30 Prediksi Konsumen di New Normal (1)
Sabtu, 02 Mei 2020 - 08:24 WIB
Dalam buku Milenial Kills Everything (2019), kami mengatakan bahwa milenial telah membunuh televisi. Namun, Covid-19 telah menghidupkannya kembali, khusunya smart TV. TV memiliki keunggulan dasar yang tak mungkin dimiliki smartphone, yaitu layar besar yang lebih ramah dilihat. Karena itu memasuki era “the death of mobility” akibat social distancing, TV menemukan momentumnya kembali.
#9. DIY & Self-Care @ Home
Ketika konsumen sudah terbiasa dengan stay @ home maka mereka mulai mencoba berbagai hal baru yang menyenangkan. Salah satunya melakukan self-care atau peremajaan diri seperti facial, meni-pedi, spa. Maka tren do it yourself (DIY) ini dapat menjadi kenormalan baru dan pembelian produk-produk self-care secara otomatis mengalami kenaikan.
#10. Zoomable Workplace @ Home
Work from Home memunculkan tren baru "zoomable workplace"di rumah. Kalau sebelumnya populer istilah "instagramable" maka kini ada istilah tempat kerja di rumah yang "zoomable". Tren ini dipicu oleh popularitas aplikasi Zoom untuk meeting virtual. Mendekorasi ruang kerja yang eye-catching sebagai background meeting. IKEA atau Informa bakal makin ramai pembeli. Tanpa disadari, hal ini telah menjadi kebutuhan self-esteem.
#11. “Work-Live-Play” Balance: Well-Being Revolution
Ketika work from home (WFH) dan flexible working hour (FWH) menjadi kenormalan baru, batas waktu antara bekerja (working), mengurus keluarga dan menjalankan parenting ke anak (living), dan menikmati leisure time (playing) menjadi kian kabur. Karena karyawan mengatur waktunya sendiri, mereka bisa mengatur keseimbangan working-living-playing dengan lebih baik. Hal ini akan meningkatkan kualitas dan kebahagiaan hidup (well-being).
#12. The Century of Self Distancing
Begitu wabah Covid-19 berlalu, tak serta-merta orang berinteraksi fisik seperti sediakala. Bayang-bayang kematian akibat virus akan terus menghantui. Self-distancing akan menjadi kebiasaan permanen. Memakai masker, mencuci tangan setiap saat, menjaga jarak fisik, menghindari kerumunan akan menjadi kenormalan baru. Akankah cipika-cipiki atau jabat-tangan punah dari muka bumi?
#13. Contact-Free Lifestyle
#9. DIY & Self-Care @ Home
Ketika konsumen sudah terbiasa dengan stay @ home maka mereka mulai mencoba berbagai hal baru yang menyenangkan. Salah satunya melakukan self-care atau peremajaan diri seperti facial, meni-pedi, spa. Maka tren do it yourself (DIY) ini dapat menjadi kenormalan baru dan pembelian produk-produk self-care secara otomatis mengalami kenaikan.
#10. Zoomable Workplace @ Home
Work from Home memunculkan tren baru "zoomable workplace"di rumah. Kalau sebelumnya populer istilah "instagramable" maka kini ada istilah tempat kerja di rumah yang "zoomable". Tren ini dipicu oleh popularitas aplikasi Zoom untuk meeting virtual. Mendekorasi ruang kerja yang eye-catching sebagai background meeting. IKEA atau Informa bakal makin ramai pembeli. Tanpa disadari, hal ini telah menjadi kebutuhan self-esteem.
#11. “Work-Live-Play” Balance: Well-Being Revolution
Ketika work from home (WFH) dan flexible working hour (FWH) menjadi kenormalan baru, batas waktu antara bekerja (working), mengurus keluarga dan menjalankan parenting ke anak (living), dan menikmati leisure time (playing) menjadi kian kabur. Karena karyawan mengatur waktunya sendiri, mereka bisa mengatur keseimbangan working-living-playing dengan lebih baik. Hal ini akan meningkatkan kualitas dan kebahagiaan hidup (well-being).
#12. The Century of Self Distancing
Begitu wabah Covid-19 berlalu, tak serta-merta orang berinteraksi fisik seperti sediakala. Bayang-bayang kematian akibat virus akan terus menghantui. Self-distancing akan menjadi kebiasaan permanen. Memakai masker, mencuci tangan setiap saat, menjaga jarak fisik, menghindari kerumunan akan menjadi kenormalan baru. Akankah cipika-cipiki atau jabat-tangan punah dari muka bumi?
#13. Contact-Free Lifestyle
Lihat Juga :
tulis komentar anda