Awas Ancaman Perang Dagang Uni Eropa dan AS Dipicu Subsidi Hijau Jumbo Rp5.781 Triliun

Senin, 28 November 2022 - 21:23 WIB
loading...
Awas Ancaman Perang...
Para menteri Uni Eropa (UE) mencemaskan pecahnya perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) saat Washington mengunci lebih dari USD369 miliar yang setara Rp5.781 triliun untuk subsidi hijau. Foto/Dok
A A A
BRUSELLS - Para menteri Uni Eropa (UE) mencemaskan pecahnya perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) saat Washington mengunci lebih dari USD369 miliar yang setara Rp5.781 triliun (Kurs Rp15.667 per USD) untuk subsidi hijau yang didorong oleh Joe Biden. Para pejabat di kedua benua telah membentuk satuan tugas untuk menilai dampak undang-undang iklim AS yang ambisius AS serta Undang-Undang Pengurangan Inflasi.



Rancangan Undang-Undang (RUU) Pengurangan Inflasi membuat pemerintah Eropa frustrasi, lantaran berisikan aturan pajak, kesehatan serta iklim yang mencakup rekor pengeluaran USD369 miliar untuk iklim dan energi.

Menteri ekonomi Jerman, Robert Habeck menyerukan, Eropa untuk meningkatkan persaingan dengan Amerika Serikat, dengan mengatakan kekuatan ekonomi terbesar di dunia akan bersaing memperebutkan siapa yang akan dapat menciptakan pasar utama untuk industri hijau dan iklim.

Habeck mendorong, dana insentif agar Jerman menciptakan ekonomi hijau kompetitif dengan AS, disampaikan Habeck kepada majelis rendah parlemen Bundestag. Akan tetapi tugasnya adalah mendorong menjadi lebih cepat dan lebih tegas dalam menerapkan dana tersebut.

Akan tetapi Menteri Ceko, Jozef Sikela yang memimpin pertemuan para menteri perdagangan Uni Eropa di Brussels, mengatakan dia menginginkan, solusi atas subsidi AS pada pertemuan berikutnya dari Dewan Perdagangan dan Teknologi bilateral (TTC) ditempat terpisah pada 5 Desember, menurut Financial Times.

"Yang penting bagi kami adalah AS menyadari kekhawatiran kami dan gugus tugas harus mencari solusi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak," tambahnya.



"Kami akan fokus untuk mendapatkan solusi tertentu pada TTC di 5 Desember," sambungnya.

Sebenarnya Undang-undang Pengurangan Inflasi sudah ditandatangani menjadi undang-undang (UU) oleh Presiden Joe Biden pada bulan Agustus dan bertujuan menghabiskan USD369 miliar untuk mengatasi energi dan perubahan iklim.

Namun hal itu telah menyebabkan kecemasan dengan UE karena dapat menyebabkan perselisihan perdagangan yang serius. Hal ini tepat ketika dunia mencoba untuk mengatasi masalah pasokan energi yang disebabkan oleh perang Rusia ke Ukraina.

Beberapa yang menjadi sorotan dalam RUU itu yakni terdapat aturan kredit pajak untuk mobil listrik yang dibuat di Amerika Utara dan mendukung rantai pasokan baterai AS. Pejabat Eropa sebenarnya mengakui ambisi hijau AS dalam RUU itu. Tetapi UE mencatat setidaknya ada sembilan ketentuan kredit pajak yang dianggap "bermasalah".

Beberapa menteri keuangan Eropa sudah menggarisbawahi hal itu. Kebijakan ditakutkan menjadi diskriminatif ke produk negara lain. "Kami khawatir tentang konsekuensi karena UU itu," kata Menteri Keuangan Jerman, Christian Lindner.

"Saat ini kita harus menganalisanya ... dengan konsekuensinya bagi industri kami. Dan kami harus memberi tahu pihak AS tentang kekhawatiran serius kami, saya tidak yakin mereka menyadari kekhawatiran seperti yang kita khawatirkan," tegasnya.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Bitcoin Stabil di Tengah...
Bitcoin Stabil di Tengah Tekanan Geopolitik dan Optimisme Kebijakan AS
Putin Kena Imbas Perang...
Putin Kena Imbas Perang Dagang, Seret Minyak Rusia ke Jalur Neraka
Trump Kobarkan Perang...
Trump Kobarkan Perang Dagang, China Mencoba Bersikap Baik kepada Dunia
Tambahan Impor Pangan...
Tambahan Impor Pangan dari AS Dipastikan Tak Ganggu Program Swasembada
Trump Beri Sinyal Damai...
Trump Beri Sinyal Damai dengan China: Mereka Hubungi Saya Beberapa Kali
China Respons Tarif...
China Respons Tarif 245% Trump: Kami Tidak Takut Perang
Perang Dagang Menggila,...
Perang Dagang Menggila, Trump Targetkan Kapal-kapal China usai Beijing Boikot LNG AS
Pemerintah Bentuk Satgas...
Pemerintah Bentuk Satgas PHK Hadapi Dampak Perang Tarif
Kena Tarif Tambahan...
Kena Tarif Tambahan 10 Persen, Eksportir Tekstil dan Garmen RI Terancam
Rekomendasi
Pesawat Capung Mendarat...
Pesawat Capung Mendarat Darurat di Pantai Pangandaran Akibat Gagal Mesin
Pangeran Harry Klaim...
Pangeran Harry Klaim Dirinya dan Meghan Markle Dipaksa Mundur dari Keluarga Kerajaan
Dian Sastro Ajak Perempuan...
Dian Sastro Ajak Perempuan Indonesia Terus Berdaya dan Berkarya di Hari Kartini
Berita Terkini
Penyitaan Lahan Sawit,...
Penyitaan Lahan Sawit, Pengacara Kalteng Kirim Surat ke Presiden Prabowo
19 menit yang lalu
BPS: Neraca Dagang RI...
BPS: Neraca Dagang RI Surplus USD4,33 Miliar per Maret 2025
37 menit yang lalu
Pengusaha China Ejek...
Pengusaha China Ejek Tarif Trump: Barang Mewah di AS Dibuat dengan Cost Murah
43 menit yang lalu
Migrasi NGBS Sukses,...
Migrasi NGBS Sukses, KB Bank Komitmen Beri Layanan Terbaik untuk Nasabah
1 jam yang lalu
ETH Sentuh Posisi Terendah,...
ETH Sentuh Posisi Terendah, Tether Siapkan Stablecoin Baru
1 jam yang lalu
Rusia Genjot Ekspor...
Rusia Genjot Ekspor Gandum ke Afrika, Awal Tahun Tembus 11,8 Juta Ton
1 jam yang lalu
Infografis
Bersiap Perang, 450...
Bersiap Perang, 450 Juta Warga Uni Eropa Diminta Timbun Makanan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved