Dahsyat, Bisnis Katering Anjlok 70% Dihantam Corona
Selasa, 08 September 2020 - 19:01 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) Irwan Iden Gobel mengaku jika dampak pandemi Covid-19 telah membuat bisnis katering dari sisi penjualan anjlok hingga 70%.
"Di industri katering, dampaknya sangat tinggi. Bahkan bisa dikatakan industri kami sangat terpuruk. Untuk katering pernikahan, banyak pihak membatalkan order. Saya belum menghitung pasti, tapi kira-kira terjadi kehilangan (lost) 70% dari sales kami," kata Irwan di Jakarta, Selasa (8/9/2020).
(Baca Juga: Layani Katering, Resto Apung Binaan Pertagas Tetap Berkiprah di Tengah Pandemi)
Soal imbauan melakukan work from home (WFH), Iden dengan lugas mengatakan, bisnis katering tidak bisa demikian karena bersentuhan langsung dengan operasi dan pengiriman (operation and delivery). Menurut Iden, saat ini pemerintah perlu mendata kebutuhan global pangan dari berbagai sektor industri makanan. Yang paling cepat ialah jumlah barang yang tercukupi, mekanisme pembelian bahan di beberapa sektor, membantu menstabilkan harga barang, menjaga pasokan bahan fresh, seperti sayur dan buah.
"PPJI bisa memberikan bantuan makanan ke beberapa pihak yang kurang mampu bertahan, sehingga paling tidak menjaga kestabilan pangan pada saat ini,” tuturnya.
Ketua PPJI DPD DKI Jakarta Siti Djumiadini menambahkan, sebagai barometer ekonomi nasional, DKI Jakarta menjadi daerah yang paling parah terdampak wabah pandemi. "Kami juga terkena dampaknya karena usaha terhenti selama pandemi. Saat ini kami sudah menjalankan protokol kesehatan resepsi pernikahan," terangnya.
(Baca Juga: Sandiaga Uno: Pebisnis Dituntut Jeli Melihat Perubahan Besar Cara Berdagang)
Pihaknya kini telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Pemrov DKI Jakarta, juga industri-industri yang terlibat langsung pada pesta pernikahan.
Sementara itu, pemilik Nendia Primarasa Catering, Heru Pujihartono mengatakan, sejauh ini pihaknya menjadi salah satu perusahaan katering yang terdampak Covid-19. "Jika dikatakan ada dampaknya, jelas ada. Tapi kita berharap pemerintah kembali mengizinkan kita untuk beraktivitas kembali, agar bisa bangkit," ujarnya.
Sejauh ini Nendia Primarasa Catering sudah melakukan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran covid-19. "Kami sudah melakukan protokol kesehatn kepada seluruh yang terlibat di Nendia, dengan melakukan cek suhu, swab test, menggunakan masker dan face shield di setiap aktivitas tutup pria penyuka sepak bola ini," tandasnya.
"Di industri katering, dampaknya sangat tinggi. Bahkan bisa dikatakan industri kami sangat terpuruk. Untuk katering pernikahan, banyak pihak membatalkan order. Saya belum menghitung pasti, tapi kira-kira terjadi kehilangan (lost) 70% dari sales kami," kata Irwan di Jakarta, Selasa (8/9/2020).
(Baca Juga: Layani Katering, Resto Apung Binaan Pertagas Tetap Berkiprah di Tengah Pandemi)
Soal imbauan melakukan work from home (WFH), Iden dengan lugas mengatakan, bisnis katering tidak bisa demikian karena bersentuhan langsung dengan operasi dan pengiriman (operation and delivery). Menurut Iden, saat ini pemerintah perlu mendata kebutuhan global pangan dari berbagai sektor industri makanan. Yang paling cepat ialah jumlah barang yang tercukupi, mekanisme pembelian bahan di beberapa sektor, membantu menstabilkan harga barang, menjaga pasokan bahan fresh, seperti sayur dan buah.
"PPJI bisa memberikan bantuan makanan ke beberapa pihak yang kurang mampu bertahan, sehingga paling tidak menjaga kestabilan pangan pada saat ini,” tuturnya.
Ketua PPJI DPD DKI Jakarta Siti Djumiadini menambahkan, sebagai barometer ekonomi nasional, DKI Jakarta menjadi daerah yang paling parah terdampak wabah pandemi. "Kami juga terkena dampaknya karena usaha terhenti selama pandemi. Saat ini kami sudah menjalankan protokol kesehatan resepsi pernikahan," terangnya.
(Baca Juga: Sandiaga Uno: Pebisnis Dituntut Jeli Melihat Perubahan Besar Cara Berdagang)
Pihaknya kini telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Pemrov DKI Jakarta, juga industri-industri yang terlibat langsung pada pesta pernikahan.
Sementara itu, pemilik Nendia Primarasa Catering, Heru Pujihartono mengatakan, sejauh ini pihaknya menjadi salah satu perusahaan katering yang terdampak Covid-19. "Jika dikatakan ada dampaknya, jelas ada. Tapi kita berharap pemerintah kembali mengizinkan kita untuk beraktivitas kembali, agar bisa bangkit," ujarnya.
Sejauh ini Nendia Primarasa Catering sudah melakukan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran covid-19. "Kami sudah melakukan protokol kesehatn kepada seluruh yang terlibat di Nendia, dengan melakukan cek suhu, swab test, menggunakan masker dan face shield di setiap aktivitas tutup pria penyuka sepak bola ini," tandasnya.
(fai)
tulis komentar anda