Mengenal 13 Negara Mitra BRICS, Ada 4 Wakil Asia Tenggara
Senin, 25 November 2024 - 14:39 WIB
7. Bolivia
Negara-negara anggota BRICS telah menyetujui penerimaan Bolivia sebagai negara mitra, Presiden Bolivia Luis Arce mengatakan, "Negara Plurinasional Bolivia mengambil langkah mendasar menuju masuknya BRICS, setelah diberitahu tentang penerimaan negara-negara anggota untuk menjadi negara asosiasi," kata Arce di Telegram.Dia menambahkan, bahwa langkah ini menandai pencapaian signifikan dalam kebijakan luar negeri Bolivia, dengan hasil yang diharapkan bersifat multidimensi. Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya menyebutkan bahwa negara-negara anggota BRICS telah menyetujui daftar negara mitra selama KTT yang diadakan di Kazan, Rusia.
Arce menggambarkan, langkah itu sebagai "pencapaian kebijakan luar negeri yang paling penting" dari pemerintahannya. Hubungan yang lebih dekat dengan BRICS akan memungkinkan Bolivia untuk "mempercepat mencapai tujuannya dalam pertumbuhan ekonomi, industrialisasi dan redistribusi pendapatan," katanya.
Menurut presiden, Bolivia berharap bisa menjadi anggota penuh kelompok tersebut. BRICS "berkontribusi untuk memperkuat tatanan dunia multipolar baru berdasarkan persaudaraan, inklusivitas, kerja sama dan saling menguntungkan, menghormati kedaulatan dan penentuan nasib sendiri rakyat," katanya.
Bolivia mengumumkan aspirasinya untuk bergabung dengan kelompok negara berkembang itu sejak Juni lalu, sebelum akhirnya diterima sebagai negara mitra.
8. Kuba
Sebelum resmi bergabung sebagai negara mitra BRICS, Direktur Jenderal Divisi Umum Urusan Bilateral Kementerian Luar Negeri Kuba, Carlos Pereira menerangkan, Kuba telah mengajukan permintaan resmi untuk dimasukkan ke dalam BRICS sebagai negara mitra dalam sebuah pesan kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin."Kuba telah mengajukan permintaan resmi untuk bergabung dengan BRICS sebagai negara mitra dalam sebuah surat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin yang merupakan ketua kelompok yang mengkonsolidasikan politik global dan harapan Global South sebagai pemain kunci," kata diplomat senior Kuba itu dalam sebuah pernyataan di X (dulunya Twitter).
Karena bobot politik, ekonomi, dan demografisnya, BRICS diyakini telah muncul sebagai aktor fundamental dari relevansi, otoritas, dan kepemimpinan yang berkembang dalam lanskap geopolitik global dan harapan nyata bagi negara-negara Selatan dalam jalur kompleks mereka untuk mencapai tatanan internasional yang lebih adil, lebih demokratis, adil, dan berkelanjutan.
Delegasi Kuba saat KTT BRICS menyatakan, penolakan keras terhadap setiap upaya untuk memaksakan apa yang disebut tatanan internasional "berbasis aturan", sebagai alternatif Hukum Internasional, yang norma dan prinsipnya mendasari hubungan internasional.
9. Kazakhstan
Sebelum KTT tepatnya pada Rabu (16/10/2024), Juru Bicara Kepresidenan Kazakhstan Berik Uali mengungkapkan penolakan bergabung dalam BRICS setelah menerima proposal.Lihat Juga :
tulis komentar anda