Adaptasi Kilat ala Restoran
Senin, 21 September 2020 - 06:14 WIB
“Apalagi ada penerapan PSBB sehingga ada pembatasan 50% kapasitas duduk bagi pengunjung dan pembatasan jam operasional,” katanya.
Dia menambahkan, sejauh ini perusahaan berupaya tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan sembari tetap mengembangkan strategi pemasaran dan penjualan produk dengan mengikuti aturan protokol kesehatan. Strategi tersebut termasuk membuat gerai ‘dadakan’ di pinggir jalan serta program lainnya seperti aneka promo.
Kurniadi menilai, perusahannya mempertimbangkan faktor biaya yang harus dikeluarkan secara keseluruhan seperti gaji karyawan, sewa lokasi, operasional gerai, dan lainnya. Menurutnya, beberapa restoran skala kecil maupun besar juga menerapkan langkah serupa sebagai bentuk pemasaran dan penjualan produk dengan lebih mendekatkan diri kepada konsumen. (Baca juga: 5 Zodiak Ini Begitu Mudah tertipu oleh Cinta)
Pengamat kulinerGupta Sitorus yang juga editor majalah Kenduri menilai, para pelaku usaha F&B perlu memikirkan kembali strategi bisnis termasuk meninjau uang sistem pengadaan sehingga produk produk mereka lebih terjangkau dan atraktif buat konsumen.
“Ini termasuk merasionalisasi rangkaian produk atau menu menjadi lebih ringkas. Supaya tidak menambah beban inventori,” katanya.
Di sisi lain, ujar di, pelaku usaha juga didorong untuk optimalisasi distribution kanal penjualan ke e-commerce dan online. Ini berarti pelaku sektor F&B harus berinovasi dengan membuat produk yang ramah delivery.
Tren Restoran 2012
Pakar marketing dari Inventure Yuswohady mengatakan, para pengelola usaha restoran harus benar-benar mempersiapkan diri menghadapi era baru yakni Era Next Normal. Era ini disebutnya sebagai kelanjutan era kehidupan setelah new normal, dan old normal sebelum adanya pandemi Covid-19.
Dia menyebutkan, keberadaan vaksin Covid yang diperkirakan baru mulai diproduksi Januari tahun depan menjadi titik balik ekonomi kembali menggeliat. Namun, perlu disadari bahwa situasi tidak akan pernah kembali normal mengingat pandemi telah mengubah perilaku konsumen secara ekstrim.
“2021 harus menjadi tahun kebangkitan. Apalagi bisnis sektor industri restoran dan F&B dinilai paling cepat bangkit di tengah kelesuan bisnis akibat pandemi Covid-19,” kata Yuswohady saat menyampaikan Resto Industry Outlook 2021, di Jakarta pekan lalu. (Baca juga: Koeman Sarankan Puig Segera Tinggalkan Barcelona)
Dia menambahkan, sejauh ini perusahaan berupaya tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan sembari tetap mengembangkan strategi pemasaran dan penjualan produk dengan mengikuti aturan protokol kesehatan. Strategi tersebut termasuk membuat gerai ‘dadakan’ di pinggir jalan serta program lainnya seperti aneka promo.
Kurniadi menilai, perusahannya mempertimbangkan faktor biaya yang harus dikeluarkan secara keseluruhan seperti gaji karyawan, sewa lokasi, operasional gerai, dan lainnya. Menurutnya, beberapa restoran skala kecil maupun besar juga menerapkan langkah serupa sebagai bentuk pemasaran dan penjualan produk dengan lebih mendekatkan diri kepada konsumen. (Baca juga: 5 Zodiak Ini Begitu Mudah tertipu oleh Cinta)
Pengamat kulinerGupta Sitorus yang juga editor majalah Kenduri menilai, para pelaku usaha F&B perlu memikirkan kembali strategi bisnis termasuk meninjau uang sistem pengadaan sehingga produk produk mereka lebih terjangkau dan atraktif buat konsumen.
“Ini termasuk merasionalisasi rangkaian produk atau menu menjadi lebih ringkas. Supaya tidak menambah beban inventori,” katanya.
Di sisi lain, ujar di, pelaku usaha juga didorong untuk optimalisasi distribution kanal penjualan ke e-commerce dan online. Ini berarti pelaku sektor F&B harus berinovasi dengan membuat produk yang ramah delivery.
Tren Restoran 2012
Pakar marketing dari Inventure Yuswohady mengatakan, para pengelola usaha restoran harus benar-benar mempersiapkan diri menghadapi era baru yakni Era Next Normal. Era ini disebutnya sebagai kelanjutan era kehidupan setelah new normal, dan old normal sebelum adanya pandemi Covid-19.
Dia menyebutkan, keberadaan vaksin Covid yang diperkirakan baru mulai diproduksi Januari tahun depan menjadi titik balik ekonomi kembali menggeliat. Namun, perlu disadari bahwa situasi tidak akan pernah kembali normal mengingat pandemi telah mengubah perilaku konsumen secara ekstrim.
“2021 harus menjadi tahun kebangkitan. Apalagi bisnis sektor industri restoran dan F&B dinilai paling cepat bangkit di tengah kelesuan bisnis akibat pandemi Covid-19,” kata Yuswohady saat menyampaikan Resto Industry Outlook 2021, di Jakarta pekan lalu. (Baca juga: Koeman Sarankan Puig Segera Tinggalkan Barcelona)
Lihat Juga :
tulis komentar anda