Ekonom Minta China Stabilkan Nilai Tukar Yuan Melawan Dolar AS

Sabtu, 15 Desember 2018 - 19:09 WIB
Ekonom Minta China Stabilkan...
Ekonom Minta China Stabilkan Nilai Tukar Yuan Melawan Dolar AS
A A A
SHANGHAI - Kebijakan pengetatan moneter Amerika Serikat dan konflik dagang telah membuat dolar AS kemilau sepanjang tahun 2018. Beberapa mata uang negara lain, termasuk yuan China tidak berdaya menghadapi tekanan dolar AS alias USD.

Pada penutupan perdagangan pasar uang, Jumat kemarin, melansir dari Reuters, yuan China jatuh 0,38% menjadi 6,9038 per USD. Mata uang bergambar Mao Tse Tung itu pun disebut-sebut bakal tersungkur ke level 7 yuan per USD pada awal tahun. Sebuah level yang berdampak psikologis bagi ekonomi China.

Melansir dari South China Morning Post, Sabtu (15/12/2018), para ekonom dan penasihat bank sentral China meminta pemerintah untuk memulihkan nilai tukar yuan agar tidak menembus batas psikologis 7 yuan terhadap USD.

"Jika nilai mata uang jatuh hingga melebihi titik penting maka biaya menstabilkan nilai tukar akan jauh lebih mahal dan bisa menggerus cadangan devisa," kata Sheng Songcheng, penasihat People's Bank of China dalam forum ekonomi di Shanghai.

Sebuah sumber yang dekat dengan kebijakan ekonomi China mengatakan, pemerintah kemungkinan akan menggunakan cadangan devisanya yang besar untuk menghentikan terus menurunnya kurs yuan. Hal ini menjadi penting, karena level 7 yuan per USD merupakan tingkat psikologis yang berisiko memicu spekulasi dan arus modal keluar yang besar.

Sejatinya, kata Sheng, Pemerintah China harus menstabilkan kurs yuan saat nilai tukar berada di level 6,7 atau 6,8 yuan per USD. Sehingga biaya cadangan devisa yang dipakai menjadi lebih sedikit. Meski dianggap agak terlambat, namun penanganan yang segera lebih baik ketimbang menanti hingga terjun melebihi batas 7 yuan per USD.

"Jadi kita harus memulihkan nilai tukar dari sekarang. Jika devaluasi terus berlangsung bahkan secara cepat maka cadangan tidak akan mampu mencegah penurunan nilai tukar. Saat ini menstabilkan nilai tukar adalah hal paling penting," tegas Sheng.

Mata uang China telah kehilangan 7% dari nilainya melawan USD sepanjang tahun 2018, dan mendekati tingkat 7 yuan per USD, merupakan pukulan keras setelah krisis keuangan global di tahun 2008.
(ven)
Berita Terkait
Perdagangan RI-China...
Perdagangan RI-China Tak Lagi Pakai Dolar AS, Awas Ada Risikonya
5 Mata Uang Pengganti...
5 Mata Uang Pengganti Dolar AS, Jika USD Runtuh
Ekonomi China Melesat,...
Ekonomi China Melesat, Mata Uang Garuda Terkena Hawa Sejuknya
Yen Stabil, Dolar AS...
Yen Stabil, Dolar AS Tergelincir Buntut China Bakal Guyur Stimulus
Era Panjang Dominasi...
Era Panjang Dominasi Dolar AS Segera Berakhir, Bankir Rusia: Waktunya China
Terancam Sanksi Barat,...
Terancam Sanksi Barat, Sistem Keuangan Baru Rusia-China Bebas Pengaruh Asing
Berita Terkini
Pimpin BRICS Hadapi...
Pimpin BRICS Hadapi Perang Dagang AS, China Susun Rencana Baru
43 menit yang lalu
Tarif dan Ketentuan...
Tarif dan Ketentuan Baru Pajak BBM di Jakarta, Simak Penjelasannya
46 menit yang lalu
Travel Gelap Marak di...
Travel Gelap Marak di Musim Mudik, Waspadai Ciri dan Modusnya
1 jam yang lalu
Kemendag: Ekonomi Kreatif...
Kemendag: Ekonomi Kreatif Punya Potensi Besar untuk Ekspor
2 jam yang lalu
Wamen Todotua Tawarkan...
Wamen Todotua Tawarkan Investasi di Sektor Hilirisasi ke 40 Investor Australia
3 jam yang lalu
Kemenekraf, BSSN, dan...
Kemenekraf, BSSN, dan Kemendag Teken MoU Perkuat Ekonomi Kreatif
4 jam yang lalu
Infografis
Mengapa Taiwan Khawatir...
Mengapa Taiwan Khawatir akan Diinvasi China pada 2027?
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved