Inovasi dan Bantuan Pemerintah Menopang UMKM Sukses Berkembang di Masa Pandemi

Selasa, 15 Oktober 2024 - 13:45 WIB
"Jadi usaha kami yang awalnya berdiri di 2008, kita ikutkan lomba-lomba kewirausahaan. Alhamdulillah menang, jadi kita dapat modal sampai di tahun 2011, kita bisa sewa tempat yang sekarang," tutur Andro.

Andro mengatakan Sweet Sundae terus berkembang dari Bussiness to Consumer, menjadi Bussines to Bussiness di 2013. Kesuksesan pembinaan para peternak sapi perah itu pun mendapatkan dukungan dari Bank Indonesia di provinsi Jawa Tengah.

"Setelah mendapatkan permbinaan dari BI Jateng, pasar kita meluas hampir se-pulau Jawa. Kita juga tetap terus ikutkan model bisnis kita di setiap perlombaan dan menang lomba, tetapi berhenti di tahun 2020," tutur Andro.

Pada tahun 2020, Andro mengatakan Sweet Sundae yang tengah berkembang terpaksa berhadapan dengan Pandemi Covid-19, yang mengakibatkan bisnis UMKM-nya mengalami anjloknya pasar dan permintaan. Mulai dari pelanggannya di Pasar, Hotel, Restoran, usaha Katering, tidak dapat berjalan.

"Jadi di masa pandemi, kita urun rembug dengan semua karyawan untuk tetap menjaga cash flow perusahaan bertahan. Akhirnya kita sepakati berubah dari jualan es krim, kita fokus ke penjualan susu," ujarnya.

Andro yang saat itu baru memiliki 20 karyawan tetap, menyetujui ide pegawainya lantaran mengingat situasi pandemi yang tengah menjalani isolasi mandiri. Kondisi banyaknya Isoman, PPKM yang mengakibatkan seluruh masyarakat untuk berdiam diri di rumah, dipandang membutuhkan nutrisi lebih terutama melalui konsumsi susu sapi segar.

"Kita setuju untuk jadi jualan susu per satu liter, supaya menyasar satu keluarga yang sedang Isoman. Asumsinya satu gelas itu kan 250 mili, itu bisa dibagi menjadi lima gelas untuk satu keluarga," jelas Andro.

Akan tetapi, Andro mengungkapkan dari segi produksi mengalami kendala guna mendistribusikan dagangannya dari rumah ke rumah. Ia mengaku, kondisi pendistribusian susunya, khususnya di tingkat bussiness to consumer, terjerat tingginya biaya ongkos kirim.

"Saat itu akhirnya kami inisiatif menghubungi Dinas Koperasi Provinsi untuk mendiskusikan keringanan biaya ongkir untuk UMKM. Kondisi pandemi ini kan mewajibkan setiap UMKM untuk mengantarkan produknya hingga ke depan rumah. Ternyata ide kami ini direspons tidak hanya subsidi ongkir, tapi menjadi gratis ongkir oleh Pemprov Yogyakarta," ungkap Andro.

Lebih lanjut, Andro mengungkapkan bebasnya biaya ongkir oleh Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu, bekerja sama dengan mitra ojek online. Program tersebut pun disebut sebagai SiBakul Jogja, yakni platform market hub bagi UMKM asli DIY guna mempertahankan keberlangsungan UMKM di masa pandemi.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More