5 Negara Pemilik Cadangan Uranium Terbesar di Dunia, Nomor 1 Tetangga Indonesia

Senin, 28 Oktober 2024 - 19:10 WIB
Tambang tersebut menampung deposit bermutu tinggi, dengan kemungkinan cadangan yang tersimpan di Danau Cigar berjumlah 208,6 juta pon uranium dari 600.000 MT dengan nilai 17,03%, dan Sungai McArthur mencapai 380,5 juta pon uranium dari 2,6 juta MT dengan nilai 6,72%.

Energi nuklir menyumbang sekitar 15% dari permintaan listrik Kanada, dan infrastruktur tenaga nuklir yang dimiliki negara ini mencakup 19 reaktor nuklir. Sebagai negara terbesar kedua berdasarkan daratan, menyediakan energi yang andal ke banyak daerah terpencil menjadi tantangan untuk Kanada.

Namun teknologi reaktor baru, seperti reaktor modular kecil, memiliki potensi untuk memasok daya ke jaringan listrik yang lebih kecil atau ke daerah terpencil di luar jaringan.

2. Kazakhstan

Cadangan uranium: 815.200 metrik ton (13% dari sumber daya uranium dunia)

Kazakhstan berada di urutan kedua dalam cadangan uranium, tetapi menempati urutan pertama untuk produksi uranium. Perusahaan tambang uranium yang dimiliki secara nasional, Kazatomprom merupakan produsen uranium terbesar di dunia.

Tambang uranium Inkai Kazatomprom, yang dijalankan oleh perusahaan patungan 60/40 dengan Cameco Kanada, menampung cadangan yang diperkirakan mencapai sebesar 261,7 juta pon uranium yang terkandung dalam 305,6 juta MT bijih dengan kadar 0,04%.

Setidaknya 67% produksi listrik Kazakhstan berasal dari batu bara, dengan sisanya dipasok oleh gas alam (225), hidro (9%) serta matahari dan angin (1,5%). Namun rencana pengembangan energi di Kazakhstan terdapat perubahan pada bauran yang akan mencakup 5% untuk pembangkit listrik dari tenaga nuklir dan 10% dari energi terbarukan pada tahun 2030.

Kazakhstan memiliki dua pembangkit listrik tenaga nuklir yang diusulkan dan sedang direncanakan.

Perang Rusia Ukraina telah menciptakan hambatan yang signifikan bagi ekspor uranium Kazakhstan ke pasar barat. Sanksi yang dijatuhkan pada Rusia telah membuat rute hemat dengan biaya rendah melalui St Petersburg tidak lagi menjadi pilihan yang layak untuk transportasi.

Sementara itu beberapa masalah lain yang dihadapi sektor pertambangan uranium Kazakhstan adalah kekurangan pasokan asam sulfat, yang digunakan selama pencucian in-situ untuk melarutkan uranium dari batuan induk. Tak berhenti sampai di situ, penundaan konstruksi di proyek-proyek terbaru juga menjadi hambatan, hingga menyebabkan Kazatomprom memangkas target produksinya untuk tahun 2025 sebesar 17%.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More