25 Retail Megashifts
Sabtu, 15 Agustus 2020 - 09:10 WIB
Terputusnya rantai pasokan ekonomi dalam skala global berdampak pada proses produksi dan distribusi barang yang terkendala. Di sisi lain, stok barang, terutama untuk produk kesehatan dan makanan mengalami penipisan, padahal permintaan barang terus mengalami kenaikan. Akibatnya stok barang kosong, terjadi kelangkaan, dan harga barang melambung tinggi.
Untuk alasan itu, baik perusahaan maupun konsumen menjadi lebih sadar mengenai sumber produksi barang, efeknya, preferensi konsumen mengalami pergeseran. Konsumen lebih memilih produk dengan stok barang yang terjangkau sehingga pengiriman lebih cepat dan barang masih dalam kondisi aman. Singkatnya, tren produk lokal akan mengalami peningkatan penjualan baik selama maupun setelah pandemi. (Baca juga: Ilmuwan Jepang Bangunkan Mikroba yang Tertidur Selama 100 Juta Tahun)
#18. Community-based Close Loop Commerce
Di saat PSBB diberlakukan, marak aktivitas penawaran atau jualan produk melalui aplikasi WhatsApp dengan cara membagikan informasi produk dagangannya di berbagai pesan grup yang mengandalkan tali pertemanan. Closed-loop commerce ini melibatkan jaringan pertemanan, di mana konsumen adalah sesama teman, kerabat, atau rekan kerja si penjual. Motifnya sederhana orang saling tolong-menolong selama masa sulit: saling menjual dan saling membeli.
Close-loop commerce atau jual beli antarteman melalui platform digital adalah bentuk survival para pelaku UKM di Tanah Air yang didukung munculnya tren empathic society. Ya, karena motif jual belinya tak melulu karena alasan bisnis tapi juga sosial. (Lihat videonya: Aksi Begal Asusila di Padang, Korban Mengalami Trauma)
Proses jual beli tersebut terbentuk sebagai bentuk kepedulian antarteman mengingat banyak kelompok masyarakat yang terkena lay-off atau bisnisnya tutup karena tidak lagi ada pembeli.
Untuk alasan itu, baik perusahaan maupun konsumen menjadi lebih sadar mengenai sumber produksi barang, efeknya, preferensi konsumen mengalami pergeseran. Konsumen lebih memilih produk dengan stok barang yang terjangkau sehingga pengiriman lebih cepat dan barang masih dalam kondisi aman. Singkatnya, tren produk lokal akan mengalami peningkatan penjualan baik selama maupun setelah pandemi. (Baca juga: Ilmuwan Jepang Bangunkan Mikroba yang Tertidur Selama 100 Juta Tahun)
#18. Community-based Close Loop Commerce
Di saat PSBB diberlakukan, marak aktivitas penawaran atau jualan produk melalui aplikasi WhatsApp dengan cara membagikan informasi produk dagangannya di berbagai pesan grup yang mengandalkan tali pertemanan. Closed-loop commerce ini melibatkan jaringan pertemanan, di mana konsumen adalah sesama teman, kerabat, atau rekan kerja si penjual. Motifnya sederhana orang saling tolong-menolong selama masa sulit: saling menjual dan saling membeli.
Close-loop commerce atau jual beli antarteman melalui platform digital adalah bentuk survival para pelaku UKM di Tanah Air yang didukung munculnya tren empathic society. Ya, karena motif jual belinya tak melulu karena alasan bisnis tapi juga sosial. (Lihat videonya: Aksi Begal Asusila di Padang, Korban Mengalami Trauma)
Proses jual beli tersebut terbentuk sebagai bentuk kepedulian antarteman mengingat banyak kelompok masyarakat yang terkena lay-off atau bisnisnya tutup karena tidak lagi ada pembeli.
(ysw)
tulis komentar anda