Soal Agresifnya Kenaikan Suku Bunga, Bos BI Ungkap Kejadian 17 Tahun Lalu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia ( BI ) Perry Warjiyo menjelaskan alasan bank sentral menaikkan suku bunga acuan hingga 4 kali lipat, atau sebesar 175 bps. Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pekan lalu, kenaikan suku bunga acuan disepakati sebesar 50 bps menjadi 5,25%.
"Saat ini situasi dunia dipenuhi ketidakpastian, dan perlu bagi BI untuk segera menurunkan inflasi inti di bawah 4%. Ini kami majukan lebih cepat, juga demi menurunkan ekspektasi inflasi yang juga masih tinggi," ujar Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin(21/11/2022).
Perry mengungkapkan, langkah agresif ini pertama kalinya ditempuh oleh BI setelah sebelumnya pada masa tahun 2005 lalu. Pada 1 Juli 2005, BI untuk pertama kalinya memperkenalkan kebijakan moneter sebagai kerangka Inflation Targeting Framework (ITF).
Kebijakan agresif BI di tahun 2005 ditandai dengan kenaikan BI rate sebesar 25 bps di bulan Agustus, 125 bps di bulan September, 100 bps di bulan Oktober, 125 bps di bulan November, dan 50 bps di bulan Desember. Alhasil, dalam kurun waktu 5 bulan, BI rate tercatat naik menjadi 12,75%.
"Kebijakan moneter yang ditempuh BI saat ini adalah untuk menciptakan stabilitas dan mengendalikan demand-pull inflation atas barang impor. BI juga berupaya menstabilkan pasar keuangan, perbankan, dan korporasi melalui transaksi spot DNDF maupun melalui operasi SBN sekunder," tandas Perry.
"Saat ini situasi dunia dipenuhi ketidakpastian, dan perlu bagi BI untuk segera menurunkan inflasi inti di bawah 4%. Ini kami majukan lebih cepat, juga demi menurunkan ekspektasi inflasi yang juga masih tinggi," ujar Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin(21/11/2022).
Perry mengungkapkan, langkah agresif ini pertama kalinya ditempuh oleh BI setelah sebelumnya pada masa tahun 2005 lalu. Pada 1 Juli 2005, BI untuk pertama kalinya memperkenalkan kebijakan moneter sebagai kerangka Inflation Targeting Framework (ITF).
Kebijakan agresif BI di tahun 2005 ditandai dengan kenaikan BI rate sebesar 25 bps di bulan Agustus, 125 bps di bulan September, 100 bps di bulan Oktober, 125 bps di bulan November, dan 50 bps di bulan Desember. Alhasil, dalam kurun waktu 5 bulan, BI rate tercatat naik menjadi 12,75%.
"Kebijakan moneter yang ditempuh BI saat ini adalah untuk menciptakan stabilitas dan mengendalikan demand-pull inflation atas barang impor. BI juga berupaya menstabilkan pasar keuangan, perbankan, dan korporasi melalui transaksi spot DNDF maupun melalui operasi SBN sekunder," tandas Perry.
(uka)