10 Negara dengan Tingkat Kemiskinan Paling Ekstrem di Dunia
Rabu, 06 Maret 2024 - 13:36 WIB
JAKARTA - Penelitian terbaru Bank Dunia tentang kemiskinan , menemukan bahwa sekitar 8% populasi global ternyata hidup dalam kemiskinan ekstrem. Dalam data yang diperbarui pada Oktober 2023, itu menunjukkan berarti ada sekitar 700 juta orang di dunia bertahan hidup dengan penghasilan kurang dari USD2,15 per hari atau setara Rp33.776 (Kurs Rp15.710 per USD).
Menurut laporan Kemiskinan dan Kemakmuran Bersama lainnya yang diterbitkan oleh Bank Dunia pada tahun 2022, hampir seperempat populasi global hidup di bawah garis kemiskinan dengan penghasilan USD3,65 dan berada pada negara- negara berpenghasilan menengah ke bawah .
Selain itu hampir setengah dari populasi global, tepatnya 47% tercatat hidup di bawah garis kemiskinan, yang berada pada negara-negara berpenghasilan menengah ke atas dengan penghasilan USD6,85.
Meskipun skala kemiskinan ekstrem secara global masih luas, namun jumlah orang yang sangat miskin telah menurun secara signifikan selama tiga dekade terakhir. Seperti dilaporkan oleh Bank Dunia, 2 miliar orang hidup dalam kemiskinan ekstrem pada tahun 1990, dan dari tahun 1990 hingga 2019, jumlahnya berkurang menjadi sekitar 700 juta.
Sementara itu ketika angka kemiskinan menurun secara global, tingkat kemiskinan telah meningkat selama beberapa tahun terakhir di beberapa bagian dunia lain.
Misalnya di Amerika Serikat, tingkat Ukuran Kemiskinan Tambahan (SPM), ukuran kemiskinan yang melibatkan pendapatan tunai dan tunjangan pemerintah pada 2022 mencapai 12,4% seperti yang dilaporkan oleh Biro Sensus AS. Dibandingkan dengan tahun 2021, angka tersebut meningkat sebesar 4,6% akibat efek Pandemi Covid-19.
Selain Covid-19, ada beberapa penyebab yang membuat kemiskinan di suatu negara meningkat. Salah satunya adalah perang. Perang dan konflik antar negara selalu datang dengan biaya besar bagi kehidupan warga sipil yang mengungsi dan mereka dipaksa untuk hidup dalam kondisi yang sangat miskin.
Menurut laporan Kemiskinan dan Kemakmuran Bersama lainnya yang diterbitkan oleh Bank Dunia pada tahun 2022, hampir seperempat populasi global hidup di bawah garis kemiskinan dengan penghasilan USD3,65 dan berada pada negara- negara berpenghasilan menengah ke bawah .
Selain itu hampir setengah dari populasi global, tepatnya 47% tercatat hidup di bawah garis kemiskinan, yang berada pada negara-negara berpenghasilan menengah ke atas dengan penghasilan USD6,85.
Meskipun skala kemiskinan ekstrem secara global masih luas, namun jumlah orang yang sangat miskin telah menurun secara signifikan selama tiga dekade terakhir. Seperti dilaporkan oleh Bank Dunia, 2 miliar orang hidup dalam kemiskinan ekstrem pada tahun 1990, dan dari tahun 1990 hingga 2019, jumlahnya berkurang menjadi sekitar 700 juta.
Sementara itu ketika angka kemiskinan menurun secara global, tingkat kemiskinan telah meningkat selama beberapa tahun terakhir di beberapa bagian dunia lain.
Misalnya di Amerika Serikat, tingkat Ukuran Kemiskinan Tambahan (SPM), ukuran kemiskinan yang melibatkan pendapatan tunai dan tunjangan pemerintah pada 2022 mencapai 12,4% seperti yang dilaporkan oleh Biro Sensus AS. Dibandingkan dengan tahun 2021, angka tersebut meningkat sebesar 4,6% akibat efek Pandemi Covid-19.
Selain Covid-19, ada beberapa penyebab yang membuat kemiskinan di suatu negara meningkat. Salah satunya adalah perang. Perang dan konflik antar negara selalu datang dengan biaya besar bagi kehidupan warga sipil yang mengungsi dan mereka dipaksa untuk hidup dalam kondisi yang sangat miskin.
Lihat Juga :
tulis komentar anda