Pakar: Pemerasan Energi Putin di Eropa Menandai Akhir dari Pasar Minyak Global

Selasa, 10 Januari 2023 - 08:57 WIB
loading...
A A A
Tetapi beralih ke pasar minyak yang lebih kecil bisa menjadi pukulan bagi pendapatan Rusia, jika memutuskan untuk memotong output. Sesuatu yang telah diperingatkan oleh para analis, dalam upaya Putin untuk menaikkan harga minyak dan menekan Barat.

"Kremlin dapat memangkas ekspor untuk mencoba menaikkan harga minyak global," tulis para peneliti dari Bruegel, kelompok pengamat yang berbasis di Brussels, dalam sebuah laporan baru-baru ini.

"Bahkan jika pemotongan ekspor merugikan Rusia, Kremlin dapat memutuskan untuk melakukannya sebagai sinyal kesiapannya memberikan tekanan kepada ekonomi,".

Bumerang

Tetapi jika Rusia memutuskan untuk memotong produksi atau ekspor minyak, hal itu bisa lebih merugikan Putin daripada keuntungan yang bisa didapatkan. Yergin menilai, dengan lonjakan harga bisa membuat pembeli minyak Rusia saat ini termasuk China dan India menjauh.

"Pemotongan produksi minyak yang tajam dan kenaikan harga yang menyertainya akan dirasakan tidak hanya oleh negara-negara Eropa, tetapi juga oleh mereka yang penting bagi Rusia, yaitu India dan China. Mereka bersama-sama menerima sekitar 70% dari total ekspor minyak mentah seaborne negara itu pada bulan Desember," tulisnya seperti dikutip dari Fortune.

Pada saat yang sama, Barat mungkin tidak merasakan sengatan harga minyak yang tinggi sebanyak yang diharapkan Putin. Sambung Yergin mengutarakan, ancaman resesi global pada tahun 2023 mengancam untuk mendorong permintaan minyak terus turun.

Yergin memperkirakan, harga minyak bergejolak pada 2023 dalam sebuah wawancara dengan CNBC sebelum tahun baru. Tetapi Ia menambahkan, bahwa resesi kian nyata dan dapat menurunkan harga.

Pada bulan Oktober, Bank Dunia juga memperingatkan resesi dapat berdampak buruk pada permintaan, memperingatkan bahwa "prospek resesi global dapat menyebabkan konsumsi minyak yang jauh lebih lemah."

"Pemotongan produksi bisa saja berakhir untuk menambah garis panjang kesalahan perhitungan Kremlin," tulis Yergin.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1872 seconds (0.1#10.140)