamai sama dengan provinsi yang paling dekat dengan Taiwan – dominasi dan supremasi angkatan laut di Pasifik belum pernah ditantang seperti ini sejak Perang Dunia II," ungkap Brown.
"Konflik Eropa telah menimbulkan kekhawatiran tentang sistem perdagangan global," katanya.
"Peringatan tentang efek konflik di Laut China Selatan harus ditanggapi dengan serius. Kita semua harus mendengarkan seruan dari negara-negara seperti Singapura dan Korea Selatan untuk menghindarinya dan mengurangi ketegangan," jelasnya.
Semakin Pentingnya Laut Cina Selatan
Dari perspektif sejarah, Laut China Selatan adalah pusat Indo-Pasifik. Tetapi signifikansinya jauh melampaui wilayah tersebut.
Mengingat ketegangan diplomatik dan ekonomi global yang berkembang, kepentingan strategis Laut China Selatan diperkirakan akan terus meningkat.
Pada tahun 2021, Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) mengatakan, bahwa lebih dari 80% volume perdagangan internasional dibawa melalui laut, dengan 54% perdagangan maritim dunia terjadi di Asia.
Menurut angka dari Administrasi Informasi Energi AS, Timur Tengah menyumbang 69% dari impor minyak mentah Korea Selatan 2019, turun dibandingkan lebih dari 80% sebelum 2018.
Ketika sebagian besar impor minyak mentah Korea Selatan transit melalui Laut China Selatan, kepentingan strategisnya saat ini bagi keamanan nasional tidak dapat diremehkan.
"Dengan peluncuran kapal induk China yang dirancang dan dibangun di dalam negeri pada Juni 2022, Fujian – dinamai sama dengan provinsi yang paling dekat dengan Taiwan – dominasi dan supremasi angkatan laut di Pasifik belum pernah ditantang seperti ini sejak Perang Dunia II," ungkap Brown.
"Konflik Eropa telah menimbulkan kekhawatiran tentang sistem perdagangan global," katanya.
"Peringatan tentang efek konflik di Laut China Selatan harus ditanggapi dengan serius. Kita semua harus mendengarkan seruan dari negara-negara seperti Singapura dan Korea Selatan untuk menghindarinya dan mengurangi ketegangan," jelasnya.
Semakin Pentingnya Laut Cina Selatan
Dari perspektif sejarah, Laut China Selatan adalah pusat Indo-Pasifik. Tetapi signifikansinya jauh melampaui wilayah tersebut.
Mengingat ketegangan diplomatik dan ekonomi global yang berkembang, kepentingan strategis Laut China Selatan diperkirakan akan terus meningkat.
Pada tahun 2021, Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) mengatakan, bahwa lebih dari 80% volume perdagangan internasional dibawa melalui laut, dengan 54% perdagangan maritim dunia terjadi di Asia.