Jokowi Pangkas Program PEN, Erick Thohir: Implementasinya Payah!
Senin, 10 Agustus 2020 - 19:10 WIB
JAKARTA - Pemerintah menargetkan pemulihan ekonomi pada Kuartal III/2020 dan Kuartal IV/2020 Tahun ini tumbuh positif. Bahkan, pemerintah mengklaim memiliki data yang menunjukan indikator titik balik pemulihan ekonomi dalam negeri akan kembali pulih pada dua kuartal tersebut.
Tak tanggung-tanggung, angka proyeksi pun diberikan pemerintah untuk meyakini bahwa optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi akan tercapai pada semester kedua 2020. Pada Kuartal III/2020 pemerintah memprediksi tumbuh di kisaran 0-0,5 persen dan pada Kuartal IV/2020 diprediksi tumbuh mendekati 3 persen.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick Thohir bahkan menyebut untuk mencapai proyeksi Presiden Jokowi akhirnya memangkas sejumlah program untuk langkah efisiensi yang awalnya ada lima program dipangkas menjadi tiga program.
"Tadinya awalnya ada lima program, tapi Pak Presiden (Joko Widodo) bilang tiga aja yang penting jalan. Ngapain program tebel-tebal implementasinya payah," ujar Erick dalam webinar, Jakarta, Senin (10/8/2020).
Erick menilai implementasi program-program tersebut diyakini memberi efek bagi pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Di mana, dia mengklaim akan pulih secara cepat 100 persen yang diikuti oleh pertumbuhan sejumlah sektor bisnis pada kuartal I/2021. Erick mencontohkan, recovery ekonomi di China terjadi akibat program pemulihan ekonomi mereka tidak muluk-muluk.
Bahkan, Mantan Bos Klub Inter Milan itu mengklaim pertumbuhan ekonomi berada di peringkat ketiga dibandingkan kelompok 20 negara ekonomi terbesar atau G20. Erick mengungkapkan, pertumbuhan perekonomian negara lain bahkan ada yang mencapai -17 persen. Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 hanya -5,32 persen. "Dengan segala upaya kita yang lakukan dan pak Jokowi, saya gak mau debat sama siapapun, tidak melakukan lockdown tepat. Terbukti, dibanding G20, kita mungkin Ranking 2 atau 3 yang ekonominya paling oke," ujar Erick.
Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan II/2020 mengalami kontraksi atau minus 5,32 persen akibat pandemi Covid-19. Jika dibandingkan secara tahunan, angka pertumbuhan ini mengalami kontraksi yang cukup hebat, pasalnya di triwulan II tahun lalu pertumbuhan masih cukup baik yakni diangka 5,07 persen. Sedangkan, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berdasarkan harga konstan pada Triwulan II/2020 sebesar Rp 2.589,6 triliun
Tak tanggung-tanggung, angka proyeksi pun diberikan pemerintah untuk meyakini bahwa optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi akan tercapai pada semester kedua 2020. Pada Kuartal III/2020 pemerintah memprediksi tumbuh di kisaran 0-0,5 persen dan pada Kuartal IV/2020 diprediksi tumbuh mendekati 3 persen.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick Thohir bahkan menyebut untuk mencapai proyeksi Presiden Jokowi akhirnya memangkas sejumlah program untuk langkah efisiensi yang awalnya ada lima program dipangkas menjadi tiga program.
"Tadinya awalnya ada lima program, tapi Pak Presiden (Joko Widodo) bilang tiga aja yang penting jalan. Ngapain program tebel-tebal implementasinya payah," ujar Erick dalam webinar, Jakarta, Senin (10/8/2020).
Erick menilai implementasi program-program tersebut diyakini memberi efek bagi pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Di mana, dia mengklaim akan pulih secara cepat 100 persen yang diikuti oleh pertumbuhan sejumlah sektor bisnis pada kuartal I/2021. Erick mencontohkan, recovery ekonomi di China terjadi akibat program pemulihan ekonomi mereka tidak muluk-muluk.
Bahkan, Mantan Bos Klub Inter Milan itu mengklaim pertumbuhan ekonomi berada di peringkat ketiga dibandingkan kelompok 20 negara ekonomi terbesar atau G20. Erick mengungkapkan, pertumbuhan perekonomian negara lain bahkan ada yang mencapai -17 persen. Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 hanya -5,32 persen. "Dengan segala upaya kita yang lakukan dan pak Jokowi, saya gak mau debat sama siapapun, tidak melakukan lockdown tepat. Terbukti, dibanding G20, kita mungkin Ranking 2 atau 3 yang ekonominya paling oke," ujar Erick.
Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan II/2020 mengalami kontraksi atau minus 5,32 persen akibat pandemi Covid-19. Jika dibandingkan secara tahunan, angka pertumbuhan ini mengalami kontraksi yang cukup hebat, pasalnya di triwulan II tahun lalu pertumbuhan masih cukup baik yakni diangka 5,07 persen. Sedangkan, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berdasarkan harga konstan pada Triwulan II/2020 sebesar Rp 2.589,6 triliun
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda