Daftar Negara yang Terang-terangan Melakukan Dedolarisasi

Minggu, 03 November 2024 - 11:09 WIB
Sejumlah negara dengan terang-terangan berupaya mengurangi penggunaan dolar AS dalam transaksi perdagangannya. FOTO/Ilustrasi
JAKARTA - Dominasi dolar AS secara perlahan mulai terkikis seiring makin banyaknya negara yang melakukan dedolarisasi dengan menggunakan mata uang lokal untuk transaksi. Kelompok ekonomi terkemuka seperti BRICS, Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO), dan Commonwealth of Independent States (CIS) juga semakin terang-terangan menantang dominasi dolar AS dengan menciptakan jaringan pembayaran mereka sendiri.

Organisasi-organisasi tersebut membangun sistem baru yang komprehensif untuk perdagangan mata uang lokal. Kelompok-kelompok itu bekerja untuk membentuk kembali sistem keuangan global melalui upaya terkoordinasi dan solusi pembayaran yang inovatif.



Melansir WatcherGuru, berikut daftar negara-negara yang secara aktif melakukan dedolarisasi demi mengurangi ketergantungannya terhadap dolar AS:



China

Sistem pembayaran China, CIPS, kini menghubungkan lebih dari 1.300 bank di seluruh dunia. Transaksi harian tumbuh 50% pada tahun 2022 setelah Rusia menginvasi Ukraina, lalu naik 25% lagi pada awal tahun 2023. Ini merupakan langkah dedolarisasi yang penting.

Kartu UnionPay kini berfungsi di 180 negara, dengan 7,5 miliar kartu yang digunakan—lebih banyak dari gabungan Visa dan Mastercard. Pembayaran yuan kini mencapai 47% dari perdagangan internasional China, yang menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengurangi ketergantungan dolar di seluruh pasar Asia.

Rusia

Rusia memangkas kepemilikan dolar AS sebesar USD101 miliar dan membangun SPFS untuk menggantikan SWIFT. Pada Mei 2023, 30 bank Rusia telah bergabung dengan CIPS, dan 70% perdagangan dengan China menggunakan yuan.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More