2 Tahun Perang Ukraina: AS Siap Jatuhkan Sanksi Terbaru ke Rusia, Ada Lebih dari 500 Target
Jum'at, 23 Februari 2024 - 15:07 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat atau AS bakal menjatuhkan sanksi terbaru kepada lebih dari 500 target, saat perang Rusia Ukraina telah memasuki tahun kedua. Sanksi Barat terbaru terhadap Rusia itu disampaikan oleh Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo kepada Reuters dalam sebuah wawancara pada hari Kamis (22/2) waktu setempat.
Kebijakan sanksi terbaru ini bekerja sama dengan beberapa negara lain, dan bakal menargetkan industri militer Rusia serta perusahaan-perusahaan di negara-negara ketiga yang memfasilitasi akses Rusia terhadap barang-barang yang diinginkannya.
Pernyataan Adeyemo disampaikan, ketika Washington berusaha meminta pertanggungjawaban Rusia atas perang dan kematian pemimpin oposisi Alexei Navalny.
"Besok (Jumat) kami akan merilis ratusan sanksi, tetapi penting untuk mundur dan ingat bahwa bukan hanya Amerika yang mengambil tindakan ini," kata Adeyemo.
Paket itu akan menjadi sanksi terbaru dari ribuan sebelumnya yang menargetkan Moskow yang diumumkan oleh Amerika Serikat beserta sekutunya setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, lalu.
Sanksi terbaru datang ketika AS dan sekutunya berusaha mempertahankan tekanan pada Rusia, meskipun ada keraguan apakah Kongres AS akan menyetujui bantuan keamanan tambahan untuk Kiev.
Pemerintahan Presiden Joe Biden telah menghabiskan uang yang sebelumnya disetujui untuk Ukraina, dan permintaan dana tambahan masih tertahan di Dewan Perwakilan Rakyat yang dikuasai Partai Republik.
"Sanksi dan kontrol ekspor diarahkan untuk memperlambat Rusia, sehingga lebih sulit bagi mereka untuk berperang di Ukraina," kata Adeyemo.
Kebijakan sanksi terbaru ini bekerja sama dengan beberapa negara lain, dan bakal menargetkan industri militer Rusia serta perusahaan-perusahaan di negara-negara ketiga yang memfasilitasi akses Rusia terhadap barang-barang yang diinginkannya.
Pernyataan Adeyemo disampaikan, ketika Washington berusaha meminta pertanggungjawaban Rusia atas perang dan kematian pemimpin oposisi Alexei Navalny.
"Besok (Jumat) kami akan merilis ratusan sanksi, tetapi penting untuk mundur dan ingat bahwa bukan hanya Amerika yang mengambil tindakan ini," kata Adeyemo.
Paket itu akan menjadi sanksi terbaru dari ribuan sebelumnya yang menargetkan Moskow yang diumumkan oleh Amerika Serikat beserta sekutunya setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, lalu.
Sanksi terbaru datang ketika AS dan sekutunya berusaha mempertahankan tekanan pada Rusia, meskipun ada keraguan apakah Kongres AS akan menyetujui bantuan keamanan tambahan untuk Kiev.
Pemerintahan Presiden Joe Biden telah menghabiskan uang yang sebelumnya disetujui untuk Ukraina, dan permintaan dana tambahan masih tertahan di Dewan Perwakilan Rakyat yang dikuasai Partai Republik.
"Sanksi dan kontrol ekspor diarahkan untuk memperlambat Rusia, sehingga lebih sulit bagi mereka untuk berperang di Ukraina," kata Adeyemo.
tulis komentar anda