Menguak Asal Usul Harta 10 Orang Terkaya di Indonesia Tahun 2022

Jum'at, 09 Desember 2022 - 15:03 WIB
loading...
Menguak Asal Usul Harta 10 Orang Terkaya di Indonesia Tahun 2022
Daftar 10 orang terkaya di Indonesia tahun 2022 ada sedikit perubahan posisi, berikut ulasannya disertai asal usul hartanya. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Daftar 10 orang terkaya di Indonesia tahun 2022 ada sedikit perubahan posisi, meski sebagian besar dari mereka ketiban untung sepanjang tahun ini. Pada posisi pertama masih bertengger dua bersaudara, R. Budi dan Michael Hartono dengan jumlah harta kekayaan USD47,7 miliar atau setara Rp740,6 triliun (Kurs Rp15,527 per USD).



Faktor utama lonjakan harta Hartono bersaudara, berasal dari PT Global Digital Niaga Tbk. Perusahaan induk dari raksasa e-commerce Blibli tersebut berhasil melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada November 2022 lalu untuk meraup dana segar sebesar Rp8 triliun (USD510 juta).

Selain itu sumber harta kekayaan duo Hartono yang paling terkenal berasal dari rokok dimana mereka merupakan pemilik PT Djarum. Pundi-pundi harta kekayaan mereka juga datang sebagai pemilik mayoritas saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Selanjutnya ektor properti, juga menjadi bagian dari bisnis Hartono bersaudara. Grup Djarum diketahui memiliki sejumlah properti bergengsi, mulai dari Menara BCA, mal Grand Indonesia, Hotel Indonesia Kempinski, dan Kempinski Residence. Lalu masih banyak lagi yang menjadi bidang bisnis Hartono, sebut saja agrobisnis, media, elektronik hingga ritel online.

Pada posisi 10 besar orang terkaya Indonesia terdapat beberapa kejutan, dimana Low Tuck Kwong menyodong ke posisi kedua sebagai orang paling tajir di Negeri ini. Lompatan ini sangat signifikan, mengingat pada tahun 2021 lalu tercatat Low Tuck Kwong bertengger di peringkat ke-18.

Lonjakan harga batu bara di tengah krisis energi global membuat kekayaan Low Tuck Kwong bertambah hampir lima kali lipat menjadi USD12,1 miliar. Naiknya harga batu bara menyebabkan saham Bayan Resources, perusahaan penambang batu bara terbesar keempat itu lepas landas.

Kenaikan harga komoditas membuat Low Tuck Kwong menjadi pemenang terbesar tahun ini baik dalam persentase maupun dolar. Kekayaannya naik USD9,55 miliar dari USD2,55 miliar tahun lalu.



Sementara itu konglomerat Sinar Mas, keluarga Widjaja dipaksa merosot ke peringkat ke-3. Namun pemulihan bisnis kertas grup membantu meningkatkan kekayaan mereka sebesar USD 1,1 miliar menjadi USD 10,8 miliar.

Keluarga Widjaja mewarisi kerajaan bisnis Eka Tjipta Widjaja, yang meninggal pada Januari 2019 pada usia 98 tahun. Datang sebagai imigran China ke Indonesia, Eka Tjipta Widjaja mulai menjual biskuit saat remaja.

Kemudian ia melebarkan sayap bisnisnya di bidang real estat dan sukses dengan bendera Sinar Mas Group, yang merupakan salah satu konglomerat pada masa Orde Baru.

Saat ini Sinar Mas memiliki banyak lini bisnis, mulai dari bidang kertas, real estat, jasa keuangan, kesehatan, agribisnis dan telekomunikasi. Empat putra tertua Widjaja mengawasi kekaisaran yang ia bangun, sementara yang lain telah membangun bisnis mereka sendiri.

Pada peringkat ke-4 ada Sri Prakash Lohia dengan kekayaan miliknya naik USD 1,5 miliar menjadi USD 7,7 miliar. Ia adalah, pendiri dan chairman Indorama Corporation, perusahaan petrokimia dan tekstil. Lohia lahir dan besar di India, tetapi menghabiskan sebagian besar masa hidup profesionalnya di Indonesia sejak tahun 1974.

Melengkapi lima besar adalah Anthoni Salim dari Salim Group, dimana kekayaan bersihnya turun USD 1 miliar menjadi USD 7,5 miliar. Salim Group punya beragam investasi di bidang makanan, ritel, perbankan, telekomunikasi hingga energi. Salim adalah CEO Indofood yang merupakan salah satu pembuat mie instan terbesar di dunia.

Ia juga memiliki saham di perusahaan investasi yang terdaftar di Hong Kong First Pacific dengan aset USD27 miliar di enam negara. Anthoni adalah anak bungsu dari tiga bersaudara dari almarhum Liem Sioe Liong, seorang taipan yang selama beberapa dekade sangat dekat dengan Presiden Soeharto.

