Pantas Investor Sepi, Rupanya ini Biang Keladinya...

Senin, 19 Oktober 2020 - 06:00 WIB
Ini terbukti dengan rilis yang disampaikan oleh Lembaga Konsultan dan Riset TMF Group, Jumat (16/10) pekan lalu. Global Business Complexity Index periode 2020 negara kita menurut TMF menduduki urutan pertama. Artinya kemudahan berusaha di Indonesia paling rumit dibandingkan negara lain.

Indonesia menempati peringkat pertama mengalahkan Brasil, Argentina, Bolivia, Yunani, China, Nicaragua, Kolombia, Malaysia, dan Ekuador. Mengutip laporan tersebut hal ini karena undang-undang yang ada di Indonesia. "Peraturan ini dianggap kuno oleh investor asing dan tetap menjadi penghalang utama investasi di Indonesia," tulis laporan tersebut.

TMF juga menyoroti UU Ketenagakerjaan di Indonesia yang masih melindungi tenaga kerja dari eksploitasi sehingga sulit untuk perusahaan mengambil tindakan tegas terhadap pegawai yang berkinerja buruk.

Selain itu, daftar negatif investasi yang saat ini membatasi persentase kepemilikan asing di masing-masing industri juga jadi salah satu masalah utama yang menghambat bisnis di Indonesia.

Tim TMF Group Indonesia Alvin Christian menyatakan sesungguhnya Indonesia saat ini merupakan tempat yang menarik dan menguntungkan untuk pasar. "Dengan adanya peraturan yang memberi kemudahan berbisnis ini akan menjadi lebih menarik," jelas dia. Indeks ini menilai kompleksitas bisnis di 77 negara di dunia.

Ada pun negara-negara yang dinilai paling ramah bagi investor, menurut TMF, antara lain, Amerika Serikat, Jamaica, Denmark, British Virgin Island, Belanda, El Salvador dan Irlandia.

Pemerintah di negara-negara yang paling disukai pelaku bisnis, menurut TMF, pada umumnya berupaya terbuka dengan investor asing agar roda perekonomian bergerak. Kadang pemerintah juga memberikan insentif untuk para calon investor. Selain itu juga dibutuhkan lingkungan yang bersahabat dengan investasi asing.

Apa yang disampaikan TMF sejalan dengan pemeringkatan yang disusun oleh World Economic Forum (WEF) 2019. Regulasi investasi yang rumit menempatkan Indonesia di peringkat 45 dari 50 untuk daya saing global. Skor Indonesia menurut laporan itu 64,6, turun tipis 0,3 dari tahun sebelumnya.

Regulasi rumit tercermin dari tumpang tindihnya aturan di kementerian/lembaga. Sebaliknya para tetangga kita, seperti Thailand dan Malaysia makin agresif menawarkan berbagai kemudahan.

Tentu saja data itu layak disesali. Apalagi WEF mengakui kekuatan Indonesia ada di pasarnya yang mendapat nilai 82,4 dan stabilitas ekonomi (90). Semangat budaya bisnis Indonesia juga mendapat apresiasi WEF dengan memberi skor 69,6 dan sistem keuangan yang stabil mencapai nilai 64. Kemudian, adopsi teknologi tinggi mencapai skor 55,4, mengingat pembangunan dan kualitas aksesnya masih relatif rendah. Sedangkan, terkait kapasitas inovasi Indonesia, WEF menilai sudah bertumbuh meski masih terbatas dengan skor 37,7.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More