Lalu ada Prajogo Pangestu di posisi tujuh dengan kekayaan USD6,1 miliar. Ia merupakan seorang Taipan Per-kayu-an terbesar di Indonesia sebelum Krisis Ekonomi 1997 di peringkat nomor 5 orang terkaya RI. Bisnisnya berawal di akhir 70-an di Djajanti Timber Group dan membentuk Barito Pacific.

Menurut laporan, pernah mendapatkan konsesi hutan sebanyak 6 juta hektar lebih. Operasi pemotongan kayunya sekarang jauh lebih kecil dari sebelumnya, tetapi kekayaannya masih tertimbun di Tri Polyta Indonesia Tbk, produsen 'polypropylene' terbesar di Indonesia. Kongsi dengan Kartini Muljadi.

Perusahaannya Barito Pacific Timber go public pada tahun 1993 dan mengubah namanya menjadi Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayunya pada tahun 2007. Pada tahun 2007 Barito Pacific mengakuisisi 70% perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Pada tahun 2011 Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di negara itu. Thaioil mengakuisisi 15% saham Chandra Asri pada Juli 2021. Mereka akan mulai mengembangkan situs petrokimia kedua pada tahun 2022.

Posisi ke-8 tidak berubah dari tahun lalu yang masih ditempati oleh Boenjamin Setiawan dengan harta kekayaan mencapai USD 4,8 miliar. Boenjamin Setiawan yang memiliki gelar doktor di bidang farmakologi mendirikan Kalbe Farma di sebuah garasi pada tahun 1966 bersama kelima saudaranya.

Kalbe Farma kini menjadi perusahaan farmasi terbesar di Indonesia. Perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1991, dimana Setiawan dan saudara-saudaranya bersama-sama memiliki saham sama besar.

"Dr. Boen," begitu ia disapa, juga mengendalikan Mitra Keluarga yang telah diperdagangkan secara publik, dimana kini mengoperasikan 25 rumah sakit.

Lonjakan harta kekayaan juga dialami oleh Tahir, sebagai pendiri grup Mayapada, konglomerat di bidang perbankan, perawatan kesehatan dan real estat. Keluarga ini memiliki saham di Bank Mayapada dan Maha Properti Indonesia yang terdaftar dibursa.

Dia juga memiliki properti di Singapura, termasuk melalui perusahaan properti terdaftar MYP. Tahir juga ikut pemegang lisensi yang menerbitkan Forbes Indonesia. Istrinya Rosy adalah putri taipan Indonesia Mochtiar Riady.

Pada tahun 2022, kenaikan peringkat Tahir cukup signifikan dari posisi 16 tahun lalu hingga kini masuk 10 besar orang terkaya di Indonesia.

Selanjutnya menutup daftar 10 besar ada Djoko Susanto dengan harta kekayaan sebesar USD 4,1 miliar yang melompat dari peringkat ke-22 pada 2021 lalu. Djoko Susanto adalah pendiri Alfamart, yang memiliki lebih dari 19.000 toko serba ada di seluruh Indonesia dan lebih dari 1.200 toko di Filipina.

Anak keenam dari 10 bersaudara ini, Djoko Susanto mulai mengelola warung makan sederhana milik orang tuanya di dalam pasar tradisional di Jakarta pada usia 17 tahun. Dia kemudian bermitra dengan taipan rokok kretek Putera Sampoerna untuk membuka kios serupa dan kemudian jaringan supermarket yang kerap menjual produk dengan harga diskon.

Ketika Putera menjual bisnis rokoknya kepada Philip Morris pada tahun 2005, Susanto membeli bisnis ritel tersebut dan mengembangkannya menjadi jaringan Alfamart. Pada Juni 2022, perusahaan miliknya membeli saham Bank Aladin Syariah senilai USD30 juta, yang menyediakan layanan keuangan yang sesuai dengan syariah.

Daftar 10 orang terkaya di Indonesia dan sumber kekayaannya:

1. R. Budi & Michael Hartono
Harta: USD 47,7 miliar (Rp 740,6 triliun)
Industri: Diversified

2. Low Tuck Kwong
Harta: USD 12,1 miliar (Rp 187,8 triliun)
Industri: Energy

3. Widjaja family
Harta: USD 10,8 miliar (Rp 167,7 triliun)
Industri: Diversified

4. Sri Prakash Lohia
Harta: USD 7,7 miliar (Rp 119,5 triliun)
Industri: Manufacturing

5. Anthoni Salim & family
Harta: USD 7,5 miliar (Rp 116,45 triliun)
Industri: Diversified

6. Chairul Tanjung
Harta: USD 5,2 miliar (Rp 80,7 triliun)
Industri: Diversified

7. Prajogo Pangestu
Harta: USD 5,1 miliar (Rp 79,19 triliun)
Industri: Diversified

8. Boenjamin Setiawan & family
Harta: USD 4,8 miliar (Rp 74,53 triliun)
Industri: Healthcare

9. Tahir & family
Harta: USD 4,2 miliar (Rp 65,21 triliun)
Industri: Diversified

10. Djoko Susanto
Harta: USD 4,1 miliar (Rp 63,66 triliun)
Industri: Fashion & Retail

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1916 seconds (0.1#10.140)